ENDE, TIMXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Menyongsong peringatan Hari Lahir (Harlah) Pancasila pada 1 Juni 2022 nanti,, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende menggelar sebuah acara yang menarik perhatian publik, yakni Parade Kebangsaan.
Menariknya, Parade Kebangsaan ini dilangsungkan di laut maupun di darat, Sabtu (28/5). Acara itu diawali dengan Parade Laut dengan mengambil titik start di Pulau Ende menuju Pelabuhan Bung Karno. Hal ini untuk menggambarkan kedatangan Bung Karno saat diasingkan ke Ende selama empat tahun, yakni pada 1934 hingga 1938.
Ratusan kapal nelayan membuka kegiatan mengenang kedatangan Bung Karno dengan melakukan Parade Laut tersebut dari Pulau Ende. Pada malam sebelumnya, Jumat (27/5), dilakukan doa dan zikir Pancasila bersama di Kecamatan Pulau Ende. Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Ende, Erikos Emanuel Rede.
Sebagaimana terpantau TIMEX, di Pelabuhan Bung Karno, ratusan kapal nelayan yang tiba dari Pulau Ende menghiasi badan kapal dengan pernak-pernik dan asesori warna-warni. Suasana ini begitu meriah. Terlihat juga, bendera merah putih baik ukuran besar maupun kecil menghiasi kapal nelayan. Selain itu, suara toa dari atas kapal terdengar jelas memutar lagu- lagu Nasional terutama lagu Garuda Pancasila. Sementara speed boat milik Polair mengawal parade tersebut.
Wakil Bupati Ende, Erikos Emanuel Rede memimpin langsung Parade tersebut.Turut serta perwakilan dari Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP).
Dalam Parade laut, peserta membawa plakat burung Garuda dan penampilan talent Soekarno dan Ibu Inggit Ganarsih. Hal ini melambangkan kehidupan bersama Soekarno dan Ibu Inggit saat diasingkan di Kota Ende.
Setelah tiba di pelabuhan Bung Karno, rombongan diarahkan untuk naik ke KRI Teluk Banteng dan dilakukan upacara seremoni penyambutan dan pembacaam narasi kedatangan Bung Karno dan sapaan adat.
Di pelabuhan Bung Karno, sebagai titik awal parade darat, diisambut tarian dari sanggar SMK St.Vinsensius Ndona. Disini juga dilakukan pembacaan narasi memorabilia tentang kedatangan Bung Karno kemudian sapaan adat selanjutnya diiringi Marching Band SMPK Frateran Ndao bergerak melakukan parade darat.
Dari pelabuhan Bung Karno, peserta menuju Kantor Polisi Militer diiringi Marching Band SMPK Ndao. Disini Bung Karno saat kedatangan melapor diri kepadaTentara Belanda. Kesempatan ini juga dibacakan narasi memorabilia.
Dari POM Militer menuju rumah pengasingan dan disambut oleh tarian adat Timor dan Alor dan sapaan adat dalam bahasa daerah Ende Lio.
Setelah itu menuju serambi Soekarno, dengan skenario ketika Bung Karno bertemu para Imam Katolik dan melakukan diskusi.
Makam ibu Amsi, mertua Bung Karno selanjutnya yang merupakan titik terakhir. Ditempat ini, dilakukan doa dan pembacaan Yasin, dan selanjutnya menuju taman renungan Bung Karno, tetap dengan penampilan Marching Band SMP Margot.
Di Taman Permenungan Bung Karno dilakukan pentahtaan burung Garuda di pohon Sukun dan dipentaskan teater dari para mahasiswa Universitas Flores yang menggabarkan kedekatan Bung Karno dengan para Imam Katolik.
Bupati Ende, Djafar Achmad mengaku bangga karena Ende menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Apalagi sebut dia, di Ende Bung Karno menemukan butir-butir Pancasila. "Tugas kita terus junjung nilai Pancasila dalam kehidupan harian kita. Selain itu, semangat Pancasila terus membumi sampai kapanpun," tegasnya.
Bupati Djafar mengatakan, Ende merupakan titik penting sejarah bangsa karena Pancasila dapat mempersatuakan keberagaman. Karena itu, Pancasila bukan saja cermin masa lampau tapi juga cermin masa depan bangsa. (Kr7)
Editor: Marthen Bana