Virus Omicron dan Delta Masuk Labuan Bajo, Wabup Mabar: Taati Prokes

  • Bagikan

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) varian baru jenis Omicron makin menyebar di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Setelah terdeteksi di Kota Kupang beberapa waktu lalu, kini virus hasil mutasi yang pertama terdeteksi di wilayah Afrika itu sudah masuk ke kota super premium, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).

Hal ini dipastikan setelah Satgas Covid-19 Mabar melalui Dinas Kesehatan mengirim sebanyak lima sampel ke Jakarta untuk dilakukan uji laboratorium. “Untuk Manggarai Barat sudah terkonfirmasi empat orang terkena Omicron, sedangkan satu lagi varian jenis Delta setelah lima sampel kita kirim untuk uji lab di Jakarta,” ungkap Wakil Bupati (Wabup) Mabar, dr. Yulianus Weng, M.Kes kepada TIMEX saat ditemui di Hotel Silvia Labuan Bajo, Selasa (22/2).

Dokter Yulianus mengatakan, kelima sampel yang diambil dan diketahui teridentifikasi varian Omicron dan Delta ini adalah pelaku perjalanan wisata dari Jawa yang datang berwisata di Labuan Bajo. Sampel mereka diambil dengan rapid antigen sebelum kembali ke Jawa.

Jika dikaitkan dengan kasus-kasus yang ada di Mabar, ternyata gejala-gejala yang ditemukan tidak jauh berbeda dengan varian Omicron. Misalnya penularannya cepat, gejalanya ringan, yang tanpa gejala, dan dalam perawatan di rumah sakit dimana keadaan mereka juga baik. Yang lain dirawat di rumah, ada yang isolasi mandiri, dan mereka yang diperiksa di Bandara Komodo disiapkan hotel karena mereka tidak punya keluarga.

BACA JUGA: Omicron Masuk NTT, Terdeteksi di Kota Kupang, Patuhi Prokes

BACA JUGA: Pastikan Varian Omicron, Pemkab Ende Kirim 3 Sampel ke Surabaya

BACA JUGA: Covid-19 Varian Delta Masuk Kupang, Ini Penjelasan Satgas NTT

Mantan Kadis Kesehatan Manggarai ini mengimbau masyarakat Mabar untuk tidak perlu kuatir, dan tidak perlu panik. Yang perlu dilakukan adalah taat protokol kesehatan (Prokes) terutama memakai masker, mencuci tangan, dan lainnya serta mengikuti program vaksin. “Kalau kita sudah dua kali vaksin itu aman. Karena biasanya tanpa gejala, kalau ada kecil biasanya meriang bahkan tanpa gejala atau pilek,” jelasnya.

Wabup Yulianus melanjutkan, pengalaman selama ini kalau sudah periksa hari keempat hasilnya negatif. “Untuk cakupan vaksin kita saat ini sudah mencapai 83,7 persen. Ini sudah bagus tinggal mungkin ada yang baru vaksin sekali atau ada yang belum sama sekali supaya cepat melakukan vaksinasi,” pinta Wabup Yulianus.

Wabup Yulianus menyebutkan, saat ini pelaksanaan rapid antigen di Bandara Komodo tetap dilakukan karena mengacu pada pengalaman sebelumnya. Jadi mulai 10 Februari 2022 lalu, ada penumpang atau tamu yang datang dari Bali dan Jawa, harus dilakukan rapid test antigen. Pasalna di Bali dan Jawa saat itu kasusnya sedang tinggi. Saat datang dan hendak pulang, ketika dilakukan rapid test antigen, ternyata hasilnya positif.

“Sehingga kita pertanyakan waktu di Bali atau Jawa negatif kenapa saat pulang positif. Akhirnya dilakukan pemeriksaan hari pertama dari 342 yang di-rapid antigen ternyata 8 orang positif, hari berikutnya dari 260 di-rapid antigen ternyata 12 positif. Hari berikutnya lagi dari 227 yang di-rapid, hasilnya 17 positif. Sehingga dari pengalaman ini, kita lanjutkan rapid ini bagi mereka yang baru datang dari Bali maupun Jawa,” papar dr. Yulianus.

Wabup Yulianus menambahkan, sekarang frame-nya positif yang ditemukan di Bandara Komodo makin turun, tetapi di tingkat masyarakat lokal makin naik dan bertambah jumlahnya. Ini menunjukan bahwa sudah terjadi transmisi lokal dalam masyarakat. “Namun sekali lagi kita minta masyarakat untuk tidak perlu panik, yang paling penting taat prokes. Sekali lagi, masyarakat jangan kuatir atau panik dan tetap taati prokes yang benar,” tegasnya. (Krf7)

  • Bagikan