Waspada Subvarian Omicron XBB, Pasien dan Permintaan Tes Naik Lagi

  • Bagikan
Salah seorang warga menjalani tes Covid-19 di National Hospital Surabaya, Senin (31/10). (FOTO: Riana Setiawan/Jawa Pos)

SURABAYA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pihak National Hospital di Surabaya melaporkan bahwa dampak kemunculan varian baru Covid-19, yaitu subvarian Omicron XBB, sudah terlihat. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya permintaan tes maupun jumlah pasien rawat inap di rumah sakit itu.

Manajer Penunjang Medis National Hospital, Hanny Cahyadi mengatakan, pihaknya melihat kenaikan tren sejak pekan lalu. Hanny mengungkapkan, kenaikannya memang terjadi cukup cepat. ’’Saat ini, per hari naik di kisaran 25–30 persen untuk permintaan tes Covid-19,’’ ucap Hanny.

Dikatakan, jenis tes yang disediakan memang variatif. Misalnya, uji saliva PCR, uji usap PCR, hingga antigen. Hanny mengatakan bahwa lebih banyak pasien yang memilih uji usap PCR.

Walau banyak yang menjalani tes tersebut untuk persiapan bepergian, Hanny mengakui bahwa kenaikan tes juga didorong permintaan diagnosis. Baik dari mereka yang mulai merasakan gejala maupun pengunjung yang baru saja kontak erat dengan penderita. ’’Terlebih karena varian ini makin cepat lagi penularannya. Jadi, mereka sadar untuk memeriksakan diri,’’ tutur Hanny saat ditemui, Senin (31/10).

Dia menambahkan, peningkatan okupansi rawat inap juga terjadi. Setelah sempat kosong beberapa waktu, pihaknya kembali mengoperasikan dua wing kamar isolasi. ’’Mulai hampir penuh juga untuk isolasi,’’ paparnya.

Kamar isolasi didominasi pasien berusia lanjut. ’’Memang ada beberapa yang usia lebih muda. Ada juga yang dengan komorbid, terutama diabetes,’’ sambungnya.

Menurut Hanny, hasil pantauan terhadap pasien yang dirawat menunjukkan tingkat keparahan yang lebih rendah. ’’Apalagi dibandingkan dengan Omicron yang sebelumnya. Memang lebih rendah. Gejala juga tidak berat,’’ ujarnya.

Meski begitu, Hanny mengingatkan bahwa penularan varian baru itu makin cepat. Jadi, warga tetap diminta waspada dan menjaga protokol kesehatan.

Dokter Wira Widjaya Lindarto, MkedKlin SpMK mengatakan, varian XBB memang mengalami mutasi pada protein S atau spike protein. Perubahan tersebut membuat varian XBB memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun spesifik terhadap Covid-19. ’’Baik yang didapat secara alamiah dari infeksi langsung maupun lewat vaksinasi,’’ ucapnya.

Wira menambahkan, tingkat keparahan penyakit akibat Omicron varian XBB masih dilaporkan tidak seberat gelombang Delta lalu. Namun, varian tersebut berpotensi menimbulkan gangguan parah pada pasien-pasien berisiko tinggi.

Misalnya, pasien usia lanjut, bayi usia di bawah 1 tahun, pasien immunocompromised, pasien dengan gangguan jantung dan paru-paru, serta pasien yang mengalami gangguan seperti diabetes melitus dan hipertensi.

Berdasarkan data yang diunggah Kominfo Jatim, per 31 Oktober 2022, jumlah kasus aktif di Kota Surabaya ada sebanyak 410 orang. Angka itu bertambah delapan orang dibandingkan sehari sebelumnya. Tambahan kasus baru 169 orang, sembuh 160 orang, dan meninggal satu orang. (dya/c7/ady/JPG)

  • Bagikan