Presiden Jokowi Tanam Jagung di Areal Food Estate Rotiklot, Ternyata Tumbuh Rumput

  • Bagikan
TUMBUH RUMPUT. Areal Food Estate di Rotiklot, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu yang dilakukan penanaman simbolis jagung oleh Presiden Jokowi kini ditumbuhi rumput. Gambar diabadikan Selasa (25/4). (FOTO: PETRUS USBOKO/TIMEX)

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (24/3/2022) lalu melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Belu. Di sana, Jokowi meresmikan Universitas Pertahanan Politeknik Ben Mboi lalu melakukan kunjungan ke pasar. Agenda lain yang dilakukan Jokowi di perbatasan saat itu adalah menanam jagung di areal Food Estate Rotiklot.

Ternyata, setelah sebulan berjalan, lokasi Food Estate yang terletak di Dusun Rotiklot, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, bukannya jagung yang tumbuh namun rumput liar. Saat itu Presiden Jokowi tak sendiri, namun bersama Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Bupati Belu, Agustinus Taolin.

Pantauan langsung TIMEX di lokasi Food Estate, Selasa (25/4), tampak areal seluas 22 hektare yang sebagiannya sudah ditanami jagung oleh Presiden Jokowi itu tak muncul jagungnya. Yang ada adalah rumput liar.

Fakta ini juga disaksikan langsung tim dari Kementan, tim dari Dinas Pertanian Kabupaten Belu dan Dinas PUPR Kabupaten Belu yang turun langsung ke lokasi itu. Mereka mendapati pengelolaan lahan food estate yang dilakukan penanaman simbolis oleh Presiden RI tak membuahkan hasil.

Acem Sujrajat, Warga RT 16/RW /08, Dusun Rotiklot, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu saat ditemui TIMEX di lokasi Food Estate, Selasa (25/4) mengatakan, jagung yang ditanam Presiden Jokowi sebulan lalu itu tidak tumbuh karena air yang dialirkan dari Bendungan Rotiklot untuk menyiram tanama jagung itu ditutup.

Acem menyebutkan, Dinas Pertanian Kabupaten Belu baru dua hari belakangan ini mendatangkan traktor untuk menggemburkan kembali tanah untuk dilakukan penanaman kembali jagung. "Jagung mati karena habis tanam air ini ditutup sehingga tidak bisa siram jagung makanya jagung mati kembali," jelas Acem.

Sementara itu, Mustaghfirin, Koordinator Program dan Evaluasi Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Kementan RI yang mendatangi lokasi Food Estate itu tak bisa berkomentar banyak setelah melihat fakta sesungguhnya di lapangan.

Mustaghfirin mengatakan, tanaman jagung yang tidak tumbuh tersebut sementara dilakukan persiapan lahan kembali untuk kemudian kembali ditanami jagung. Untuk itu, persiapan lahan harus benar-benar dilakukan dengan baik sehingga jagung yang ditanami bisa tumbuh dengan baik pula.

"Ada kegiatan persiapan lahannya, ada pemeliharaan, dan lain sebagainya. Tentunya dengan pemeliharaan yang optimal, hasilnya akan baik. Namun ini karena pemeliharaan yang tidak bagus sehingga hasilnya seperti ini," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam keterangan persnya, Kamis (24/3/2022) mendorong pemanfaatan teknologi dalam sistem pertanian, khususnya pada lahan sulit seperti di Provinsi NTT.

Menurut Presiden, keberanian menggunakan teknologi akan menghasilkan solusi terbaik dalam penanganan lahan-lahan pertanian yang sulit. “Saya rasa kalau kita berani menggunakan teknologi, berani mencoba di lahan-lahan yang sulit seperti yang di NTT ini, nanti akan kelihatan semuanya. Apa yang perlu diperbaiki, apa yang perlu dikoreksi, dan apa alsintan (alat dan mesin pertanian) yang pas untuk digunakan di daerah seperti NTT ini,” ujar Presiden Jokowi saat itu.

Dengan memanfaatkan teknologi alsintan tersebut, Presiden juga meyakini dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Belu secara khusus dan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional secara lebih luas.

“Saya meyakini ini akan memperbaiki kesejahteraan masyarakat di NTT khususnya di Kabupaten Belu, tetapi juga akan memperkuat ketahanan pangan nasional kita karena ada lahan-lahan baru yang dibuka seperti di Provinsi NTT, Kabupaten Belu seperti yang kita lihat sore hari ini,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden bersama masyarakat melakukan penanaman jagung menggunakan mesin tanam jagung atau planter di lahan seluas 53 hektare. Apabila produksi yang dihasilkan di lahan tersebut bagus, Presiden menyebut pembukaan lahan serupa akan kembali dilakukan di daerah lain.

“Dari sinilah nanti kita akan perluas sampai seluas 500 hektare. Kalau itu nanti berhasil dan produksinya bagus, kita akan melompat ke daerah yang lain yang juga ada lahan datar seperti ini seluas 15 ribu hektare,” tambahnya.

Sementara, Bupati Belu Agustinus Taolin menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang senantiasa mengunjungi Kabupaten Belu berulang kali.

Dikatakan, kunjungan kali ini merupakan kunjungan kerja ketiga kalinya. Saat itu Presiden Jokowi meresmikan Kampus Universitas Pertahanan (Unhan) Politeknik "dr. Aloysius Benedictus Mboi", meninjau lokasi Food Estate sekaligus melakukan penanaman jagung dan blusukan ke pasar rakyat Baru Atambua. (mg26)

  • Bagikan