Pipa Patah dan Terbawa Banjir, Empat Ribuan Pelanggan PDAM Ende Terancam Krisis Air Bersih

  • Bagikan

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Banjir akibat meluapnya Kali Wolowona di wilayah Kabupaten Ende kemarin (19/1) telah merusak sejumlah fasilitas publik. Salah satunya sarana air bersih berupa pipa saluran air bersih milik PDAM Tirta Kelimutu Ende. Akibat kerusakan pipa ini, sebanyak empat ribuan pelanggan PDAM setempat terancam krisis air bersih.

Sesuai data yang dihimpun media ini, sebanyak 37 batang pipa jaringan air milik PDAM Ende hanyut terbawa banjir pada Rabu (19/1) sekira pukul 14.00 wita. Hal ini terjadi menyusul hujan deras yang melanda Kabupaten Ende khususnya diwilayah hulu sejak Rabu (10/1) dini hari sekira pukul 03.00 Wita.

Ditemui disela-sela kegiatan pemantauan, Direktur PT. Tirta Kelimutu Yustinus Sani, kepada TIMEX menjelaskan, akibat peristiwa tersebut kerugian yang di derita pihaknya mencapai lebih kurang Rp 500 juta.

Sani mengatakan, pipa yang patah dan hanyut terbawa banjir ini merupakan bantuan pemerintah Hongaria, yang selama ini melayani pasokan kebutuhan air bersih bagi warga di seputaran Roworeke Kelurahan Rewarangga, warga di KM 05 dan KM 04 arah Timur Kota Ende, di Kecamatan Ende Timur.

Selain itu juga melayani pelanggan yang bermukim di sepanjang Jl. Gatot Soebroto, Jl. Ahmad Yani, Boanawa, Arubara, Jl. Banteng, dan Jl. Irian Jaya yang ada di Kota Ende.

“Ada 37 batang pipa diameter 12cm yang hanyut dan sarana pendukung lainnya yang juga ikut terbawa banjir. Jaringan ini mengambil sumber air dari Kali Wolowona yang diproduksi di bak penampungan di KM 08. Kami perkirakan ada 3 ribu sampai 4 ribu pelanggan kami yang tidak bisa terlayani untuk sementara waktu,” ungkap Yustinus Sani.

Karena itu, lanjutnya, untuk langkah pemenuhan kebutuhan akan air bersih oleh PDAM Ende, Yustinus Sani kemukakan, untuk wilayah Roworeke dan sekitarnya akan dilayani dengan mobil tangki. Sementara untuk wilayah perkotaan, pihaknya akan menempuh skema dari jadwal pelayanan dua hari sekali menjadi 5 atau 6 hari sekali.

“Jadi dari yang biasanya air keluar dua hari sekali, akan menjadi 5 atau 6 hari sekali airnya baru keluar sampai perbaikan selesai dilakukan,” jelas Yustinus.

Mantan politikus ini juga menjelaskan, pihaknya tidak bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, mengingat kerusakannya cukup serius serta membutuhkan dana kurang lebih Rp 500 juta rupiah untuk biaya perbaikan.

Oleh karena itu dirinya meminta pengertian dari pelanggan yang terdampak, sambil pihaknya mengupayakan pelayanan semaksimal mungkin termasuk terus berupaya untuk melakukan perbaikan segera.

Yustinus mengaku sudah melakukan komunikasi secara lisan dan melaporkan ke Bupati Ende terkait hal ini. Selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan laporan tertulis dan menunggu instruksi lanjutan dari bupati. (Kr7)

  • Bagikan