Kemenkes: Omicron Gejala Ringan Tak Perlu Rawat di RS

  • Bagikan

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 1300an orang berstatus probable varian Covid-19 Omicron. Dan sebanyak 506 orang sudah berstatus positif. Kabar baiknya, hampir seluruhnya bergejala ringan seperti batuk pilek atau tanpa gejala. Karena itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan mereka yang bergejala ringan tak perlu dirawat di rumah sakit.

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit.

Untuk itu, kata Nadia, pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah. Sehingga pasien dapat memperoleh akses obat dan perawatan melalui telemedicine.

“Kami bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah, agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin,” kata Nadia.

Selain itu dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Kedua pil buatan Amerika Serikat itu diyakini mencegah keparahan pasien agar tak berakhir di rumah sakit.

BACA JUGA: Omicron Kian Menyebar, Indonesia Tutup Masuknya WNA dari 14 Negara

BACA JUGA: Pelajari Gejala Flurona, Gabungan Flu dan Virus Korona

BACA JUGA: Dunia Tengah Siaga dengan Ancaman Omicron, Muncul Delmicron, Bahayakah?

Kedua pil Covid-19 tersebut merupakan buatan dua farmasi raksasa asal AS yakni Merck and Ridgeback Biotherapeutics dan Pfizer. Food and Drug Administration (FDA) diharapkan segera mengesahkan pil yang dibuat oleh Merck and Ridgeback Biotherapeutics yang dikenal dengan pil Molnupiravir. Fungsinya mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 hingga 30 persen, jika diminum dalam waktu lima hari sejak timbulnya gejala.

Pfizer mengembangkan obat Covid-19 Paxlovid. Analisis sementara menunjukkan bahwa obat itu 85 persen efektif bila diminum dalam waktu lima hari sejak awal gejala. FDA akan mengesahkannya pada akhir tahun.

Kedua pil ini dapat diresepkan oleh dokter mana pun dan diambil di toko obat atau apotek setempat. Dengan ancaman Omicron dan varian lain yang membayangi, para ilmuwan mengatakan dunia membutuhkan gudang obat untuk digunakan melawan musuh baru, terutama jika varian tersebut mengikis perlindungan vaksin yang ada.

Dari sisi tracing, lanjut Nadia, akan dilakukan penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan (Whole Genome Sequencing) WGS pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulan nya.

Nadia menambahkan, pemerintah juga memulai vaksinasi booster Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas. Tujuannya untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari Covid-19 termasuk Omicron. (jpc/jpg)

  • Bagikan