Bidan Jadi Garda Terdepan Berantas Stunting

  • Bagikan
EFRENDI NABEN/TIMEX PEMAPARAN. Suasana pemaparan program edukasi dan intervensi stunting dalam 1.000 pertama kehidupan di Aula Eltari Kupang, Kamis (7/3)

Program Edukasi Stunting Ciptakan Harapan Baru bagi Kesehatan Anak Indonesia

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Kerja sama antara Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) membuahkan hasil melalui program edukasi dan intervensi stunting dalam 1.000 pertama kehidupan. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Eltari Kota Kupang, Kamis (7/3). Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia, Ade Jubaedah mengungkapkan tentang pentingnya dukungan dan kompetensi dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan standar profesi yang diberikan melalui EMS 3 tahun 2020, bidan menjadi garda pertama dalam upaya prevensi stunting.

"Hal ini diapresiasi oleh para stakeholder, termasuk pejabat gubernur dan kepala BKKBN, yang turut serta dalam konferensi Provinsi Nusa Tenggara Timur, " ujar Ade.

Pada kesempatan tersebut, Jubaedah menyoroti peran bidan dalam mengawal kesehatan ibu, khususnya di Indonesia. Angka kematian ibu di Indonesia mengalami penurunan dari 305/100 ribu kelahiran pada 2015 menjadi 89/100 ribu kelahiran saat ini.

"Meskipun telah menunjukkan perbaikan, target untuk tahun 2030 adalah mencapai 70/100 ribu kelahiran, menuntut upaya strategis dalam pencegahan penyebab kematian ibu, seperti eklamsi, perdarahan, dan infeksi," tandasnya.

Selanjutnya, Kepala BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru juga mengumumkan rencana penelitian di empat provinsi untuk mengukur dampak Program Edukasi dan Intervensi Stunting. Dirinya berharap agar penelitian ini akan memberikan pandangan yang lebih jelas terkait efektivitas program dalam meningkatkan pendidikan dan mengurangi angka stunting.

Dalam konteks penanganan stunting, kata Marianus, perlu ditekankan bahwa pendidikan masyarakat, terutama ibu-ibu, memegang peranan penting. Oleh karena itu, upaya edukasi tidak hanya berfokus pada para bidan, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung program ini.

"Saya pikir perlu melibatkan masyarakat, dalam hal ini calon pasangan pra nikah, suami-istri dan terkhusus ibu hamil dan menyusui sehingga mereka paham apa yang harus dikonsumsi saat hamil dan lain sebagainya," ungkupnya.

Upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan perubahan positif di sektor kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Melalui implementasi Program Edukasi dan Intervensi Stunting, diharapkan bahwa angka stunting di Indonesia dapat terus menurun, menciptakan generasi muda yang lebih sehat dan berkualitas.

Kolaborasi antara KKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Ikatan Bidan Indonesia menjadi contoh sinergi yang berhasil dalam mencapai tujuan kesehatan nasional. Upaya ini menjadi perwujudan nyata komitmen bersama untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat. (cr3/gat)

  • Bagikan