400 Bayi Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK, Dapat PMT Pangan Lokal

  • Bagikan
BERIKAN PMT. Pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal yang sudah dimulai di Puskesmas Bakunase, Kamis (7/9). (FOTO: ISTIMEWA).

Puskesmas Bakunase Mulai Berikan PMT Hingga 90 Hari ke Depan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Puskesmas Bakunase mulai memberikan makanan tambahan berbasis pangan lokal kepada bayi balita gizi kurang dan gizi buruk, serta kepada ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis. 

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ini mulai diberikan Kamis (7/9), dan akan diberikan hingga 90 hari ke depan, diberikan setiap hari, di posyandu masing-masing. Sasaran PMT akan dipantau langsung oleh kader-kader posyandu. 

Menariknya, para kader-kader posyandu ini berkumpul di puskesmas, bersama tim gizi dan lainnya di puskesmas untuk memasak makanan tambahan ini setiap harinya. 

Kepala Puskesmas Bakunase, dr Sartje Nubatonis mengatakan, sasaran pemberian makanan tambahan ini diberikan kepada 400 sasaran, yang tersebar di delapan kelurahan di Kecamatan Kota Raja. 

"Untuk balita kurang gizi dan gizi buruk ada 300 lebih, sementara ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis atau KEK, atau 100 lebih," kata dia. 

Dikatakan dr Sartje, makanan tambahan yang diberikan diatur oleh puskesmas, yang terdiri dari tim gizi yang menentukan menunya dan yang memasak adalah kader-kader posyandu, karena mereka sudah pernah dilatih untuk memasak makanan tambahan. 

"Para kader-kader Posyandu ini yang akan memberikan kepada sasaran baik itu baik kurang gizi, gizi buruk dan ibu hamil, dan mereka yang akan memantau langsung," katanya. 

Dia mengatakan, intervensi pemberian makanan tambahan ini akan diberikan selama 90 hari, setiap harinya mereka akan diberikan makanan utama atau makanan berat dan kudapan atau snack yang kandungan gizi sudah mencukupi. 

Dia menyebut, selama satu minggu 7 hari, mereka akan mendapatkan makanan berat atau makanan utama satu hari, dan enam hari lainnya mereka akan mendapatkan kudapan. 

Pembagian makanan tambahan, kata dia, akan di drop ke masing-masing posyandu,  di Posyandu sendiri sudah memiliki data anak-anak dan ibu hamil yang menjadi sasaran. 

"Jadi mereka akan memasak di Puskesmas dan akan dibawa ke masing-masing kelurahan, para sasaran akan datang ke posyandu untuk makan bersama," katanya. 

Untuk pemberian makanan tambahan ini memiliki tim sendiri yaitu tim perencanaan pelaksanaan dan pengawasan. Untuk anggaran pemberian makanan tambahan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik Puskesmas. 

"Untuk anggarannya sendiri hampir mencapai Rp 800 juta, karena ada hitungannya untuk satu anak mendapatkan Rp 16.500 dan untuk ibu hamil dengan kekurangan energi kronis Rp 21.000, per harinya," jelasnya. 

Dia menambahkan, sebelum anak-anak diberikan makanan tambahan mereka akan diperiksa terlebih dahulu kesehatannya, termasuk mengukur tinggi dan berat badan anak. (r2) 

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan