Generasi Muda Harus Siap Hadapi Tantangan

  • Bagikan
FENTI ANIN/TIMEX POSE BERSAMA. Para pemateri dan Bagian Kesra Setda Kota Kupang pose bersama di Aula Gereja Kota Baru di sela kegiatan peningkatan kapasitas iman Kristen, Selasa (30/1).

100 Pemuda Kristen Ikut Peningkatan Kapasitas Iman

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Pemuda Kristen lintas denominasi gereja se-Kota Kupang yang berjumlah 100 orang mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas iman pemuda/pemudi Kristen tingkat Kota Kupang. Kegiatan ini digelar di Aula GMIT Kota Baru, Senin (29/1).

Kegiatan ini digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Kupang. Sesuai agenda, kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga hari yakni Senin-Rabu (29-31/1). Pelaksanaan kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang, Ejbens Doeka dan dihadiri oleh Camat Kelapa Lima, Wayan Astawa dan Lurah Kelapa Lima, Yasintus Kahan.

Pada hari pertama kegiatan yang digelar, Senin (29/1), sebagai pemateri pertama yakni Pdt. Norman Nenohai sebagai Ketua Majelis Jemaat GMIT Kota Baru. Pemateri kedua pada Selasa (30/1), dibawakan oleh Maryon Daniamaputra Pattinaja dan Pdt. Yusuf Panggo. Dan pada hari ketiga, Rabu (31/1) akan diisi dengan materi yang dibawakan oleh Pdt. Arly De Haan.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Kupang, Jhoni Bire mengatakan, kegiatan ini bukan hanya untuk pemuda Kristen saja, namun ada juga untuk pemuda Katolik dan agama lainnya.

"Kegiatan selama tiga hari ini untuk pemuda Kristen. Tujuan kegiatan ini untuk yakni untuk peningkatan kapasitas iman terhadap para pemuda-pemudi, untuk lebih mempersiapkan mereka di masa depan nanti," ujarnya saat diwawancarai Selasa (30/1).

Dia mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memberikan bekal kepada generasi muda, untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang.

"Agar generasi muda ini bisa siap secara mental dan secara sumber daya untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan, baik itu isu sosial, budaya, ekonomi dan termasuk tidak terpengaruh dengan paham radikalisme," tambahnya.

Dia berharap, dengan peserta sebanyak 100 orang ini maka dapat meneruskan apa yang mereka dapat di kegiatan ini di lingkungan pelayanannya masing-masing atau ke sesama pemuda di gereja.

Sementara itu, Maryon Daniamaputra Pattinaja dalam pemaparan materinya tentang melayani dengan musik menumbuhkembangkan apresiasi pemuda gereja terhadap peran dan pelayanan musik dalam ibadah mengatakan, christianity is a singing religion adalah sebuah ungkapan yang tidak hanya menggambarkan peran vital musik sebagai bagian integral dari praktik liturgi gereja.

"Music as the breath of worship, ungkapan tersebut menunjukkan hakikat musik sebagai salah satu ekspresi spiritualitas iman Kristen. Kedua pemahaman tersebut sangat signifikan dalam menolong umat untuk menjumpai Allah dalam ibadah yang diselenggarakan di banyak gereja, sekaligus menopang pertumbuhan dan perkembangan Iman jamaat," jelasnya.

Maryon menjelaskan, semua hal itu menjadikan musik gereja menjadi topik yang penting dibicarakan dan dikelola dengan kepentingan pelayanan liturgis dan misi gereja di tengah konteks kehidupan pemuda gereja.

"Gereja sebagai persekutuan umat percaya yang diutus keluar oleh Tuhan Allah adalah persekutuan yang bernyanyi. Nyanyian menjadi salah satu unsur yang tidak pernah terlepas dari pelaksanaan ibadah yang dilakukan oleh gereja," ungkapnya.

Menurutnya, nyanyian Jemaat merupakan wujud keikutsertaan jemaat yang paling nyata dalam ibadah. Nyanyian Jemaat akan berfungsi secara optimal dalam kehidupan peribadahan bila sebagai warga gereja memiliki pemahaman yang baik mengenainya. (thi/gat)

  • Bagikan