Uskup Dominikus Minta Anggota CU Kasih Sejahtera Harus Produktif

  • Bagikan

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr meminta kepada seluruh anggota Credit Union (CU) Kasih Sejahtera harus produktif dalam memanfaatkan keanggotaannya di koperasi tersebut.

Permintaan tersebut disampaikan saat kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) CUKS tahun buku 2021 di aula CU Atambua, Kamis (17/2).

Uskup Dominikus mengatakan sejak dulu telah disampaikan bahwa kalau CU sama dengan koperasi binaan pemerintah yang setiap tahun disuntik anggaran, maka tidak ada keunggulan apa-apa, apalagi perbedaan.

“Kalau anggota CU tidak produktif maka gabung saja dengan koperasi binaan pemerintah supaya disuntik dana dan disuntik sampai mati sekalian. Kalau kerja tanpa pemberdayaan anggota,” tegasnya.

Untuk itu, Uskup Dominikus meminta managemen CU Kasih Sejahtera Atambua agar bekerja memanfaatkan kelompok basis (Kompas) untuk memacu lembaga tersebut lebih tumbuh ke depan.

Karena seluruh anggota CU menyimpan uangnya tanpa pernah berpikir untuk menjadi pengusaha, dan ini tantangan sulit.

“Anggota jangan datang menyimpan uang di CU lalu kembali ke rumah untuk tidur. Sebab itu sama dengan praktik bank dan anggota akan berpikir uangnya akan berbunga. Padahal sistem CU tidak seperti itu (Bank, Red),” jelasnya.

Dalam menunjang produktivitas dari anggota CU, Uskup Dominikus juga meminta agar badan pengurus dan pengawas CU Kasih Sejahtera Atambua dalam waktu tiga tahun mendatang atau tahun 2025 tidak boleh ada unsur pastor.

Selain itu, anggota CU tidak boleh pinjam untuk kumpul keluarga dan Hela Keta. Sebab itu adalah budaya konsumtif dan tidak ada pemberdayaan ekonomi anggota. Pihaknya juga mempersilahkan orang-orang hebat di CU Kasih Sejahtera Atambua supaya jadi pengurus dan pengawas agar mengembangkan bisnis CU untuk lebih maju.

“Selaku Uskup, saya mengharapkan pengurus dan pengawas CU Kasih Sejahtera Atambua itu ranahnya kaum awam supaya makin lama makin maju. Sebab hingga sekarang pengurus dan pengawas masih para imam. Padahal mengurus CU dan ekonomi itu harusnya ranah kaum awam,” tukasnya.

Sementara GM CU Kasih Sejahtera Atambua, Damianus Bau Lema, mengatakan, situasi sulit pandemi Covid-19 berpengaruh besar terhadap usaha anggota CU. Di tengah kesulitan itu, CU mampu mencapai target yang dicanangkan pada 2020.

“Sebab dari total 15 indikator yang dianalisa, CU Kasih Sejahtera Atambua mampu mencapai 8 indikator ideal dan 7 indikator lainnya tidak ideal”, jelas Damianus.

Walau kesulitan karena pandemi, tetapi CU mencatat laba bersih Rp 1,64 miliar dan mengalami penurunan dibanding tahun 2020 lalu. Tetapi secara umum melampaui target yang dicanangkan yakni Rp 1,2 miliar.

Mengenai larangan Uskup Atambua terkait pengurus dan pengawas CU tidak boleh dari kalangan imam, Damianus katakan, selaku GM itu tantangan tersulit. Karena sejak CU berdiri, ada kesepakatan tidak tertulis bahwa harus menjadikan imam sebagai ketua dan pengawas. Sebab kalau imam yang terpilih maka konflik kepentingan pasti kecil dibanding awam,” jelas Damianus.

Tetapi sudah ada larangan Uskup supaya tidak boleh pengurus dan pengawas dari kalangan imam, maka CU sudah menyiapkan juga pengurus awam sejak empat tahun lalu. Pengurus awam itu akan diambil dari komite yang aktif di kantor pelayanan masing-masing dan tiap kantor ada empat orang komite. Mereka ini yang dipersiapkan sebagai kader pengurus masa depan CU dan pasti tidak ada kesulitan.

“Hanya apakah calon yang ada akan memenuhi harapan banyak orang. Selaku GM CU Atambua bersama anggota akan terus berjuang,” tutupnya. (mg26)

  • Bagikan