Stok Migor 3 Kabupaten Tersisa 14.758 Liter, Manggarai Siap Operasi Pasar

  • Bagikan

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Stok minyak goreng (Migor) untuk tiga kabupaten di Manggarai Raya, yakni Manggarai, Manggarai Barat (Mabar), dan Manggarai Timur (Matim), tersisa 14.758 liter. Jumlah ini terhitung sangat kurang untuk kebutuhan masyarakat. Sudah begitu, belum semua penjual menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET).

“Hasil pemantauan stok minyak goreng pada dua distributor, posisi stoknya 14.758 liter. Diperkirakan stok ini untuk kebutuhan dua minggu ke depan. Tapi stok yang ada ini, untuk kebutuhan tiga daerah di Manggarai Raya,” ujar Kadis Perdagangan dan Perindustrian Manggarai, Livens Turuk, kepada TIMEX di ruang kerjanya, Rabu (8/2).

Dua distributor minyak goreng untuk tiga kabupaten itu, kata Livens, ada di wilayah Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Masing-masing, PT Wings dan CV Karya Sejahtera. Sisa stok 14.758 liter minyak goreng itu, terdiri dari jenis minyak goreng sabrina kemasan 1 liter sejumlah 4.860 liter, migor sabrina kemasan 2 liter sejumlah 3.408 liter, sedap jerigen isi 20 liter sejumlah 3.360.

Selain itu sedap jerigen isi 5 liter sejumlah 130 liter, dan minyak goreng jenis Bimoli kemasan 1 liter dan 620 ml sejumlah 3.000 liter. Menurut Turuk, jumlah ini sangat kurang. Pemantauan di pasar dan toko swalayan yang ada, stok yang tersedia cendrung sudah mau habis. Hal itu sebab kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat, masih sangat urgen.

“Selama pemantaua dari dinas di pasar dan tempat belanja lain dalam kota Ruteng, gejolak terhadap kebutuhan minyak goreng belum terlalu tinggi. Tapi memang pola konsumsi akan minyak goreng itu sebagai andalan sehingga ini tentu terganggu,” kata Turuk yang didamping stafnya, Ny. Ester dan Beny.

BACA JUGA: Pedagang Pasar Tradisional di Matim Jual Migor di Atas HET

BACA JUGA: Mulai 1 Februari, Harga Minyak Goreng Curah Rp 11.500 Per Liter

BACA JUGA: Harga Minyak Goreng di Kota Kupang Melambung

Terkait harga, Turuk menjelaskan, ada ketentuan HET dari pemerintah pusat, seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permedag) No. 6 tahun 2022. Namun di Kabupaten Manggarai, ada yang telah mengikuti ketentuan, dan masih ada yang belum. Itu karena pelbagai alasan teknis yang disampaikan para distributor.

Dalam ketentuan itu, demikian Turuk, harga migor perliter sebesar Rp 14.000. Harga ini juga akan terus dipantau agar diketahui perkembangannya. Pada prinsip harga tidak boleh keluar dari ketentuan HET dari pemerintah. Khusus minyak goreng jenis Bimoli, harga yang dijual sebesar Rp 22.000 per liter. Pihaknya juga telah melakukan komunikasi langsung dengan pihak produsen Indofood.

“Kami komunikssi dengan pimpinan indofood wilayah Indoensia Timur. Dimana mereka agak sulit untuk menerapkan HET sesuai dengan ketentuan. Itu dilihat dari margin keuntungan. Memang dibolehkan bahwa penentuan HET bisa lebih dari 5 – 7 persen. Tapi khusus untuk Indoensia bagian Timur, mereka sudah menghitung dengan transportasi,” bilangnya.

Menurut Turuk, hal ini akan dimungkinkan kalau pemerintah pusat melakukan operasi pasar. Di Kabupaten Manggarai sendiri, sangat menginginkan dan berharap adanya operasi pasar. Minimal bisa menekan harga. Tapi kalau melihat lonjakan harga, kenaikan dipasar itu tidak sampai 50 persen.

“Boleh dikatakan, harga masih bisa dijangkau, hanya daya belinya semakin menurun. Kalau masalah stok, kita masih coba mengantisipasi. Kami juga sudah komunikasi deng pihak Bulog, agar bisa lakukan operasi pasar. Tapi Bulog masih menunggu stok minyak goreng. (*)

Penulis: Fansi Rungat

  • Bagikan