Proyek Rusun Seminari Terbengkelai

  • Bagikan
Salah satu contoh tangga depan belum selesai keramik dan bagian dalam kamar menuju toilet belum di cat....(foto, hans bataona)

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Proyek pembangunan rumah susun (rusun) Seminari Santu Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat oleh Dirjen Perumahan Satker Pengembangan Perumahan Propinsi NTT kini terbengkrlai. Pasalnya, sudah setahun enam bulan lebih proyek itu belum juga tuntas.

Seperti disaksikan Timor Express di lokasi, nama proyek itu pembangunan rumah susun Yayasan Sukmabar Kevikepan Labuan Bajo Seminari Menengah St.Yohanes Paulus II dengan pagu anggaran Rp.6,8 miliar dari dana APBN 2021. Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor pelaksana CV. Sketsa Konstruksi dengan konsultas pengawas PT.Prisma Karya Utama. Sayangnya, sudah 1 tahun 6 bulan berjalan, bangunan itu bekum selesai sampai sekarang.

Kondisi lapangan menunjukan pekerjaan tinggal tahap finishjng saja namun jenis pekerjaan pada tahap kedua ini masih terlalu banyak belum tuntas seperti listrik yang belum terpasang alarm, lampu taman luar, toilet sebagian besar belum selesai, pekerjaan tangga depan belums pasang keramik, di lantai atas, pemasangan kunci pintu kamar mandi juga belum, cat dinding, dan lain-lain.

Salah satu tukang bangunan itu, Damianus Jelahu mengaku kontraktor yang mengerjakan bangunan itu tidak tahu sudah dimana, sudah kabur meninggalkan pekerjaan yang belum selesai. Dikatakan hingga saat ini CV.Sketsa Konstruksi belum tuntas membayar hak pekerja. Dijelaskan,
kontrak pertama sistem borong sudah dilakukan pembayaran Rp.50 juta untuk 10 tenaga tukang cuma masih tersisa Rp.5 juta yang belum dibayar. "Sampai sekarang uang kami masih tersisa Rp.5 juta yang belum dibayar. Tidak tahu kami mau cari orang itu di mana sekarang, dia sudah kabur,"kesalnya
.
Damianus mengaku dirinya kecewa berat dan merasa dibohongi oleh CV.Sketsa Konstruksi karena hingga kini pekerjaan tahap pertama srlesai belum juga dibayar haknya. Dia mengaku sebenarnya ingin berhenti bekerja namun oleh pihak Dirjen PUPR menjanjikan akan membayar pekerjaan tahap kedua termasuk sisa Rp.5 juta yang belum terbayar.

"Kami diminta kerja lanjut saja tahap kedua nanti dibayar semua temasuk hak kami yang belum terbayar ditahap pertama. Sisa uang ditahap pertama pekerjaan Rp.5 juta itu baru kelompok kami masih ada beberapa kelompok tukang lain yang juga belum dibayar CV.Sketsa Konstruksi. Diperkirakan total ratusan juta,"jelasnya

Dilanjutkan masuk pekerjaan tahap kedua dibuat kontrak lagi untuk finishing mencakup pekerjaan, instalasi pipa, kamar mandi dan cat, pemasangan ring tangga, perbaikan pintu dan pemasangan keramik tiga pintu juga penataan taman meliputi tanam rumput dan pohon biaya tukang Rp.40 juta, tetapi sudah bayar Rp.12 juta masih sisa Rp.28 juta.

""Pekerjaan lanjutan sisa kami dua orang karena tukang lain sudah pulang karena tidak dibayar. Sekarang kami dua orang sedang kerja, biaya makan minum dan hidup keluarga kami tanggung sendiri. Kemarin malah kami diberitahu kalau ada kontraktor lain mau lanjutkan pekerjaan itu dengan tenaga tukang baru, lalu hak kami bagaimana,"tanya dia.

Dia menambahkan dirinya tidak keberatan ketika pihak PUPR mencari kontraktor dan tenaga tukang baru tetapi hak mereka sebagai tukang yang kerja sejak awal pembangunan dengan nilai kontrak semuanya harus dibayar terlebih dahulu. "Kami mau hidup pake apa kalau hak kami diabaikan begini, istri anak kami kasih makan pake apa,"kesalnya.(kr2)

  • Bagikan