UPTD SPAM dan Balai Kementrian Ukur Debit Tiga Sumber Air Baku

  • Bagikan
Tim melakukan pengukuran debit pada sumber air baku Wae Dangi. IST

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Selama Tiga hari di musim puncak kemarau, yakni tanggal 11-13 Oktober 2024, pihak UPTD SPAM Kabupaten Manggarai Timur (Matim) bersama Kementrian PUPR melalui Balai Prasarana Pemukiman wilayah NTT, melakukan pengukuran debit pada Tiga sumber air baku.

Kepentingan selanjutnya, untuk penambahan produksi air minum di wilayah kota Borong, Ibu Kota Kabupaten Matim. Pasalnya, jaringan air minum yang sudah dibangun hingga saat ini, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan. Artinya kebutuhan air minum dalam kota Borong saat ini cukup besar, sementara ketersedianya belum mencapai 50 persen.

Ketiga sumber air baku yang diukur debitnya itu, yakni Wae Racang dengan lokasi desa Golo Leda, Kecamatan Borong. Lalu Wae Dingin dengan lokasi Desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong, dan juga Wae Dangi di Desa Sita, Kecamatan Rana Mese. Khusus untuk Wae Dingin dan Dangi, pengambilanya setelah limpasan bendungan irigasi milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementrian PUPR.

"Kegiatan survey bersama ini pas saat puncak musim kemarau, dan dilakukan setelah kami membuat surat permohonan pada Maret 2024, untuk bantuan teknis dari Balai Prasarana Pemukiman Wilayah NTT, Dirjen Cipta Karya, Kementrian PUPR," ujar Kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Yun Aga, Senin (14/10/2024).

Tim melakukan pengukuran debit pada sumber air baku Wae Racang. IST

Lanjut Fransiskus, surat tersebut berperihal permohonan dibantu pengukuran debit air baku yang bisa digunakan untuk pembangunan air minum dalam kota Borong. Mengingat kondisi saat ini, kota Borong dengan kepemerintahan dan pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang, serta jumlah penduduk yang terus bertumbuh, berkorelasi dengan kebutuhan air minum bersih.

"Sementara jaringan air minum yang sudah dibangun saat ini, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan. Setiap hari, rata-rata kita memberikan jadwal pelayanan seminggu Tiga kali dengan durasi 3 jam," bilang pria yang akrab disapa Kevin.

Kata Dia, kondisi itu yang dijadikan untuk penambahan produksi dengan melihat sumber air baku yang cukup. Sebab melalui air baku itu, akan diambil dan dijadikan sebagai produksi dalam kota Borong. Tentu karena keterbatasan tenaga tim teknis dan sarana prasarana, maka pihaknya meminta bantuan dari Balai Prasarana Pemukiman wilayah NTT.

Kevin juga mengatakan, setelah dilakukan survey bersama maka diperoleh hasil. Dimana, Pertama debit air baku Wae Dangi sebesar 28,13 liter per detik. Kedua Wae Dingin dengan debit sebesar 59,94 liter per detik. Ketiga, sumber Wae Racang dengan kapasitas 138,57 liter per detik.

"Untuk Wae Dingin dan Dangi, kita ambil setelah limpasan bendung irigasi. Nanti kalau kita mau bangun, prosedurnya berkoordinasi dengan pihak BWS karena ada irigasi. Wae Racang berpeluang diambil, namun tidak tutup kemungkinan dua sumber lain untuk tidak bisa diambil, tapi prosedurnya dengan BWS," kata Kevin.

Dia menerangkan, bahwa atas data hasil survey yang ada, maka dilanjutkan penyusunan dokumen perencanaaan oleh Pemda Matim untuk diusulkan pembangunan melalui skema pembiayaan APBN sesuai syarat ketentuan APBN itu sendiri. Secara bertahap untuk usulan dibangun, dimana pertama yang diusul itu hanya satu sumber air baku, yakni Wae Racang.

Kemudian menurut Kevin, terkait biaya, tenaga teknis dan sarana prasarana dalam kegiatan survey, semuanya dibantu oleh pihak Balai Prasarana Pemukiman. Sementara dari pihak UPTD SPAM Matim, hanya damping dan tunjuk lokasinya. Sehingga disini pihanknya patut menyampaikan terimah kasih kepada pimpinan Balai wilayah NTT yang sudah membantu kabupaten Matim.

Kevin menambah, pertimbangan usul pertama untuk mengambil Wae Racang, pertama tidak ada berhubungan atau butuh prosedur koordinasi dengan pihak lain. Juga paling penting, sumber yang ada berada di tempat yang tinggi. Jadi ketika diproduksi, maka bisa didistribusikan untuk seluruh wilayah kota Borong. Gambaranya, dari Wae Racang dibawah sampai kampung Mbeling, Desa Gurung Liwut.

"Sehingga dari Mbeling, lalu bisa didistribusikan ke wilayah Barat dari kota Borong, yakni Desa Bangka Kantar, Golo Kantar sampai Desa Nanga Labang. Juga bagian tengah kota Borong. Sehingga untuk seluruh kota Borong bisa terpenuhi," tutup Kevin, (Kr1)

  • Bagikan