10 ABK MV Da Hao Lolos dari Maut

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX SELAMAT. Tampak ke-10 orang ABK yang berhasil selamat dari peristiwa kebakaran Kapal MV. Da Hao di Laut Banda, Provinsi Maluku saat dievakuasi dan tiba di Pelabuhan Tenau Kupang, Senin (29/4)

Basarnas Kupang Berhasil Evakuasi Dua WNA dan Delapan WNI

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Sebanyak 10 orang anak buah kapal (ABK) berhasil selamat dalam peristiwa terbakarnya Kapal MV. DA HAO di Laut Banda, Provinsi Maluku, sekira pukul 13.00 Wita, Minggu (28/4). Dari ke-10 orang ABK itu, dua merupakan warga negara asing (WNA) asal Cina dan delapan orang lainnya adalah WNI yang berasal dari Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kapal MV. DA HAO itu rutin melaksanakan pelayaran dari Manokwari ke Timor Leste (RDTL) dan sebaliknya itu memuat barang saat dalam pelayaran.

Kepala kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, I Putu Sudayana, di Pelabuhan Tenau Kupang, Senin (29/4) menjelaskan, Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang menerima email dari BCC perihal nama Kapal MV. Da Hao yang mengalami kebakaran. Setelah ploting area ternyata areanya di laut Banda, Maluku.

"Itu masuk wilayah Kantor SAR Kendari," ujarnya.

Meskipun demikian, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kantor SAR Ambon dan Maumere. Ternyata Kantor SAR Kendari juga sudah siap. Selain itu, Kantor SAR Ambon dan Maumere juga sudah siap membantu. Begitu bergerak, semua ABK sudah diselamatkan oleh Kapal Tengker Maran Gas Psara dengan pelayaran Singapura menuju Australia.

"10 orang ABK diselamatkan dan kami koordinasikan dengan mahkodanya Kapal Tengker ini Maran Gas tolong bawa ke Timor Leste," jelas Sudayana.

Setelah koordinasi tersebut, justru mereka membawa para ABK itu ke Kupang. Berdasarkan informasi seperti itu, kata I Putu Sudayana, sehingga Basarnas mulai membangun koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Lantamal VII, Polairud Polda NTT, KSOP, Bakamla, Imigrasi Kupang dan Pelindo.

Ternyata Bakamla Ambon sudah terlanjur menurunkan KM Marore.

"KM Marore inilah yang mengejar Kapal Tengker Maran Gas sampai di dekat Atambua," ungkapnya.

Karena dikejar waktu, Kapal Tengker Maran Gas harus segera masuk ke Australia maka 10 orang ABK ini dipindahkan ke KM Marore. Selanjutnya, Basarnas Kupang mengevakuasi ke-10 orang ABK ini dari KM Marore ke KN SAR Antareja.

"Proses evakuasi ini berjalan lancar karena kolaborasi yang baik," ujarnya.

Tepat pukul 16.35 Wita, KN SAR Antareja sandar di Pelabuhan Tenau Kupang.

"Prosedur yang ada kita lakukan semua," ujarnya.

Selanjutnya, ke-10 orang ABK yang ada sebelum turun dari kapal didahului dengan pemeriksaan kesehatan. Setelah itu, dua orang WNA ini diserahkan ke Imigrasi Kupang.

"Terima kasih Kepala Imigrasi Kupang, Christian Penna dan jajaran," kata Putu.

Sementara Delapan orang WNI ini, lanjut Putu, sudah dikoordinasikan dengan Dinas Sosial Provinsi NTT dan dibawa ke Rumah Penampungan sementara di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

"Dua orang WNA ini berasal dari negara Cina. Sedangkan delapan WNI itu dari Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah," jelasnya.

Sementara Antonius Nitbani, selaku Plt. Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Kupang, menjelaskan bahwa delapan orang WNI itu akan dimintai keterangan terkait kejadian kebakaran.

"Kami akan minta dokumen kapal dan dokumen dari kru kapal tersebut," pungkasnya. (r1/gat)

Nama 10 Orang ABK yang Dievakuasi:

  1. Mulyoto (53 tahun, Laki-laki / Indonesia).
  2. Muhammad Zaky Dzulfikar (30 tahun Laki-laki / Indonesia).
  3. Susilo Adil (60 tahun, Laki-laki / Indonesia).
  4. Rahmat Kururniawan (25 tahun, Laki-laki / Indonesia).
  5. Danang Dwiyanto (25 tahun Laki-laki / Indonesia).
  6. Iwan Setiawan (49 tahun, Laki-laki / Indonesia).
  7. Kurniawan (31 tahun, Laki-laki / Indonesia).
  8. Muhammad Farhan Kapitan Bela (21 tahun, Laki-laki / Indonesia).
  9. Wang Kai Gui (58 tahun, Laki-laki / China).
  10. Sun Yu Yan (55 tahun, Laki-laki / China)
  • Bagikan