Surati Ketua YPTB, NOPSEMA Jelaskan Penanganan Tumpahan Minyak di Ladang Montara

  • Bagikan
Ketua YPTB, Ferdi Tanoni. (FOTO: ISTIMEWA)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Otoritas Manajemen Lingkungan dan Keselamatan Minyak Lepas Pantai Nasional atau The National Offshore Petroleum Safety and Environmental Management Authority (NOPSEMA) di Australia telah membalas surat yang ditujukan Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) terkait persoalan tumpahan minyak kedua di Ladang Montara.

"Pada tanggal 2 Agustus 2022 lalu, NOPSEMA telah memberikan jawaban tertulis kepada Ferdi Tanoni selaku Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) perihal persoalan tumpahan minyak di Ladang Montara. Surat ini merupakan balasan surat YPTB ke NOPSEMA pada tanggal 23 Juni 2022 lalu," ungkap Ketua YPTB, Ferdi Tanoni dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/8).

Dalam suratnya, kata Ferdi, NOPSEMA menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya membalas surat YPTB. Dalam surat itu, kata Ferdi, NOPSEMA menjelaskan bahwa pada 17 Juni 2022, mereka menerima pemberitahuan tentang terjadinya tumpahan minyak di fasisilitas penyimpanan dan pembongkaran produksi terapung (Floating Production Storage and Offloading - FPSO) MontaraVenture Jadestone.

Fasilitas ini, demikian Ferdi, mengutip penjelasan Stuart Smith, Chief Executive Officer (CEO) NOPSEMA, berjarak sekira 690Km barat laut Darwin.

Stuart Smith, kata Ferdi, dalam suratnya mengatakan bahwa, setelah menerima pemberitahuan itu, NOPSEMA langsung membentuk tim penanggap dan berkoordinasi dengan tim penanganan insiden Jadestone di Perth, Australia.

"Produksi di fasilitas tersebut dihentikan ketika tumpahan terdeteksi dan pada hari Senin,
20 Juni 2022. Langkah-langkah segera diambil untuk menahan penyebaran tumpahan selagi perbaikan sementara dilakukan," tulis Stuart Smith dalam suratnya sebagaimana disampaikan Ferdi Tanoni.

Stuart Smith juga menyebutkan bahwa pemberitahuan pelarangan telah dikeluarkan waktu itu untuk memastikan produksi tidak dimulai kembali sampai NOPSEMA yakin bahwa masalah integritas struktural telah diperbaiki dan risiko tumpahan lebih lanjut telah dikurangi.

Tumpahan tersebut diperkirakan sejumlah 3-5kL hidrokarbon. "Setelah tanggapan awal tadi, NOPSEMA memulai penyelidikan resmi dan inspektur kami melakukan perjalanan ke lepas pantai untuk melakukan inspeksi fasilitas pada Selasa, 21 Juni 2022. Pada tanggal 30 Juni 2022, kami yakin bahwa risiko langsung akan terjadinya tumpahan lebih lanjut telah diatasi oleh Jadestone sehingga produksi dapat dimulai kembali ke dalam tangki yang telah dinilai integritas strukturalnya," jelas Stuart Smith.

Melalui Stuart Smith, kata Ferdi, NOPSEMA akan terus mengawasi tanggapan Jadestone dan memastikan dilakukannya pemantauan dampak terhadap lingkungan dan pengambilan tindakan yang tepat untuk mengatasi dampak apapun.

Diakhir surat NOPESMA itu, jelas Ferdi, Stuart Smith selaku CEO menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama dengan YPTB yang berkelanjutan dengan NOPSEMA sehubungan dengan keberlanjutan dan kesehatan di Laut Timor.

"Ini jawaban dari NOPSEMA yang disampaikan kepada saya selaku Ketua Yayasan Peduli Timor Barat. Saya memutuskan menyurati otoritas ini dengan maksud untuk memastikan bahwa jangan sampai petaka tahun 2009 lalu terulang yang membawa dampak lanjutan bagi warga pesisir di Nusa Tenggara Timur. Bagaimanapun, persoalan 13 tahun silam itu belum tuntas, sehingga kita ingatkan agar jangan sampai datang petaka kedua," pungkas pejuangan hak-hak rakyat NTT di Laut Timor ini. (aln)

  • Bagikan