2 Misionaris Belanda Sudah Menyapa Bung Karno Tuan Presiden Jauh Sebelum Indonesia Merdeka

  • Bagikan
DI SERAMBI SOEKARNO. Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Joko Widodo didampingi Uskup Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota saat mengunjungi Serambi Soekarno di Rumah Biara Santo Yosef, Rabu (1/6) lalu. (FOTO: Humas Setneg RI)

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ir. Soekarno atau Bung Karno dan Provinsi NTT, khususnya Kabupaten Ende punya cerita sejarah yang menarik dan tak bisa dilupakan begitu saja. Pasalnya, oleh penjajah Belanda, Bung Karno pernah diasingkan di Ende selama empat tahun lebih, yakni sejak 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.

Jika dilihat dari waktu pengasingan itu, Bung Karno yang lahir pada 6 Juni 1901 dibuang ke Ende pada usia 33 tahun. Cerita Bung Karno diasingkan di Ende tak sekadar yang dikenal hanya kisah permenungan butir-butir Pancasila. Namun masih ada banyak cerita menarik lainnya selama Bung Karno dipengasingan itu.

Cerita menarik ini diperoleh Presiden RI, Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo ketika meninjau tempat bersejarah lainnya di Kabupaten Ende, Provinsi NTT, yakni Serambi Soekarno.

Sebagaimana dikutip dari laman setneg.go.id, pada Rabu (1/6/2022), usai memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila Ende, Presiden Jokowi dan Ibu Negara serta rombongan mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno juga Serambi Soekarno. Serambi itu terletak di Rumah Biara Santo Yosef.

Ditemani Uskup Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Presiden Jokowi dan Ibu Negara mendengar penjelasan bagaimana dan apa saja kegiatan yang dilakukan Bung Karno di Serambi itu.

Sebagaimana tertulis dalam prasasti di tempat tersebut, di rumah biara tersebut, tokoh muda pejuang kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, selama masa pembuangannya di Ende telah mengisi waktu untuk membaca berbagai buku dan majalah.

Selain itu, Bung Karno juga berkonsultasi tentang rencana dan jadwal pementasan tonil hasil karyanya, serta kerap bertukar pikiran dan berbincang-bincang akrab dengan para biarawan, khususnya dua misionaris asal Belanda, Pater Geradus Huijtink dan Pater Joannes Bouma. Keduanya diketahui menaruh simpati pada cita-cita perjuangan Bung Karno.

"Sebagai teman diskusi, lalu meminjam buku pada pastor. Sampai-sampai kalau pastor berhalangan, kunci kamarnya diserahkan kepada Soekarno," ujar Uskup Agung Keuskupan Agung Ende, Mgr. Sensi Potokota, yang memberikan penjelasan kepada Presiden Jokowi saat meninjau Serambi Soekarno itu.

Keakraban dan persahabatan Bung Karno dengan kedua biarawan tersebut juga tampak pada sebuah lukisan di mana ketiganya digambarkan sedang berbincang sambil berjalan. Menurut Mgr. Sensi, kedua biarawan tersebut sangat menghormati Bung Karno. Bahkan kerap memanggil Bung Karno dengan sapaan "Tuan Presiden". Dan sapaan itu dilakukan dua misionaris tersebut jauh sebelum Bung Karno menjadi Presiden RI.

"Keduanya kalau jalan dengan Soekarno, tahun 1930-an, itu selalu menyapa Soekarno dengan 'Tuan Presiden', 'Bapak jalan sebelah kanan karena Bapak Tuan Presiden,'" ungkapnya menirukan dialog para biarawan dengan Bung Karno.

Serambi Soekarno sendiri diresmikan pada 14 Januari 2019 lalu, bertepatan dengan momen mengenang 85 tahun Bung Karno menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Ende sebagai tempat pengasingannya. Dari pengasingannya di Ende, lahirlah pemikiran-pemikiran Bung Karno yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia yakni Pancasila.

Soekarno yang akrab disapa Bung Karno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Peneleh, Surabaya, Jawa Timur. Soekarno wafat di bulan yang sama pada 21 Juni 1970. Lahir di bulan Juni, wafat di bulan Juni, dan melahirkan konsep Pancasila pada 1 Juni, menjadikan bulan Juni diperingati pula sebagai Bulan Bung Karno.

Ketika sudah menjabat Presiden RI pertama, pada tahun 1951, untuk pertama kalinya Presiden Soekarno mengunjungi Ende. Pada 1 Juni 2022, Presiden Jokowi mencatatkan sejarah sebagai Presiden kedua RI yang mengunjungi sekaligus memimpin peringatan hari lahir Pancasila di kabupaten yang terkenal dengan danau tiga warnanya, yakni Danau Kelimutu. (*/aln)

  • Bagikan