Berinovasi Ciptakan Plester Luka Bakar

  • Bagikan
IST BERSAMA. Andhika Sunan Putra Sutami bersama Ahmad Mujtaba Arafa dan Muhammad Davin Pulung meriah juara dua IPITEx 2025 di Event Hall 102-104 BITEC, Bangkok, Thailand.

Kiprah Putra NTT yang Harumkan Nama Indonesia di Thailand

Dewasa ini, menciptakan sesuatu yang baru akan langsung tersohor. Ini berkat teknologi yang kian pesat. Seperti inovasi yang dibuat oleh putra daerah NTT hingga tersohor ke kancah internasional.

INTHO HERISON TIHU, Kupang

ANDHIKA Sunan Putra Sutami (16), putra asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mengukir prestasi sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Kali ini ia menyabet juara dua usai memamerkan potensi serta penemuan dan inovasi menarik dari para penemu/inovator internasional.

Ia dan dua rekannya Ahmad Mujtaba Arafa, dan Muhammad Davin Pulung mewakili sekolah Internasional Boarding School Progresif Bumi Shalawat yang beralamat di Jl. Kyai Dasuki No.1, Lebo, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Pameran Internasional Kekayaan Intelektual, Penemuan, Inovasi, dan Teknologi Bangkok (IPITEx) 2025 di Event Hall 102-104, Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC), Bangkok, Thailand.

Kompetisi dalam rangka Hari Penemu Thailand, sebuah paviliun internasional yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 2-6 Februari bersamaan dengan Hari Penemu Thailand, Andhika yang merupakan anak ke-2, dari pasangan suami-istri, Tono Sufari Sutami dan Yunnyta ini memamerkan inovasi Plester Luka Bakar dengan menggunakan bahan alami.

Kepada Timor Express, Andhika mengaku sangat bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari tim dan bisa menyabet juara dalam kompetisi tersebut. “Saat diumumkan juara 2 dalam kompetisi ini, tentu saja saya bahagia dan bersyukur karena yang kami lawan adalah peserta dari negara-negara lain yang sudah maju dalam hak pengembangan inovasi,” ungkapnya.

Dijelaskan bahwa dalam kesepakatan itu timnya inovasi yang diikuti sertakan adalah plester untuk luka bakar dengan menggunakan bahan alami.

“Inspirasi tim saya muncul dari penggunaan krim komersial pada luka bakar, dimana menurut kami krim komersial tersebut masih memiliki kekurangannya, terutama pada efektifitas perlindungan penuh terhadap bakteri, dan juga krim komersial membatasi gerakan kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari, maka dari itu, tim saya membuat plester untuk luka bakar dengan menggunakan bahan alami untuk mengatasi kekurangan kekurangan ini,” jelasnya.

Dikatakan, pengembangan inovasi ini tidak mudah. Timnya membutuhkan kurang lebih 4-6 bulan. Pengembangan plester luka ini tidaklah mudah. Berbagai tantangan juga tidak luput dari usaha para pemuda ini. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesalahan teknis yang terjadi saat proses pembuatan produk, dimana ada beberapa prosedur yang salah ketika pembuatannya, tapi pada akhirnya tim dapat menghasilkan produk akhir dengan baik.

Setelah meyakini hasil karya inovasinya, bersama tim mulai mempersiapkan diri dengan mengemas barang-barang yang perlu dibawa, pembuatan produk dan latihan presentasi.

Ia juga mengaku, dengan kerja keras dan persiapan yang matang sangat memberikan kesan mendalam. Apa lagi berkompetisi di tingkat internasional. “Saya sangat takjub dan kagum dengan inovasi-inovasi dari negara lain,” terangnya.

“Bertemu dengan orang luar negeri dan melihat inovasi inovasi baru, dan juga megahnya acara tersebut menjadi pengalaman berharga dalam hidupnya sekaligus menjadi motivasi untuk terus berkembang kedepannya,” tambah putra Ketua HP2SK NTT itu.

Ia menyebutkan, ada banyak sekali inovasi-inovasi yang menginspirasi seperti batu bata dari bahan karbon untuk mengurangi polusi, mesin pembuat sapu lidi otomatis, dan juga produk produk lainnya.

Melalui prestasi yang diperoleh ini ke depan, kata Andhika, ada rencana untuk pengembangan selanjutnya, karena produk yang sekarang belum sempurna dan masih butuh penambahan selanjutnya.

Ia juga menanggapi penilaian yang diberikan juri bahwa penilaian juri sudah cukup puas dengan produk timnya, tapi tetap ada beberapa saran dari para juri.

Ia juga berpesan sekaligus memotivasi untuk anak muda, terutama yang berasal dari NTT, jangan takut untuk mengejar mimpi kalian, teruslah belajar dan berinovasi, karena setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil. (gat/dek)

  • Bagikan