Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Undana Gelar Festivitas Flobamora,Lestarikan Warisan Leluhur dan Promosi Wisata NTT

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX TARIAN. Para undangan antusias menyaksikan tarian dari Kabupaten Alor yang ditampilkan dalam acara Festival Aktivitas Flobamora di lapangan Polda NTT, Sabtu (2/12).

Sebagai generasi penerus bangsa, para mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Semester V memilih menggelar kegiatan Festival Aktivitas (Festivas) Flobamora. Kegiatan ini meliputi pameran makanan khas NTT, kain tenun dan memperkenalkan tempat wisata NTT.

IMRAN LIARIAN, Kupang_

UPAYA melestarikan warisan leluhur dan mempromosi tempat wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga menjadi tanggung jawab para mahasiswa. Ini jelas karena para mahasiswa merupakan calon pemimpin masa depan bangsa yang punya tanggung jawab untuk menjaga serta melestarikan termasuk memperkanalkan warisan dan budayanya ke masyarakat luas.

Karena itu, para mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Semester V Undana Kupang menggelar Festivitas Flobamora. Kegiatan pameran budaya ini digelar di lapangan Polda NTT, Sabtu (2/12).
Kegiatan tersebut meliputi pameran makanan khas NTT, kain tenun dan pengenalan tempat wisata NTT.

Pada kesempatan itu, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Alfons Ara Kian mengatakan, NTT punya potensi alam, budaya dan memiliki potensi ekonomi kreatif yang luar biasa. Seperti dalam kegiatan ini, ada kuliner lokal dan fashion dari kain tenun adat NTT.

"Kita memiliki motif tenun yang sangat banyak. Ada 720 tenun ikat yang tersebar di 22 kabupaten/kota se-NTT," ungkapnya.

Motif tenun yang ada di NTT juga sangat indah dan setiap motif punya nilai filosofisnya. Menariknya adalah yang membuat tenun ikat ini adalah ibu-ibu yang ada di pelosok desa yang tidak mengenyam pendidikan tinggi dan tidak punya sekolah khusus untuk merangkai tenun tersebut. Akan tetapi, para ibu tersebut mampu membuat pola-pola tenun ikat dan itu mempunyai nilai filosofi.

"Bagi saya, tenun itu bukan hanya sebagai kerajinan tangan semata tapi merupakan karya intelektual wanita-wanita hebat di Nusa Tenggara Timur," jelasnya.

Menurutnya, patut memberikan penghormatan dan penghargaan kepada wanita-wanita hebat yang sudah mendesain tenun-tenun ikat. Dikatakan, setiap daerah itu punya motif yang berbeda-beda dan tidak pernah sama dan mempunyai filosofi sendiri.

"Pertanyaannya bagaimana dengan semua potensi yang ada dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan menyerap lapangan pekerjaan baru," sebutnya.

Di NTT produk ekonomi kreatif ada memiliki tiga produk unggulan yaitu tenun ikat, kriya seperti topi Ti'i Langga dan kuliner lokal.

"Itu produk unggulan ekonomi kreatif yang ada di Nusa Tenggara Timur," ujarnya.

Momen kegiatan ini (Festivitas Flobamora) merupakan kesempatan untuk promosikan pariwisata, produk ekonomi kreatif sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

"Melalui kesempatan ini atas nama Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT sangat mengapresiasi Festivitas Flobamora," ucapnya.

Sementara Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Undana, Yermia Dj. Manafe, melalui Henny L. L. Lada mengatakan kegiatan ini merupakan inisiasi dari teman-teman mahasiswa sendiri bersama ibu sebagai dosen pengasuh mata kuliah. Bagaimana anak muda yang membuat konsep event yang memperlihatkan kecintaan mereka terhadap Flobamora.

Hal yang menarik dalam kegiatan ini tentang Fatusuba, sebagai masyarakat Kota Kupang ini masih merasa asing dengan Fatusuba.

"Saya mewakili koordinator Prodi menyampaikan terima kasih. Lewat kegiatan ini bisa mengetahui tentang Fatusuba yang terdapat Gua Jepang yang menyimpan nilai sejarah," ungkapnya.

Sementara Ketua Panitia, Irvin Adriano Joenathan Riwu, menjelaskan Festival Flobamora ini digelar atas dasar ujian akhir Semester V.

" Festival Flobamora yang didalamnya mengangkat makanan khas NTT, tenun ikat NTT dan promosi wisata Desa Bone yang terdapat Gua Fatusuba. Selain itu, ada tenun dan kerajinan tangan warga Desa Bone," jelasnya.

Hadir juga UMKM yang menampilkan makanan khas NTT, mulai dari jagung Bose, luat dan lainnya. Sedangkan kain tenun dari berbagai daerah di NTT.

"Kami juga hadirkan tenunan handal. Ini bagian dari promosi budaya dan wisata di NTT," pungkasnya.

Untuk diketahui, dalam kegiatan tersebut juga ada Talk Show dan fashion show mulai dari anak-anak hingga remaja mengenakan tenun adat NTT. (*/gat)

  • Bagikan