Minyak Tanah Langka di Belu, Harga Eceran Tembus Rp 6.000 Perliter

  • Bagikan
ANTRE. Ratusan jerigen milik masyarakat di Kabupaten Belu diatur mengantre untuk mendapatkan distribusi minyak tanah di salah satu agen di Kota Atambua. Gambar diabadikan Jumat (24/6). (FOTO: PETRUS USBOKO/TIMEX)

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis minya tanah kembali terjadi di sejumlah kawasan di Kota Atambua, Kabupaten Belu.

Kelangkaan ini terjadi buntut dari upaya penggagalan dugaan penyelundupan BBM jenis minyak tanah dari Indonesia ke Timor Leste oleh Polisi Air di perairan Atapupu dalam sepekan terakhir. Selain itu, harga minyak tanah pun ikut mengalami kenaikan dari harga sebelumnya, Rp 5.000 perliter menjadi Rp 6.000 perliter.

Pantauan media ini di sejumlah agen minyak tanah, Jumat (24/6), terlihat harga jual eceran minyak tanah perliter di setiap agen pengecer mencapai Rp 6.000 per liter. Harga ini mengalami kenaikan dari harga sebelumnya, yakni Rp 5.000 perliter.

Sementara, dari hasil penelusuran media ini, salah satu pemilik pangkalan minyak tanah di Kabupaten Belu mengaku, saat ini pihaknya hanya mendapat pasokan atau kuota sebatas dua drum saja. Padahal sebelumnya, sang agen mengaku mendapat lebih dari lima drum.

Ari Uskono, warga Kelurahan Bei Ragu yang ditemui TIMEX di lokasi agen minyak tanah di Pasar Baru Atambua, Jumat (24/6) mengaku kaget dengan adanya kenaikan harga minyak tanah tersebut.

Dikatakan, sebulan yang lalu dirinya membeli minyak tanah di agen yang sama dengan harga satuan Rp 5.000 perliter. Namun, kali ini, ia terkejut karena adanya kenaikan harga satuan per liter menjadi Rp 6.000.

"Tadi saya beli minyak tanah 5 liter saya bayar Rp 30.000 karena harga satuan per liternya Rp 6.000. Padahal, bulan lalu saya beli harganya masih 5.000 perliter," sebutnya.

Ari menambahkan, kenaikan harga minyak tanah itu juga menimbulkan persoalan baru bagi masyarakat karena stok minyak tanah di setiap agen pengecer itu pun dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

Ari berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu melalui dinas teknis dan lintas sektor bisa bekerja sama dalam melakukan pengawasan terhadap kestabilan harga pasar, khususnya harga jual minyak tanah yang kini mengalami kenaikan.

"Ini tugas pemerintah dan lintas sektor untuk melakukan pengawasan terhadap kestabilan harga pasar. Kalau dibiarkan seperti ini masyarakat yang akan susah," katanya. (mg26)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan