Luar Biasa, Generasi Milenial SMK Kementan Ciptakan Biogas dari Alat Sederhana

  • Bagikan

KUPANG-Sebagian besar penduduk Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian dan peternakan untuk menggerakkan roda perekonomian. Tanpa disadari, produk-produk pertanian dan peternakan tersebut menghasilkan hasil sampingan yang belum banyak mendapatkan perhatian, bahkan dianggap sebagai sampah yang tidak dimanfaatkan.

Pada umumnya, limbah tersebut dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Padahal, dari limbah pertanian dan peternakan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, yaitu biomassa. Sumber-sumber energi biomassa berasal dari bahan organik. Apabila biomassa tersebut dimanfaatkan untuk menghasilkan energi, maka energi tersebut disebut dengan bioenergi. Salah satu bentuk bioenergi adalah biogas.

Salah satu upaya pemanfaatan limbah peternakan adalah dengan memanfaatkannya untuk menghasilkan bahan bakar dengan menggunakan teknologi biogas. Teknologi biogas memberikan peluang bagi masyarakat pedesaan yang memiliki usaha peternakan, baik individual maupun kelompok, untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari secara mandiri.

Potensi biogas di Indonesia cukup melimpah, mengingat peternakan merupakan salah satu kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat pertanian. Hampir semua petani memiliki ternak antara lain sapi, kambing, dan ayam.

Pemanfaatan limbah ini membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan tidak ada matinya. Bahkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berulang kali menegaskan bahwa sektor pertanian itu hal yang menjanjikan, hal yang menguntungkan sepanjang tahun.

“Jika dikelola dengan baik, apa yang bisa diproduksi selama 20 hari, lima bulan, hingga tahunan itu hanya pertanian,” tegas Mentan SYL.

Siswa-siswi SMK PP Negeri Kupang membuat alat biogas. (FOTO: Dok. SMK PP Neg. Kupang)

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengaku optimistis, pendidikan vokasi Kementan dapat mencetak petani milenial yang berdaya saing tinggi, berkompetensi, dan jeli melihat potensi pasar.

Dedi menambahkan, Kementan berharap terlahirnya alumni berkualitas dan bisa beradaptasi bahkan hingga membuka lapangan pekerjaan bagi petani milenial lain.

Peluang inilah yang mendasari SMKPP Negeri Kupang menjadikan pembuatan biogas sebagai salah satu mata pelajaran di jurusan peternakan. Dengan memanfaatkan barang bekas seperti drum dan pralon serta limbah ternak, siswa/siswi SMKN Kupang mampu mengubah limbah ternak menjadi sumber gas alternatif.

Yusuf Mozes, S.Pt, guru bidang studi peternakan menjelaskan bahwa proses pembuatan alat itu memakan waktu satu hari dengan ukuran 100 liter drum bekas dengan limbah ternak. Hasilnya
bisa digunakan untuk memasak selama 15 menit.

“Pembuatan alat sederhana ini bisa dibuat secara masif dan dijual ke masyarakat. Proses pembuatannya, drum dan pralon disusun sebagai alat biogas dengan mengendapkan limbah ternak selama 7 hari baru bisa dipakai. Untuk menghindari kebocoran dengan memperkuat perekatan menggunakan lem,” jelasnya. (*/aln)

  • Bagikan

Exit mobile version