Sikapi Video Viral Siswa Merokok di Kelas, Kepala SMAN 8: Ini Era yang Harus Dilalui

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Viralnya sebuah video beberapa siswa terlihat merokok dan menenggak minuman diduga mengandung alkohol telah mencoreng nama baik sekolah asal para siswa itu, baik SMKN 2 Kupang dan SMAN 8 Kupang.

Para siswa/siswi yang masih duduk di bangku pendidikan kelas X itu tampak mengonsumsi minuman keras (miras) sambil merokok di ruang belajar SMKN 2 Kupang, pada Selasa (11/1) lalu. Dan tindakan ini sudah diakui para kepala sekolah. Pihak sekolah sangat menyayangkan perbuatan para siswanya itu.

“Atas kejadian tersebut, para siswa dijatuhi hukuman berupa pembinaan baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga (rumah),” kata Kepala SMAN 8 Kupang, Haris Akbar, ketika ditemui TIMEX di ruang kerjanya, Sabtu (15/1).

Sebagai pimpinan, Haris mengakui perbuatan siswanya itu dan menyampaikan permohonan maaf atas aksi tak terpuji anak didiknya itu. “Ini aksi mencemarkan nama baik sekolah, jadi atas nama pimpinan saya sampaikan permohonan maaf,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ada Video Viral Siswa-Siswi Merokok dan Miras di Kelas, Ini Penjelasan Kepala SMKN 2 Kupang

Haris menyebutkan, kejadian tersebut terjadi pada jam pelajaran. Padahal sebenarnya siswanya itu saat kejadian mereka harus berada di lingkungan sekolah dam mengikuti kegiatan belajar mengajar. “Kami mendeteksi ternyata mereka tidak masuk sekolah lalu saling mengajak dan berkumpul bersama-sama di sekolah lain,” bebernya.

Secara kelembagaan, kata Haris, pihakya telah mengambil tindakan-tindakan dan pembinaan bersama orangtuanya. Karena pembinaan ini tidak saja dilakukan oleh guru namun juga keluarga dengan harapan bisa merubah karakter dan kebiasan buruk siswa ini.

“Tindakan mereka ini ada yang mengatakan buruk, tapi menurut saya ini adalah era yang mesti dilalui. Sebagai pendidik, kita memilik tugas untuk mendidik sehingga mereka bisa mengetahui jati diri mereka seperti apa,” sebutnya.

Haris menyebutkan, kedua siswa yang terlibat tersebut terpantau perilaku di sekolah memiliki karakter yang sama seperti teman-teman lainnya. “Jika pembinaan ini diberikan namun terulang kembali maka ada konsekuensi yang harus mereka terima,” cetusnya.

Haris Akbar menyebut, sebagai pendidik tentu memiliki strategi didikan dengan mengelompokan anak-anak bermasalah untuk dibina. “Harapan kami ada perubahan perilaku dan kebiasaannya. Itu tugas kami untuk merubah sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik,” tutupnya. (*)

PENULIS: INTHO HERISON TIHU

  • Bagikan

Exit mobile version