KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Startup Teen Voice ID karya anak-anak SMA Katolik Giovanni Kupang berhasil lolos tiga besar dan berada di posisi pertama dalam lomba Business Plan yang digelar oleh MarkPlus Corp atau perusahaan konsultan marketing terkemuka di Indonesia.
Teen Voice berhasil menghantar para anggotanya, yakni Aldrick Raphael Luly, ?Sheila Putri Haryono, Gervasya Valensy Hedlin Mau, Teresa Grace Putri Serviany dan ?Giovanni Soerja Philipus Nong untuk menjadi peserta dan berkesempatan mempresentasikan proprosal Teen Voice mereka di ajang Jakarta Marketing Week bertempat di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta pada 19 Mei nanti.
Salah satu anggota, Giovanni Soerja Philipus Nong menjelaskan, Teen Voice merupakan perusahaan yang muncul atas keresahan yang dirasakan anak-anak Nusa Tenggara Timur, misalnya dalam hal penyerapan tenaga kerja. Dimana, untuk serapan Sumber Daya Manusia (SDM) NTT di industri nasional hanya sebesar 0,04 persen.
"Artinya lulusan kuliah dari NTT yang bisa terserap ke perusahaan nasional itu sangat kecil. Apalagi, kita krisis dalam bidang kewirausahaan, hanya tahu menjadi PNS, padahal ada banyak peluang untuk berwirausaha," jelas Giovanni.
Atas dasar itulah, Teen Voice didirikan sebagai platform belajar (learning platform) komunitas untuk saling membantu mengembangkan SDM agar ke depan ada peningkatan terhadap kualitas SDM anak-anak NTT. Lanjutnya, berdasarkan rencana bisnis perusahaan ini, untuk learning platform atau berbasis aplikasi baru akan terealisasi di tahun 2026 nanti.
"Untuk sekarang kami baru buat pilot project dan campaign nya ini. Jadi sebelum masuk aplikasinya, kami menjalankan program offline berupa Goes To Scholl untuk mengajarkan para siswa terkait bisnis digital. Sehingga, nanti di 2026 ketika sudah berbasis aplikasi maka sudah bisa dikenal oleh mereka," terangnya.
Sementara itu, salah satu tim, Sheila Putri Haryono juga menambahkan, selain bergerak secara offline, Teen Voice juga bergerak dalam ruang online. Misalnya, melalui webinar sehingga bisa menjangkau anak-anak di seluruh NTT, tidak saja di Kota Kupang.
Sheila juga menjelaskan, terciptanya Teen Voice tidak terlepas dari peran SMA Katolik Giovanni. Dia mengatakan, di Giovanni memiliki salah satu mata pelajaran unggulan, yakni Digital Entrepreneur yang bisa dipastikan tidak ada di sekolah lainnya se-NTT.
Dalam mata pelajaran ini, siswa diwajibkan memilih lima bidang atau program yakni, Podcast, Voice Over, Design Product, Business Development dan UI/UX. Dimana, awalnya Teen Voice hanya berupa Podcast, namun dirasa optimis untuk bisa terus berkembang, maka akhirnya diperluas lagi dengan program lainnya.
"Jadi, komunitas ini juga bisa memberikan siapapun anak ruang untuk berkembang dan belajar," singkatnya.
Guru Pendamping, Jagat Prawira Sutopo mengatakan, dirinya optimis terhadap kemampuan anak didiknya. Sebab, selama proses mengajar dia selalu mengajarkan materi-materi Digital Entrepreneur yang dasarnya merupakan materi perkuliahan. Dan ternyata para siswa dapat menyelesaikannya dengan baik.
"Program digital ini kita udah arah ke prototipe aplikasi. Ini sebetulnya materi-materi kelas kuliahan, tapi ternyata anak Giovanni bisa. Makanya, saya optimis dengan Teen Voice ini. Ini jadi pionir pengembangan kompetensi remaja di NTT. Karena remaja ini masa dimana masih mencari jati diri," jelas Wira.
Dia pun berusaha untuk mendorong anak-anak berkompetisi ditingkat nasional. Sebab menurutnya, sekolah-sekolah di NTT tidak terlalu menjadi target dalam hal-hal berbau digital seperti ini. Karena itu, dia pun ingin membuktikan bahwa anak-anak NTT juga bisa bersaing dan mampu membuktikan diri.
"Saya juga coba anak-anak untuk lombanya tidak di NTT, tapi dikancah nasional. Kita sudah tiga kali berhasil ke Jakarta, pernah juara 3 dan juara 1 tingkat nasional. Kita mengalahkan SMA-SMA ternama," ujarnya.
Wira menceritakan, awalnya Giovanni berkompetisi dengan 25 SMA top di Indonesia, dan ternyata Giovanni berhasil masuk 10 besar diurutan 3 dengan skor 806. Kemudian, setelah mempresentasikan proposal Teen Voice ID, Giovanni berhasil menduduki posisi pertama dengan skor 840.
"Finalnya akan ke Jakarta tanggal 19 Mei nanti. Kemungkinan akan ada investor juga yang akan datang," tambahnya.
Adapun salah satu orang tua, Lucius Uly mengaku bangga atas pencapaian anak-anak. Meskipun ada fase sulit yang dilewati, tetapi berkat dorongan dan motivasi satu sama lain juga guru, maka anak-anak bisa sampai dititik ini.
"Bagi saya anak-anak ini sudah juara, karena ini juga mimpi kami," tandasnya. (cr1/thi)