Selasa, Jenazah Sekda NTT Diberangkatkan Ke Sumba Timur

  • Bagikan
REMBUG KELUARGA. Keluarga besar asal Sumba melakukan rapat mendiskusikan pemulangan jenazah almarhum Domu Warandoy, Sekda NTT ke kampung halamannya Tatung, Desa Heikatapu, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur di Rujab Sekda NTT, Minggu (2/10). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Jenazah Sekretaris Daerah (Sekda) NTT, Domu Warandoy yang meninggal akibat kecelakaan di Jalan Frans Seda, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, tepatnya di tikungan Hotel Debitos, Minggu (2/10) dinihari, sekitar pukul 01.05 Wita, sesuai rencana akan dimakamkan di kampung halamannya di Tatung, Desa Heikatapu, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.

Pemberangkatan jenazah mantan Sekda Sumba Timur ini menggunakan pesawat carteran melalui Bandara Internasional El Tari Kupang-Bandar Udara Umbu Mehang Kunda pada Selasa (4/10), pukul 06:00 Wita.

Kepastian keberangkatan tersebut disampaikan perwakilan keluarga, Refafi Gah usai menggelar pertemuan keluarga di rumah jabatan (Rujab) Sekda NTT, Minggu (2/10).

Refafi mengatakan, informasi mengenai pemakaman belum bisa dipastikan karena keluarga besar di Sumba Timur masih berembug, sedangkan keluarga di Kota Kupang bisa melayat sebelum diberangkatkan.

"Pak Gubernur (Viktor Bungtilu Laiskodat, Red) tadi sampaikan ke saya, bahwa beliau akan tanggung pesawatnya. Keluarga Sumba bisa melayat hari ini dan besok karena upacara kedinasan pada Selasa (4/10) nanti," ujarnya.

Dikatakan, pihak keluarga tidak menyangka terjadi peristiwa duka itu. "Sebelumnya kami sempat sama-sama di Batuplat karena ada acara adat pada tanggal 7 Oktober, jadi kita rencana berangkat tanggal 5 tapi ternyata Tuhan berkehendak lain," kata Refafi.

Refafi menyebut, almarhum sempat ke kantor pada Sabtu (1/10), lalu sekira pukul 20:00 Wita, meninggalkan kantor gubernur menuju Jalan Kemuning bertemu kerabatnya. Jelang pukul 01.00 Wita, almarhum Domu Warandoy pamit dan hendak kembali ke rumah jabatan Sekda NTT di Jalan Kartini, Kelurahan Kelapa Lima.

Refafi menyebutkan, pihak keluarga menerima peristiwa kecelakaan itu secara ikhlas dan menolak untuk diotopsi karena keluarga sudah melihat dan menyaksikan evakuasi kecelakaan di TKP.

"Dokter sempat menjelaskan kepada kami bahwa almarhum sempat menggigit lidahnya sehingga diduga adanya serangan jantuk tetapi untuk pastikan itu harus otopsi, tapi kami menolak untuk itu," ungkapnya.

Refafi juga menyebut, Domu Warandoy adalah sosok seorang kepala keluarga yang selalu menjaga keseimbangan dan netralitas dalam keluarga. Pergaulannya juga tidak memandang siapa dan latar belakang.

"Ketokohannya sangat luar biasa. Ia selalu mendidik dan mengayomi keluarga. Semuanya meyakini, Domu Warandoy merupakan putra terbaik asal Sumba Timur," katanya.

Jenazah almarhum Domu Warandoy saat ini disemayamkan di rumah jabatan (Rujab) Sekda NTT, Jl. R.A. Kartini, Kelurahan Kelapa Lima, Kota Kupang. Anak kandung almarhum juga sudah tiba dari Malang.

Dikatakan almarhum setelah tiba di Sumba Timur diarak keluarga melalui jalan darat ke kampung halamannya Tatung, Desa Heikatapu, Kecamatan Rindi, Sumba Timur untuk dimakamkan. (r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan