Injakkan Kaki di Rote, Mendagri Tito Karnavian Rasakan Suasana Ini di Batas Selatan NKRI

  • Bagikan
SUMRINGAH. Mendagri Tito Karnavian dengan wajah sumringah melayani permintaan warga untuk berswafoto usai memimpin upacara peringatan HUT Ke-77 RI, di Desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Rabu (17/8). (FOTO: Max Saleky/TIMEX)

BA'A, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian, mengungkapkan kegembiraannya ketika berada di Rote Ndao. Hal tersebut diungkapkan usai menjadi Insektur Upacara (Irup) pada peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, di Desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Rabu (17/8).

Mendagri mengaku gembira karena akhirnya bisa menginjakan kaki di ujung paling Selatan Indonesia. Bahwa, Pulau Rote merupakan sebuah tempat yang bisa mendapatkan suasana yang aman, damai, dan tentram.

Pulau Rote, kata Mendagri, kerap disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam setiap acara kenegaraan. Bahwa, Nusantara tak hanya dari Sabang sampai Merauke, tetapi juga dari Pulau Miangas (Sulawesi Utara) sampai ke Pulau Rote (NTT).

Karena menjadi semangat pemersatu Nusantara, sebagai bangsa yang besar, sehingga timbul niat Mendagri untuk mengunjungi Rote Ndao. Dan hal tersebut terwujud bertepatan dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI tahun ini. "Saya melihat langsung, dan sangat gembira bisa berada di batas Selatan Indonesia," kata mantan Kapolri ini.

Mendagri Tito mengaku memutuskan ke Rote Ndao karena Presiden Jokowi mengarahkan anggota Kabinet Indonesia Maju agar pada momentum HUT RI tahun ini, sebagian bisa menjadi Irup di daerah-daerah yang jauh dan juga daerah perbatasan.

Atas arahan tersebut, kata Mendagri, ia kemudian memilih Rote Ndao untuk dikunjungi. Bahkan dalam kunjungannya, Tito tidak mau mengganggu acara perayaan yang sudah disiapkan daerah, baik di tingkat provinsi maupun di Kabupaten Rote Ndao.

"Saya berkeputusan untuk mengambil di pulau terselatan Indonesia, Pulau Rote karena saya juga belum pernah ke sini. Kemudian, lokasinya pun tidak di ibukota provinsi ataupun di ibukota Kabupaten Rote Ndao, tapi cukup di tingkat kecamatan," kata Mendagri Tito.

"Kepada Pak Gubernur saya sampaikan, silakan Pak Vicktor memimpin upacara di Kupang, Ibu Bupati (Paulina Haning-Bulu, Red), silakan upacara di Kota Ba'a, dan kami melaksanakan upacara di kecamatan saja, dengan tanpa mengurangi makna," tuturnya.

Mendagri Tito menyatakan memutuskan melakukan hal tersebut dengan maksud ingin memberi sebuah kesan, lebih khusus kepada masyarakat di Kecamatan Rote Barat dan Rote Barat Daya, yang suasana perayaannya dilakukan dengan mengangkat nilai-nilai budaya setempat.

Seluruh peserta upacara, termasuk Mendagri Tito dan Ny Tri Suswati Tito Karnavian, tampil mengenakan busana daerah Rote Ndao lengkap dengan aksesoriesnya. Ada juga parade kuda hias (HUS), yang merupakan atraksi budaya setempat serta pameran kerajinan tangan.

"Upacara ini memang sangat penting, dan simbolik. Karena yang selalu saya perhatikan dalam ucapan Bapak Presiden menyebut Indonesia bukan saja dari Sabang sampai Merauke. Tapi juga dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote. Dan ini yang selalu disosialisasikan secara terus menerus," ungkapnya.

Usai menjadi Irup, Mendagri Tito didampingi sang istri menyempatkan diri mengunjungi beberapa stand pameran kerajian tangan dan menyaksikan secara langsung pelaksanaan operasi timbang terhadap bayi dan balita.

"Dengan kehadiran kami di sini, agar seluruh masyarakat Indonesia paham, bahwa batas Selatan (NKRI) adalah Pulau Rote. Dan mungkin karena penasaran, akhirnya bisa datang ke sini," pungkasnya. (*)

Penulis: Max Saleky
Editor: Marthen Bana

  • Bagikan