Disdikbud NTT Luncurkan Makan Siang Gratis

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX MAKAN GRATIS. Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi menyerahkan makanan kepada perwakilan siswa dalam acara launching makan siang gratis siswa bersama guru/pegawai di SMAN 1 Amarasi Barat, Selasa (20/2).

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi NTT mencanangkan program makan siang bersama guru/pegawai, siswa SMA/SMK/SLB se-NTT, akan dilakukan di setiap sekolah.

Program makan siang bersama di diawali dengan launching di SMA Negeri 1 Amarasi Barat, Selasa (20/2). Launching dihadiri oleh Kadis Dikbud Provinsi NTT, Linus Lusi, kepala desa, tokoh agama serta tokoh masyarakat.

Kadis Dikbud NTT, Linus Lusi dalam sambutannya mengapresiasi gerakan yang disambut baik pihak sekolah. “Makan siang ini merupakan yang perdana di Indonesia dan mulai dilakukan dari sekolah ini,” katanya.

Ia beralasan, sekolah tersebut dipilih sebagai titik awal memulai makan siang di sekolah karena ada perjalanan sejarahnya. Kerajaan Amarasi merupakan salah satu kerajaan yang getol memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Dengan perjuangan para raja Amarasi yang menjadi dewan raja-raja Timor saat itu, kini kita bisa menikmati fasilitas di semua bidang termasuk pendidikan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, program tersebut tidak saja membantu menangani masalah stunting, namun juga membentuk nilai-nilai kebersamaan antarsiswa dan guru.

Dengan adanya program tersebut, maka pendidikan NTT akan menjadi buah bibir masyarakat hingga global karena akan ada hal positif yang akan diperoleh.

Ditegaskan, hal tersebut merupakan perhatian dunia pendidikan terhadap anak-anak khususnya peserta didik di NTT.

Situasi masyarakat NTT kini terlanda kemiskinan ekstrem seperti ada stunting, maka membutuhkan peran semua pihak dalam penanganannya. Dan sesuai dengan arahan Penjabat Gubernur NTT, kemiskinan ekstrem membutuhkan intervensi dari semua stakeholder.

“Dinas Pendidikan menganggap hal ini yang paling strategis untuk dilakukan pola yang berbeda. Siswa sebagai generasi penerus tongkat estafet kepemimpinan, maka perlu adanya intervensi,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa upaya tersebut merupakan pola awal dan bersama-sama agar siswa bisa sehat secara jasmani dan rohani sehingga tidak ada kesenjangan dalam hal gizi.

“Pola makan siang ini mendapat dukungan dari semua sekolah. Ini eksperimen awal dan akan dilakukan oleh semua sekolah di NTT,” pungkasnya.

Sementara, Kepala SMAN 1 Amarasi Barat, Thomas Doni pada kesempatan tersebut mengatakan, sebelum menjalankan program makan siang gratis bersama, pihaknya telah membahas dan memutuskan bersama pihak sekolah, orang tua, komite dan siswa serta pemerintah desa.

Dengan model program makan siang gratis ini dilakukan dengan mempersiapkan makan dari sekolah dan siswa. “Kita siapkan makanan lokal yang disiapkan sekolah bersama siswa lalu kita ambil waktu satu jam untuk makan bersama,” jelasnya.

Ia mengatakan, selain pemenuhan gizi, di dalam dunia pendidikan, secara psikologis kedekatan siswa dan guru perlu dibentuk seperti halnya siswa dan orang tua di rumah. Sehingga dalam proses pendidikan tidak ada gap.

“Setiap minggu kita lakukan setiap hari Sabtu. Untuk itu diharapkan agar ada sosialisasi berlanjut untuk diterapkan di seluruh NTT,” tandasnya.

Ketua OSIS SMAN 1 Amarasi Barat, Doni Danial Oetemusu mengaku sangat bersyukur dan bangga karena bisa menjadi bagian awal peluncuran program tersebut.

“Kami sangat bangga dan menyambut baik program ini karena sangat membantu kami para siswa dalam menjalankan PKM,” katanya.

Ia juga memastikan pengurusnya terlibat membantu jalan kegiatan makan siang gratis bersama di sekolah. “Kami akan memastikan semua siswa mendapat makan siang setiap minggu,” pungkasnya.

Acara launching makan siang bersama diawali dengan penyerahan makanan kepada setiap kota/kabupaten melalui perwakilannya.

Tidak Miliki Laboratorium

SMKN 1 Amarasi Barat belum memiliki laboratorium IPA, sehingga menyulitkan siswa dalam melakukan praktik. Selain lab IPA, sarana TIK juga masih minim untuk penyelenggaraan praktik serta ujian nanti.

Kondisi tersebut dikeluhkan kepala sekolah, Thomas Doni kepada Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi.

Mantan guru SMAN 1 Semau Selatan itu menuturkan bahwa kebutuhan lab sangat penting bagi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Dikatakan, pihaknya sudah mengajukan kebutuhan fasilitas belajar melalui proposal ke dinas, namun belum terealisasi. Ia berharap dengan permohonan langsung kepada kadis, bisa menjawab akan kebutuhan tersebut.

Ia membeberkan, saat ini pihaknya sudah memiliki lab TIK dan dipergunakan untuk kepentingan ujian, namun dengan jumlah siswa mencapai 455 orang, jumlah fasilitas (komputer) yang ada masih kurang.

“Penyelenggaraan ujian selama lima tahun terakhir ini dilakukan menggunakan sistem Computer Based Test (CBT) dan selalu menemui kendala karena jumlah siswa lebih dari fasilitas. Kadang pelaksanaannya mencapai empat sesi,” terangnya.

“Konsep penyusunan program kerja sekolah diajukan proposal untuk penambahan ruang lab TIK dan lab IPA bersama perangkatnya agar dapat meminimalisir waktu ujian,” tambahnya.

Dikatakan, fasilitas lain yang dibutuhkan adalah aula dan ruang guru karena hingga saat ini guru masih menggunakan perpustakaan sebagai ruang guru.

Pada kesempatan yang sama, Giardini Nepabureni, ketua komite meminta dukungan dari dinas dalam menyediakan fasilitas pendidikan di sekolah tersebut.

Ia mengaku baru menjabat sebagai ketua komite di sekolah tersebut, namun pihaknya telah mempelajari dan menginventarisir sejumlah kebutuhan siswa.

Selain fasilitas lab, kebutuhan yang mesti dibangun adalah lapangan. Lapangan didalam halaman sekolah dianggap prioritas karena akan memberikan dampak positif kepada siswa.

“Kita rencana, lapangannya akan diratakan dengan menggunakan paving block sehingga siswa bisa memanfaatkannya untuk kepentingan pembelajaran (olahraga) dan memberikan keamanan dan kenyamanan saat siswa berada dilingkungan sekolah,” sebutnya.

Terkait kekurangan fasilitas, Kadis Dikbud NTT, Linus Lusi mengatakan sangat mendukung proses pembangunan di sekolah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar siswa.

“Untuk lab, kita sudah bahas dan pihak sekolah tinggal menindaklanjuti. Untuk lapangan komite dan pihak sekolah mengatur dan segera kerjakan. Pihak dinas siap membantu,” pungkasnya.

Untuk diketahui, SMAN 1 Amarasi Barat memiliki total siswa sebanyak 455 orang yang terbagi dalam 16 rombongan belajar (rombel). Para siswa diasuh atau dididik oleh 37 guru dan tenaga kependidikan. (cr6/ays)

  • Bagikan