Rekatkan Keharmonisan Antarumat Beragama

  • Bagikan
EFRENDI NABEN/TIMEX PAWAI TAKBIRAN. Deretan mobil hias dari berbagai masjid dan panguyuban muslim Kota Kupang yang mewarnai semaraknya Kupang Bertakbir 1 Syawal 1445 Hijriah, Selasa (9/4).

KEGIATAN Kupang Bertakbir 1 Syawal 1445 Hijriah yang berlangsung di Kota Kupang Selasa (9/4) dipadati lautan manusia serta kendaraan roda dua dan empat. Perayaan ini tidak hanya diikuti oleh umat muslim saja tetapi umat beragama lain juga turut hadir dalam memeriahkan acara tersebut.

Perayaan Malam Kupang Bertakbir yang diselenggarakan oleh empat Organisasi Islam di Kota Kupang itu juga mendapat sambutan positif dari masyarakat, umat beragama dan organisasi pemuda lintas agama.

Acara yang diawali dari depan Kantor Bupati Lama, Selasa (9/4) ini juga menarik perhatian banyak orang serta kendaraan roda dua dan empat. Selain umat muslim, perayaan ini juga dihadiri oleh wakil-wakil dari berbagai agama.

Robertus Bana selaku Ketua Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Katedral Kristus Raja Kupang yang diundang sebagai tamu, menyampaikan apresiasi atas kesempatan untuk berpartisipasi dalam perayaan besar umat muslim sebagai perwakilan Orang Muda Katolik (OMK).

Dalam suasana tersebut, Robertus Bana merasa bangga dan senang dapat terlibat dalam upaya memperkuat persatuan dan kerukunan antar umat beragama.

Robert menegaskan komitmen untuk merawat dan memperkuat toleransi antarumat beragama sebagai bagian dari keyakinan Katolik. Dia juga berharap agar para OMK selalu diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan lintas agama di masa mendatang.

Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Masyarakat Sawa Indodharma Indonesia NTT, I Gede Agus Parama Nata menyatakan bahwa perayaan Kupang Bertakbir berlangsung dengan meriah serta menunjukkan keharmonisan umat beragama yang hadir.

"Dengan diundangnya kami, Pemuda Hindu, untuk ikut serta dalam acara ini, kami merasa bersyukur. Ini adalah contoh bagaimana toleransi di Kota Kupang harus terus direkatkan. Mengingat, reputasinya sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia," katanya.

Parama Nata juga menekankan pentingnya menjaga dan merawat gerakan toleransi semacam ini oleh semua umat beragama, terutama generasi muda dari setiap keyakinan di Kota Kupang. Ini dapat dicapai dengan melibatkan organisasi pemuda lintas agama dalam berbagai kegiatan keagamaan untuk mewujudkan toleransi yang lebih baik.

Riky Manu, salah satu pemuda dari GMIT Ebenhaeser Oeba juga menggambarkan kegiatan ini sebagai pengalaman luar biasa yang mempererat persaudaraan antarsesama pemuda Kristen dan teman-teman umat Islam dalam merayakan hari kemenangan bersama.

"Ini bukan pertama kalinya kami, pemuda GMIT terlibat dalam kegiatan semacam ini, tetapi ini adalah kali ketiga sejak pandemi Covid-19. Kami telah berpartisipasi bersama pemuda Muslim, terutama mereka dari Masjid Al-Batul Qasim Air Mata," ungkapnya.

Sebagai pemuda Kristen, kata Riky, dirinya merasa senang kare a bisa turut serta dalam acara ini dan berharap dapat melibatkan lebih banyak teman dari berbagai denominasi Kristen di masa depan.

"Saya sangat terkesan dengan suasana di sini. Kami disambut dengan hangat oleh pemuda Muslim, bahkan ada juga pemuda Hindu dan Jemaat Kota Kupang yang ikut menyambut kami. Ini memberi kami semangat yang besar," tambahnya. (cr3/gat)

  • Bagikan