Sopir Expedisi Meninggal dalam Kapal KM Niki Sae

  • Bagikan

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Seorang sopir mobil expredisi KM Trans bernama Alfonsius Aeng, beralamat di Mbaumuku, RT 009/RW 004, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai meninggal dalam Kapal Niki Sae Frist Line rute Surabaya – Labuan Bajo.

Pihak Polres Mabar yang dikonfirmasi TIMEX, Jumat (18/2) membenarkan informasi tersebut. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi ke aparat kepolisian, menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi sekira pukul 21.30 Wita.

Informasi kematian sopir ekspedisi itu kemudian diteruskan warga ke Intelkam Polres Manggarai Barat (Mabar). Aparat Polres Mabar kemudian bergerak menuju Terminal Multi Purpose Labuan Bajo, Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Mabar. Pihak aparat kemudian mengevakuasi sang sopir yang meninggal ini ke RSUD Pratama Komodo menggunakan ambulance milik RSUD Komodo.

Kondektur KM. Trans, Leonardus Mujur menyebutkan, pada Rabu, 16 Februari 2022, sekira pukul 20.00 WIB, almarhum Alfonsus Aeng dan dirinya berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Pelabuhan Multi Purpose Labuan Bajo menggunakan mobil ekpedisi roda enam dengan nomor polisi L 9046 BH.

Sebelum berangkat, almarhum Alfonsus sempat makan pagi bersama, dan Leonardus melihat kondisi sang sopor tampak sehat dan tidak ada tanda-tanda atau gejala sakit. “Pukul 11.30 Wita, almarhum dan saya makan siang bersama dan sempat karaoke bersama dengan kawan sopir lainnya di ruangan khusus para sopir Exspedisi di atas kapal KM. Niki Sae. Setelah itu, almarhum merasa tidak enak badan. Ia mengaku kurang sehat dan menggigil sambil menyuruh saya untuk menghubungi pihak medis dan meminta obat,” terang Leonardus.

Sekitar pukul 15.00 Wita, Leonardus kembali mengahampiri almarhum untuk menyuruh makan namun pada saat di bangunkan almarhum sudah tidak sadarkan diri. “Pada saat itu saya langsung berteriak meminta tolong kepada teman-teman sopir lainnya guna membantu saya,” kata Leonardus.

Sementara itu, adik almarhum, yakni Marselinus Sanam, 33, warga Kampung Noa, Desa Golo Ndaol, Kecamatan Mbeliling, Mabar mengaku kaget mendengar kabar duka itu. Menurut Marselinus, selama ini almarhum tidak mempunyai riwayat penyakit.

Meski demikian, kata Marselinus, keluarga menerima dengan ikhlas atas kepergian almarhum. “Rencananya, jenazah almarhum akan dibawa ke Kampung Noa untuk disemayamkan sambil menunggu administarasi,” ujarnya.

Perwakilan managemen KM. Niki Sae, Ibu Fitry menyebutkan perusahan akan bertanggung jawab secara administasi pembiayaan rumah sakit dan transportasi mobil jenazah untuk di antar ke kampung halamannya. Terkait tuntutan keluarga kedepannya nanti akan komunikasikan setelah almarhum di antar ke rumah duka. “Kita komunikasikan bersama setelah almahrum di antar ke rumah duka di Kampung Noa,” jelasnya. (Krf7)

  • Bagikan