JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Used Authorization (EUA) untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 penguat atau lanjutan (booster).
Pemberian booster akan dilaksanakan pada 12 Januari 2022 menunggu aturan pelaksanaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk vaksinasi booster tersebut, BPOM mengizinkan penggunaan 5 jenis vaksin booster. Apa saja?
“Ada lima yakni, Coronavac Covid-19 Biofarma, Pfizer, Astrazeneca, Moderna, dan Zifivax,” tegas Kepala BPOM, Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Senin (10/1).
Menurut Penny, booster dibutuhkan dalam rangka percepatan ke luar dari pandemi. Dan booster bisa diberikan karena cakupan vaksinasi dosis pertama mencapai 81,5 persen dan dosis kedua mencapai 56 persen dari 208 juta sasaran penduduk.
“Tentunya juga tetap kita khusus tingkatkan. Kita masuk tahapan vaksinasi booster. BPOM dukung percepatan vaksinasi booster dan ini semua sudah memenuhi standar primer,” jelasnya.
Lalu bagaimana penjelasan 5 vaksin booster tersebut?
1. Vaksin Coronavac Covid-19 Biofarma
Adalah vaksin booster homolog. Dan akan diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dari vaksinasi primer. Pemberian untuk usia 18 tahun ke atas. Berdasarkan pertimbangan disetujui karena tingkat keamanannya cenderung baik, dan sedikit kejadian tak diinginkan, reaksi efek samping lokal, nyeri dan demam tingkat keparahan 1-2. Imunogenisitas mampu meningkatkan titer antibodi 21-35 kali setelah 28 hari pemberian.
2. Pfizer
Adalah vaksin booster homolog dengan metode mRNA. Diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer. Untuk usia 18 tahun ke atas. Data menunjukkan keamanan yang baik. Hanya efek samping lokal, nyeri, nyeri sendi, demam grade 1-2. Imunogenisitas meningkatkan titer antibodi sebesar 3,3 kali setelah 1 bulan.
3. AstraZeneca
Adalah vaksin booster homolog. Sifat efek samping ringan 55 persen dan sedang 37 persen. Imunogenisitas meningkatkan titer antibodi hingga 3,5 kali.
4. Moderna
Adalah vaksin homolog dan heterolog dengan metode mRNA. Lalu pemberian booster dengan dosis setengah dosis. Untuk vaksin heterolognya adalah jika seseorang itu sebelumnya sudah mendapatkan vaksin Pfizer, AstraZeneca, J&J dengan dosis setengah. Mampu menunjukkan 13 kali kenaikan titer antibodi setelah pemberian dosis booster subjek dewasa 18 tahun ke atas.
5. Zifivax
Adalah vaksin booster heterolog. Vaksin primernya adalah jika seseorang sudah disuntik vaksin Sinovac atau Sinoprahm, dosis 6 bulan ke atas. Terbukti meningkatkan titer antibodi lebih dari 30 kali setelah vaksin primer Sinovac atau Sinopharm. (jpc/jpg)