Kondisi Kantor Camat Ndao Nuse Memprihatinkan, Begini Kata Sekcam

  • Bagikan
MEMPRIHATINKAN. Kerusakan pada ruang aula kantor Camat Ndao Nuse sangat memprihatinkan. Gambar dibadikan saat penyaluran BTPKLWN oleh Kodim 1627/Rote Ndao, Selasa (26/4) lalu. (FOTO: Max Saleky/TIMEX)

BA'A, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bangunan kantor Camat Ndao Nuse, di Kabupaten Rote Ndao masih terlihat kokoh dengan warna catnya yang terang. Hanya saja, hampir sebagian besar ruangan yang dimilikinya tidak bisa digunakan karena rusak. Kerusakan parah terjadi dibagian atap seng. Akibatnya, plafon juga ikut rusak karena terkena air hujan. Kondisi ini membuat gedung itu tampak memprihatinkan.

Kondisi ini terlihat saat pihak Kodim 1627/Rote Ndao, menyalurkan dana Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan di Pulau Ndao, Rabu (27/4) lalu. Di mana aula, yang sering digunakan untuk rapat, terlihat banyak lubang menganga dengan sebagaian besar plafon berubah warna dari sebelumnya.

Tak hanya aula, ruang kerja camat pun tak bisa digunakan saat musim hujan. Sebab, air hujan dengan bebas merembes masuk, menembus plafon dan masuk ke ruangan tersebut.

"Kalau musim hujan, ruangan beta (saya) juga basah. Harus tadah pakai ember," kata Camat Ndao Nuse, Hereth O. Bella, saat dikonfirmasi TIMEX via WhatsApp, Rabu (11/5).

"Dari semua ruangan, hanya ruangan Sekretaris Camat (Sekcam) saja yang sedikit aman. Ada juga satu ruangan yang kami biasa pakai untuk simpan-simpan barang. Tapi itu hanya untuk gudang, selain itu bocor semua," ungkapnya.

Hereth juga mengaku, kerusakan tersebut bukan baru terjadi. Saat dirinya dipercaya menjadi Camat Ndao Nuse, kondisi tersebut sudah ada.

"Kami juga terbatas sehingga hanya bisa jangkau yang bisa dijangkau. Seperti ganti bola lampu dan perbaiki kerusakan kecil-kecil. Selebihnya, kami hanya bisa berharap melalui usulan perbaikan. Karena memang ini bukan baru terjadi. Waktu beta datang su (sudah) rusak memang," ungkap Hereth.

Sekretaris Camat (Sekcam) Semuel Adjikana menuturkan, kerusakan semakin parah karena atap seng yang bocor dan kondisinya telah berlangsung lama.

Bangunan ini, sebut Semuel dibangun tahun 2012. Kerusakan, kata Semuel, tak hanya pada atap gedung utama, namun sepanjang belasan meter pada bangunan emper juga rusak parah.

"Rata-rata semua rusak. Plafon hancur kena air hujan. Paling parah di aula. Jadi kalau musim hujan tidak bisa dipakai," kata Semuel Adjikana kepada TIMEX, Rabu (27/4) lalu.

"Ada 5 ruang kepala seksi yang sama sekali tidak bisa dipakai. Satu ruang kasubag keuangan dan ruang sekretariat. Kalau ruang kerja pak Camat dan saya, musim begini sonde (tidak) masalah. Tapi kalau hujan musti tada air pakai ember," sambungnya.

Akibat kerusakan tersebut, kata Semuel, cukup mengganggu tugas-tugas di kantor itu. Pihaknya sudah beberapa kali usul untuk perbaikan, namun belum terwujud.

"Sudah dari dua camat sebelumnya kami usulkan. Begitu juga camat sebelum Pak Hereth. Dan karena kerusakan ini cukup menggangu, apalagi disaat ada tamu, kondisi ini sangat mengganggu," kata Semuel. (*)

Penulis: Max Saleky
Editor: Marthen Bana

  • Bagikan