Kerja Sama Offtaker Baru Program TJPS Matim, Pemkab Matim Siap Lahan 50 Ribu Ha

  • Bagikan
TEKEN PKS. Pinca Bank NTT Borong, Nurchalis Tahir, Kepala Dinas Pertanian, Yohanes Sentis, dan Direktur CV. Bidadari Permai, Eduardus Elvis Angliwarman melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan program TJPS, di Benteng Jawa, Kecamatan Lamba Leda, Matim, Selasa (9/8) lalu. (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur (Matim) bersama Bank NTT membangun kemitraan dengan CV. Bidadari Permai untuk menjadi offtaker dalam menyukseskan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) tahun 2022. Kemitraan itu diwujudkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani pada Selasa (9/8) di Benteng Jawa, Kecamatan Lamba Leda.

Dalam kerja sama ini, Pemkab Matim menyiapkan lahan seluas 50 ribu hektare (Ha). Penandatanganan PKS tentang fasilitas kredit ekosistem pertanian itu dilakukan Pemimpin Cabang (Pinca) Bank NTT Borong, Nurchalis Tahir, Kepala Dinas Pertanian Matim, Yohanes Sentis, dan Direktur CV. Bidadari Permai, Eduardus Elvis Angliwarman.

Penandatanganan MoU ini disaksikan langsung Bupati Matim, Agas Andreas dan Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Steven Mesakh. Hadir pimpinan dan anggota DPRD Matim, sejumlah Kepala Devisi Bank NTT, tokoh agama, Ketua TP PKK Matim, Ny. Theresia Wisang Agas, pimpinan OPD, para pejabat dan karyawan Bank NTT, Camat Lamba Leda, kepala desa, dan tokoh masyarakat setempat.

"Luas lahan yang diputuskan oleh  Bupati Matim sesuai arahan Gubernur NTT harus 50 ribu Ha. Nah ada beberapa lokasi yang berpotensi untuk bisa mencapai angka tersebut. Contohnya di Desa Compang Ndejing, dan sejumlah desa di wilayah Utara Kabupaten Matim," kata Direktur Kredit Bank NTT, Steven Mesakh kepada TIMEX saat ditemui di Borong, Rabu (10/8).

Steven menyebutkan, Dinas Pertanian Matim yang memiliki kewenangan untuk menginventarisir lahan dimana saja serta jumlahnya. Pasalnya Dinas Pertanian yang punya tugas untuk hal tersebut, sementara Bank NTT menyiapkan sisi pembiayaannya.

Menurutnya, PKS dengan CV. Bidadari Permai dalam kapasitas sebagai offtaker baru. Tentu, offtaker sebelumnya, yakni PT Suaka Bumi tetap berjalan.

"Kenapa kita tambah dan lakukan PKS dengan offtaker CV. Bidadari Permai, itu bukan berarti yang lama tidak dipakai lagi. Tetap berjalan untuk mengisi hal-hal apa yang kosong belum dipenuhi, tentu ya bisa saling mengisi. Kalau tidak seperti itu, bisa saja tidak jalan," bilang Steven.

Fungsi offtaker itu, lanjut Steven, adalah menyiapkan benih, pupuk, siapkan herbisida dan pestisida, serta pemasaran hasil. Jika itu dijalankan oleh satu mesin, dan tiba-tiba dibutuhkan namun barang yang dibutuhkan belum ada, maka programnya tidak bisa jalan. Artinya deviasi waktu untuk orang mau tanam, mau pupuk, dan herbisida, lari semua dan berimbas pada kualitas tanaman itu sendiri.

"Kalau program TJPS tahun lalu untuk Kabupaten Matim sendiri berjalan cukup berhasil. Hanya saja tahun lalu itu, seperti di Compang Ndejing ada permasalahan sedikit pasca panen, dimana hasil panen itu disimpan terlalu lama oleh petaninya. Artinya, selanjutnya hal ini ada di offtaker. Ini benang merah yang selanjutnya harus kita selesaikan bersama," katanya.

Steven menambahkan, ada dua pola dalam program TJPS, yakni pola mandiri dan  pola kemitraan. Namun di Matim dan sejumlah kabupaten lain di NTT, yang dijalankan itu pola kemitraan. Di sini akan memberikan satu pendekatan pembangunan yang sifatnya kolektif, kompherensif, terintegrasi, dan mampu menyelesaikan persoalan sosial ekonomi.

Direktur CV. Bidadari Permai, Eduardus Elvis Angliwarman kepada TIMEX mengatakan, pihaknya siap menyukseskan program TJPS di tiga wilayah kabupaten Manggarai Raya. Dimana perusahaanya itu dipercaya untuk menjadi offtaker di Matim, Manggarai, dan Manggarai Barat.

Eduardus berkomitmen, pihaknya akan bertugas dari hulu sampai hilir. "Prinsipnya, saya sebagai offtaker, siap untuk sukses program TJPS ini. Tugas kami menyiapkan benih, pupuk, herbisida, dan pestisida, sampai pada pemasaran. Soal harga, kita mengikuti harga pasar. Tujuanya tidak untuk merugikan petani, tapi semua pihak sama-sama saling menguntungkan," kata Elvis.

Terkait benih, Elvis menyebutkan, sesuai instruksi Pemprov, ada dua jenis benih jagung, yakni jenis pioneer dan bisi. Namun dalam program ini, pihaknya menyiapkan benih jagung jenis bisi. Sementara pupuk, pihaknya menyiapkan pupuk jenis NPK non subsidi dan pupuk Urea non subsidi. Selain itu menyiapkan tim teknis untuk memantau setiap perkembangan tanaman jagung di lapangan.

Terkait luas lahan, Elvis mengatakan, tergantung hasil verifikasi Dinas Pertanian dan juga terakhir hasil verifikasi pihak Bank NTT. Berapa pun luas lahan yang disiapkan, pihaknya sudah siap untuk menyupport. Dia juga menambahkan, pihaknya baru pertama kali dipercaya untuk menjadi mitra dalam program TJPS. Dimana untuk kabupaten Manggarai, sudah berjalan di Desa Wongka, Kecamatan Satar Mese Utara.

"Manggarai kita sudah berjalan di Wongka dengan luas lahan 26 hektare. Dalam waktu dekat akan dilakukan panen. Sementara untuk Matim dan Manggarai Barat, siap berjalan untuk musim tanam Oktober 2020 hingga Maret 2023," sebutnya.

Selain dipercaya untuk program TJPS, CV. Bidadari Permai dipercaya menjadi distributor pupuk subsidi di Manggarai Barat, Matim, dan Kabupaten Ngada. Sementara untuk pupuk non subsidi mencakup seluruh wilayah Flores. Juga perusahan ini menjadi distributor pestisida di seluruh wilayah NTT, dan distributor benih jagung mencakup wilayah Flores.

Bupati Matim, Agas Andres, menjelaskan program TJPS itu merupakan program peningkatan ekonomi rumah tangga petani jagung, melalui peningkatan produksi tanaman jagung dan hasil panen dapat digunakan untuk membeli ternak sekaligus produksi pakan ternak mandiri. Disini petani tidak perlu pikir lagi benihnya dari mana, perawatannya dan siapa pembelinya.

"Dalam program ini, pemasaran hasil sudah disiapkan pemerintah melalui offtaker. Selain itu, Bank NTT sebagai mitra, juga sudah siap untuk membiayai. Program ini dilaksanakan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat atau programnya bermaksud memerangi kemiskinan di kabupaten Matim," ujar Bupati Agas. (*)

Penulis: Fansi Runggat

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan