KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah NTT menyebabkan terjadinya banjir serta longsor. Masyarakat diminta waspada dan peka terhadap kondisi alam.
Bencana longsor dan banjir mengakibatkan transportasi darat terganggung karena ada jalan dan jembatan putus. Begitupun transportasi laut, sementara tidak ada pelayaran karena tingginya gelombang.
Tutupnya pelayaran akibat gelombang tinggi muncul isu terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Rote Ndao. Walaupun beberapa hari tidak ada pelayaran untuk pendistribusian BBM ke Kabupaten Rote Ndao, tetapi ketersedian BBM masih ada.
“Meskipun tidak ada pelayaran untuk pendistribusian BBM ke Kabupaten Rote dan Sabu Raijua, tetapi kami pastikan BBM disana masih aman. Stok BBM di sana masih tersedia untuk enam hari ke depan,” jelas Sales Branch Manager Wilayah I, PT Pertamina (Persero) NTT, Dani Sanjaya kepada Timor Express usai pertemuan bersama PT PLN (Persero) Wilayah NTT dan Komisi IV DPRD NTT, Selasa (11/2).
Menurut Dani, Selasa kemarin cuaca mulai membaik. “Mudah-mudahan cuaca kembali membaik, sehingga pendistribusian BBM ke Rote Ndao dan Sabu Raijua kembali lancar,” ungkapnya.
Dalam pertemuan bersama PT Pertamina (Persero) NTT dan Komisi IV DPRD NTT, Senior Manager PT PLN Wilayah NTT, Taufik Nuscaya menjelaskan, kondisi infrastruktur yang kurang memadai berpengaruh pada pendistribusian BBM. Infrastruktur di beberapa wilayah di NTT, yakni Sulamu Kabupaten Kupang, Wonokaka dan Riung.
“Kami minta dukungan pemerintah dalam proses perbaikan jalan. Jika terjadi longsor segera dibersihkan supaya mobil tangki kita bisa lewat untuk pengisian tangki-tangki di SPBU. Sementara pendistribusian lancar kecuali di Sulamu Kabupaten Kupang. Karena jembatannya rusak. Lewati sungai, sungainya sedang meluap sehingga tidak bisa dilewati. Mobil tangki BBM pakai derek,” kataya.
PT PLN meminta pemerintah segera mengambil solusi memperbaiki infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak. Selama ini mobil tangki pengangkut BBM melintasi sungai. Jika airnya penuh, mobil tangki di derek hingga bisa lewat. Tidak bisa melintasi jalur laut karena tidak ada akses sandar dan bongkar muat.
“Kami diminta klarifikasi pengaduan masyarakat Lifuleo Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang terkait perbaikan jalan sepanjang dua kilometer dan pemasangan lampu jalan. Kami sanggupi, pekerjaan itu akan diselesaikan akhir bulan Juli mendatang,” jelas Manager Unit Pelaksana Pembangunan Nusra III, Asirun.
Menurut Asirun, sudah ada kesepakatan dengan masyarakat, jalan menuju lokasi PLTU akan diperbaiki setiap enam bulan.
Mengenai rumput laut, PT PLN bekerja sama dengan perguruan tinggi unuk melihat dampak dari aktivitas PLTU. Di sisi perairan yang mengakibatkan penurunan kualitas air, hasil laboratorium, disekitar PLTU masih dalam rens bermutu yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup.
Menjawab pertayaan wartawan terkait informasi pemadaman listrik di Rote Ndao karena minimnya ketersedian BBM, Asirun mengelak dengan mengatakan, bicara ketersedian BBM, kewenangan PT Pertamina.
Sementara, Ketua Komisi IV DPRD NTT, Patrinus Lali Wolo mengatakan, ada pengaduan masyarakat terkait jalan menuju PLTU mengalami kerusakan dan tenaga kerja lokal yang harus dipekerjakan. Permintaan masyarakat terkait pembangunan jalan, pemasangan lampu jalan dan perekrutan tenaga kerja di sekitar lokasi PLTU, semua disanggupi PT PLN.
“Hanya masalah waktu saja, PLN telah menyanggupi untuk memenuhi permintaan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Patrinus, kuota solar, pertalite dan pertamax ada kenaikan. Sedangkan kuota minyak tanah dikurangi. NTT bukan konsumsi elpiji seperti daerah lain. Mestinya, kuota minyak tanah di NTT harus dinaikan.
Karena itu, Komisi IV minta pemerintah segera mengusulkan ke BP Migas untuk menambah kuota minyak tanah. Sehingga kebutuhan masyarakat akan ketersedian minyak tanah teratasi. (dek/ays)