Pemda Matim Bangun Jembatan di Desa Satar Lahing

  • Bagikan
FANSI RUNGGAT/TIMEX JALAN DI JEMBATAN. Sejumlah pelajar SMP Satap Muju Jawa di Kabupaten Matim saat melintas di jembatan gantung Wae Usang.

Pelajar Bebas ke Sekolah Tanpa Harus Menunggu Air Surut

BORONG,TIMEX.FAJAR.CO.ID- Masyarakat, khususnya pelajar di Desa Satar Lahing, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), begitu lega dan bersyukur setelah jembatan gantung penghubung wilayah yang terpotong sungai Wae Usang, telah dibangun oleh pemerintah.

Sebelumnya, para pelajar harus berjuang melewati dasaran sungai untuk menuju dan pulang sekolah. Jika hujan dan terjadi banjir, terpaksa absen mengikuti pelajaran atau menunggu arus surut. Dimana untuk ke dasaran sungai dengan kondisi curam sekira 80 meter, pelajar SD dan SMP melintasi jalan tanah juga melalui tangga kayu.

Tampak mereka begitu bangga dan ceria, ketika ayunan kaki langkah bebas di atas bangunan jembatan gantung yang sukses diintervensi oleh pemerintah pusat melalui Kementrian PUPR. Bahkan saat pertama melintas, mereka mengaku menangis karena bahagia. Hadirnya bangunan pejalan kaki di atas sungai Wae Usang ini, sepenuhnya memberi dampak positif bagi pelajar sendiri.

Demikian bagi masyarakat umum. Sebelumnya, benar-benar piluh ketika hendak menyeberang sungai. Baik untuk urusan administrasi di desa atau kecamatan dan kabupaten, tempat kerja, silaturahmi antar warga, mobilisasi hasil tani, bahkan untuk kegiatan agama di tempat ibadah. Jembatan gantung sudah mempermudah dan memperpendek akses warga.

Jembatan gantung tipe rigid ini, dibangun 2023 lalu oleh Kementrian PUPR dengan nilai kontrak Rp.5.630.967.000. Bentangannya 120 meter. Star awal dibangun, masyarakat setempat begitu antusias. Salah satunya, masyarakat sekitar merelakan sebagian tanah miliknya diambil untuk dijadikan akses jalan pendekat jembatan gantung.

"Kami sangat gembira dengan dibangunya jembatan gantung Wae Usang. Sehingga sekarang kami dipermudah dalam beraktivitas sekolah. Tidak lagi turun naik ke dasar sungai yang begitu curam dan menantang," ujar pelajar SMP Satap Muku Jawa, Rio, Yano bersama rekanya, Selasa (26/3/2024)

Bagi mereka, kehadiran jembatan gantung itu sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak dalam membantu segala aktifitas sehari-hari. Sekarang jembatan itu telah dinikmati oleh masyarakat umum, termasuk pelajar SMP Satap Muku Jawa dan SDI Watu Tewuk. Tentu patutlah menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, khususnya Kementrian PUPR.

Hal yang sama, warga desa Satar Lahing, Mery dan Wens Warut. Mereka mengaku bahagia setelah pemerintah hadir di wilayah itu dalam mewujudkan pembangunan jembatan gantung Wae Usang. Warga begitu antusias dengan program Kementrian PUPR itu, pasalnya sudah bertahun-tahun dinantikan. Kini akses masyarakat lebih lancar, dan sangat membantu aktifitas anak sekolah.

"Jujur kami sangat senang dan bersyukur kehadiran jembatan ini. Kebanggaan terbesarnya, anak-anak kami sudah sangat mudah dalam beraktivitas menuju dan pulang sekolah. Sejak awal dibangun, warga begitu antusias. Bahkan rela tanah miliknya diambil untuk dijadikan akses jalan pendekat jembatan gantung," tutur Warut diamini Mery.

Sebab lanjut Warut, kehadiran jembatan itu tentunya sangat penting, dan strategis untuk membuka akses pendidikan, ekonomi dan sosial. Sejumlah wilayah di desa itu, lokasinya dipisahkan sungai yang sebelumnya menyulitkan akses masyarakat. Sekarang pekerjaan utama jembatan gantung, telah rampung dan sudah dimanfaatkan.

"Pekerjaan jembatan gantung ini sudah lama rampung keseluruhannya, dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat. Hanya saja karena musim hujan kemarin saluran di area blok angkur sempat tertutup longsor dan tersumbat,"bilangnya.

Sehingga kata Warut, terhadap itu rekanan harus membersihkan dan membreker kembali dengan alat manual, yakni jack hammer untuk membuat kemiringan ke arah pembuangan, serta membuat pasangan batu baru untuk proteksi longsor pada area angkur pin sisi kiri dan kanan. Juga sekarang rekanan sedang melakukan perbaikan jalan dan lahan warga sekitar lokasi jembatan, dan menggeser batu batu besar.

"Kegiatan ini dikawal langsung oleh pemilik lahan bersama ketua RT setempat. Tadi juga saya dengar informasi, bahwa rekanan sudah menemui pemilik lahan di rumahnya untuk koordinasi. Alat berat milik rekanan juga masih ada di lokasi," kata Warut.

Dia menambah, berhubung kehadiran jembatan itu sangat mempermudah mobilisasi orang dan barang, serta membuat semua orang gembira, maka patut menyampaikan terima kasih kepada Kementrian PUPR yang telah menghadirkan programnya. Juga keterlibatan banyak pihak, termasuk Pemda Matim, kecamatan, desa, dan masyarakat.

"Terima kasih kepada pemerintah atas kehadiran program jembatan gantung di sungai Wae Usang. Terima kasih juga kepada pihak rekanan yang sudah melaksanakan seluruh tanggung jawabnya dalam program pembangunan fisik jembatan di wilayah desa Satar Lahing hingga rampung," tutup Warut. (kr1/thi)

  • Bagikan