Klinik Utama Jiwa DMH Gelar Pameran Lukisan Hasil Karya Pasien

  • Bagikan
LUKISAN. Tampak sejumlah lukisan hasil karya pasien Klinik Utama Jiwa DMH yang dipamerkan di Aula Klinik Utama Jiwa DMH, Senin (10/7). (FOTO: IMRAN LIARIAN/TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Klinik Utama Jiwa Dewanta Mental Healthcare (DMH) dibawa PT. Dedari Dewanta Kupang akan menginjak usia ke-4 Tahun. Tepat pada tanggal 16 Juli 2023 adalah hari spesial bagi keluarga besar Klinik Utama Jiwa DMH.

Menjelang puncak perayaan HUT ke-4 tersebut, ada beberapa rangkaian kegiatan yang digelar. Salah satunya adalah pameran lukisan.

Karya nyata ini dihasilkan oleh pasien Klinik Utama Jiwa DMH yang mengalami gangguan jiwa dan telah sembuh. Total lukisan yang di pameran sebanyak 28 lukisan.

Ada yang menggambarkan pemandangan danau, taman, jalan dan lainnya yang sangat kreatif itu dihasilkan di Aula Klinik Utama Jiwa DMH, Senin (10/7). 

Pimpinan PT. Dedari Dewanta Kupang, dr. Dewa Putu Sahadewa, menjelaskan bahwa selama empat tahun Klinik Utama Jiwa DMH melayani masyarakat NTT yang mengalami gangguan jiwa.

"Baru pada ulang tahun ke empat ini kita menyelenggarakan pameran lukisan merupakan hasil karya dari pasien yang alami gangguan jiwa dan telah sembuh, di mana mereka menunjukkan bakat dan ekspresi yang muncul dari dalam jiwa," jelasnya.

Kegiatan pameran lukisan ini sangat positif sehingga diharapkan bisa menjadi ajang tahunan dan bisa diperluas cakupannya.

Sementara tema HUT ke-4 Klinik Utama Jiwa DMH adalah Hope and Recovery (harapan dan pemulihan).

"Kita tetap memiliki harapan yang kuat ada sesuatu yang kita capai di depan sehingga akhirnya kita bangkit pulih dan pemulihan tentu merupakan tujuan kita semua," ungkapnya.

Penanggung Jawab Klinik Utama Jiwa DMH, dr. Shinta Widari, sekaligus dokter spesialis kejiwaan, menjelaskan bahwa melukis adalah salah satu cara orang untuk mengekspresikan apa yang dia rasa dan apa yang dia pikirkan. 

Ketika dia ingin melukis dia bisa mengekspresikan rasa marah, sedih, jengkel lewat warna-warna yang dipilih. 

Misalnya, ketika marah, dia memilih warna merah kemudian mencoret di atas kanvas hingga menghasilkan sebuah karya lukisan. Dengan demikian dia bisa mengekspresikan apa yang dirasa dengan melukis sehingga apa yang dia lukis bisa menjadi lebih rileks karena bebannya sudah dikeluarkan melalui lukisan.

Kendala yang dihadapi dalam menangani pasien ini bukan hanya dari pasien tapi kadang-kadang juga dari pihak keluarga pasien yang belum mengerti bahwa ada salah satu keluarganya mengalami gangguan jiwa.

"Ketika saya menangani pasien gangguan jiwa itu saya melakukan wawancara secara menyeluruh. Saya harus diagnosis dulu apa sih penyakitnya. Kemudian diberikan obat-obatan terlebih dahulu. Setelah itu direhabilitasi dan dilakukan konseling, terapi," ungkapnya.

Selalu turun ke masyarakat, sekolah, puskesmas memberikan edukasi betapa pentingnya pasien jiwa itu harus diobati. "Jangan pernah takut datang ke Klinik Jiwa, karena  bukan hanya mencari pengobatan tapi mencegah tidak terjadi gangguan jiwa," tandasnya.

Sa'diyah Handayani, salah satu pelukis mengatakan bahwa lukisan tentang rembulan di tepi danau yang menggambarkan tentang kenangan. Selain itu, di tepi danau juga ada dua buah lampu.

"Dua buah lampu  yang menggambarkan bahwa saya tidak sendiri dalam hal ini saya memiliki saudara, teman dan lainnya," katanya.

Lukisan ini menggambarkan bahwa dirinya lagi sementara keluar dari fase depresi. Dalam lukisan ada danau ditambah dengan rembulan yang berukuran besar ini ingin memberikan sesuatu hal yang baru dan berbeda sehingga menambah keindahan danau tersebut. 

Sementara Diana Rifda Hanifa, yang juga pelukis mengaku melukis pemandangan di taman pada waktu pagi hari dalam nuansa aman tentram dan damai.

"Makna lukisan  saya ini mengenal diri sendiri bahwa ketentraman suasana di pagi hari yang indah memeluk ketika menemukan tujuan untuk membuat diri sendiri lebih baik," jelasnya.

Dengan melukis merasa diri lebih rileks dan senang karena semua curahan hati tersalurkan melalui lukisan. (r1)

Editor: Intho Herison Tihu 

  • Bagikan