NTT Alami Inflasi 2,70 Persen pada Januari

  • Bagikan
IST. SUASANA. Suasana Kegiatan High Level Meeting yang dipimpin oleh Penjabat Gubernur NTT, Rabu (21/2)

Lebih Tinggi Dibanding Nasional 2,57 Persen

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Dalam rangka memperkuat koordinasi dan kolaborasi setiap pemangku kepentingan dan stakeholders dalam upaya pengendalian inflasi daerah, serta sebagai upaya meningkatkan kerja sama antar kabupaten/kota untuk memperkuat pemenuhan kebutuhan logistik dalam pengendalian inflasi, maka Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake memimpin acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT bertempat di Ruang Rapat Gubernur NTT, Rabu (21/2).

Ayodhia mengatakan, berdasarkan data dari BPS Provinsi NTT terkait perkembangan inflasi di NTT per Januari 2024 year on year (YoY) sebesar 2,70 persen, berada dalam target rentang sasaran dan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angka inflasi nasional YoY 2,57 persen.

Lanjutnya, sejak Januari 2024 perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) terhadap 5 kabupaten/kota di NTT yaitu Kota Kupang, Maumere, Waingapu (yang mencerminkan Inflasi urban perkotaan) dan tambahan Kabupaten Ngada dan Kabupaten TTS (yang mencerminkan inflasi Urban dan juga inflasi Rural).

Dimana, Kota Kupang 1,86 persen, Maumere 3,57 persen, Waingapu 3,57 persen, Kab. Ngada 2,65 persen, dan Kab. TTS sebesar 4,50 persen.

Ayodhia pun juga menitikberatkan pada beberapa hal, diantaranya stok beras yang dipastikan tercukupi, kerja sama kabupaten/kota untuk pemenuhan kebutuhan logistik, rutinitas pemantauan kestabilan harga barang di pasar serta kampanye gerakan menanam.

"Terkait dengan stok beras kita pastikan aman. Kemarin kita sudah cek ke Gudang Bulog itu dipastikan stok beras siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga idul fitri," kata Ayodhia.

"Kemudian, pentingnya membangun kerja sama antar kota/kabupaten untuk penyediaan kebutuhan pangan. Bila stok pangan atau komoditi yang tersedia cukup atau lebih di sebuah kabupaten maka dapat disuplai untuk pemenuhan stok oleh kabupaten tetangga. Hal ini untuk menghemat ongkos pengiriman logistik dari luar provinsi," tambahnya.

Ayodhia berpesan kepada Bupati dan Wali Kota dan pihak yang memiliki tanggung jawab terkait inflasi, agar harus sering memantau kestabilan harga barang di pasar dan mengecek ketersediaan stok pangan.

"Adapun juga kita perlu perkuat gerakan menanam misalnya menanam cabai di setiap rumah tangga. Ini juga dapat membantu pengendalian inflasi sesuai arahan Mendagri," jelas Ayodhia. (cr1/thi)

  • Bagikan