Berdesakan Beli Tiket, Satu Penumpang Pingsan

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX BERDESAKAN. Para penumpang kapal sementara berdesak-desakan untuk membeli tiket di loket Pelni Pelabuhan Tenau Kupang, Kamis malam (4/7).

Manajemen Tiket Tol Laut Harus Diatur dengan Baik

Antrean panjang dan berdesak-desakan saat membeli tiket kapal di loket Pelni Pelabuhan Tenau Kupang sudah menjadi pemandangan biasa. Akibat dari desakan-desakan itu maka sering membuat para calon penumpang harus pingsan.

IMRAN LIARIAN, Kupang_

TERPANTAU Timor Express, sekira pukul 19.00 Wita, Kamis (4/7) kepadatan calon penumpang terjadi di depan Loket Pelni. Para calon penumpang langsung menyerbu loket Pelni tanpa ada pengawasan secara baik sehingga antrean pun tidak teratur saat loket pembelian tiket dibuka.

Karena itu, para calon penumpang pun saling dorong guna mendapatkan tiket kapal tersebut.
Alhasil, satu perempuan dewasa pingsan akibat antrean yang tak beraturan itu. Oleh calon penumpang lainnya langsung mengevakuasi calon penumpang yang pingsan itu dari barisan antrean.

Sekira 15 detik, calon perempuan dewasa yang mengenakan baju kaos abu-abu dan celana panjang jeans itu tidur di lantai keramik Pelabuhan Tenau Kupang. Tampak sejumlah calon penumpang perempuan mengangkatnya untuk duduk di tempat duduk yang dibuat permanen (lapisi semen) sembari mengipas tubuhnya karena dibasahi keringat.

Anehnya, pelayan tiket pada loket itu tidak khusus untuk satu kapal Tol Laut saja, melainkan ada kapal Tol Laut lainnya juga. Terdapat KM Sabuk Nusantara 90 dan KM Nusantara 108. Kedua kapal tersebut rutenya berbeda. Namun proses pembelian tiket kapal itu hanya dipusatkan pada satu loket saja.

Akibatnya, antrean panjang dan desak-desakan pun tak bisa dihindari oleh para calon penumpang.
Antrean para penumpang mulai berkurang ketika KM Sabuk Nusantara 90 mulai bertolak dari Pelabuhan Tenau Kupang.

Kendati demikian, sejumlah penumpang yang menumpang KM Sabuk Nusantara 108 hingga pukul 22.50 Wita tak mendapati tiket karena informasi dari dalam loket bahwa tiket sudah habis terjual.
Sejumlah penumpang pun semakin kesal.

Pasalnya, sudah antre berjam-jam tapi tidak mendapatkan tiket kapal. Namun, tidak ada keributan yang berarti karena ada dua anggota TNI dan satu anggota Polisi yang berjaga di depan loket Pelni tersebut.

"Saran kami untuk pelayanan selanjutnya harus dilakukan H-1 atau sehari sebelum keberangkatan," kata Jibrail Malik, 52, salah satu calon penumpang.

Tujuan pelayanan H-1 itu agar bisa dibatasi kuota penumpang untuk kapal yang mau berangkat, dengan demikian kuota penumpang sudah bisa diperhitungkan.

"Kita sudah datang di pelabuhan lalu tidak dapat tiket itu sangat mengecewakan kami," ungkapnya kesal.

Harapan sebagai calon penumpang bahwa pelayanan pembelian tiket di loket Pelni harus ditata dengan baik.

"Antrean ini tidak ada jalur masuk dan jalur keluar," ujar Jibrail.

Pelayanan pembelian tiket pada loket itu harus pada masing-masing tujuan keberangkatan.
Menurutnya, jangan satu loket saja melayani tiket untuk semuanya sekaligus. Jika pelayanan tiket hanya satu loket maka terjadi antrian dan berdesakan.

Sebenarnya pelayanan harus masing-masing loket. Misalnya, penumpang yang ingin ke wilayah A, maka penumpang yang ingin pergi selain ke wilayah A tidak boleh mendatangi Loket itu melainkan harus membuka loket lain lagi. Dengan demikian tidak akan terjadi penumpukan penumpang pada satu loket saja.

"Jadi, kita datang sesuai dengan tujuan loket. Ini satu loket saja tapi layani semua," kata Jibrail Malik yang hendak berangkat menuju Lewoleba.

Terkait dengan pelayanan tiket di Pelabuhan Tenau Kupang itu, Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT, Darius Beda Daton angkat bicara saat dikonfirmasi Timor Express.

Dikatakan Darius bahwa manajemen Tiket Tol Laut harus diatur dengan baik agar tidak terjadi penumpukan pembelian tiket di satu loket.

"Menimbulkan kerumunan besar hingga ada penumpang yang pingsan seperti semalam," ungkapnya.

Selain itu, Petugas di lapangan agar bisa mengatur pembeli tiket dengan antrian teratur menggunakan pembatas antrean.

"Jangan biarkan semua pembeli tiket menumpuk di satu loket," tegasnya.

Darius juga menyarankan agar Tempat penjualan tiket bisa kerja sama dengan agen agar bisa dijual di luar pelabuhan. (gat/dek)

  • Bagikan