KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Berdasarkan data statistik di Tahun 2023 lalu, terdapat 200 ribu (dua ratus ribu) unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hingga kini, Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur telah membantu memberdayakan 16 ribu unit UMKM di NTT.
Hal ini diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank NTT, Yohanes Landu Praing. Dia menyebut,
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki potensi yang sangat besar dan sangat perlu untuk dikembangkan.
Dijelaskan Yohanes Landu Praing, saat ini hasil produksi dari UMKM yang dibina oleh Bank NTT, telah banyak dipasarkan di market ritel seperti Alfamart dan Indomart.
"Saat ini banyak UMKM yang hasil produksinya sudah masuk ke market ritel seperti Alfamart maupun indomart," kata dia.
Untuk itu, lanjut Yohanes Landu Praing, di tahun 2025, Bank NTT, menargetkan sedikitnya 5. 000 (lima ribu) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bergabung ke Ekosistem Digital.
"Target, 5. 000 (lima ribu) UMKM baru bergabung ke ekosistem digital dengan dukungan program pelatihan intensif dan pembiayaan berbasis digital," kata Landu Praing.
Menurut Yohanes Landu Praing, Bank NTT terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program pembinaan dan pendampingan yang inovatif.
Dijelaskan Plt Dirut Bank NTT, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk membantu pelaku UMKM memperluas jangkauan pasar, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga ke toko-toko, minimarket, toko oleh-oleh, dan platform e-commerce.
Hingga kini, lanjut Yohanes Landu Praing, UMKM Binaan Bank NTT dari 23 cabang telah berhasil masuk ke 5 Gerai Alfamart, 85 Gerai Indomaret, 120 Minimarket, 60 Toko, 11 Galeri Dekranasda, 4 Platform E-commerce, dan 168 akun media sosial, yang mendukung promosi serta penjualan produk UMKM Bank NTT.
"Bank NTT terus memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi daerah, melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan," ungkap Plt Dirut Bank NTT.
"Memberikan akses pembiayaan dengan syarat ringan bagi pelaku usaha ultra mikro. Pada 2024, KUMU telah didanai lebih dari 10.000 pelaku usaha dengan total plafon Rp150 miliar. Tahun 2025, target kita adalah meningkatkan akses ini hingga 15.000 pelaku usaha dengan plafon Rp200 miliar," tambah Yohanes Landu Praing.
Untuk saat ini, kata Landu Praing, bahwa fokus pada sektor produktif seperti pengolahan hasil pertanian, peternakan, dan perdagangan lokal yang memiliki multiplier effect tinggi.
Selain itu, membantu pelaku UMKM untuk masuk ke pasar digital melalui kemitraan dengan platform e-commerce nasional seperti Tokopedia dan Bukalapak.
"Tahun 2024, sebanyak 3.000 UMKM telah onboarding ke platform digital ini dengan peningkatan transaksi sebesar 40% dibandingkan tahun sebelumnya," pungkasnya. (thi/dek)