Harga BBM Subsidi Naik, Tarif Baru Belum Ada, Angkot di Kupang Mogok

  • Bagikan
AKSI MOGOK. Pemilik dan puluhan sopir angkot melakukan aksi mogok menuntun penyesuaian tarif menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi. Tampak para pengemudi/pemilik mendengar penjelasan anggota Polresta Kupang Kota saat aksi mogok di Jalan Timor Raya KM 8, Senin (5/9) pagi. (FOTO: INTHO HERIZON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar, Sabtu (3/8) lalu, berdampak ke sektor transportasi. Di Kota Kupang, sejumlah pengemudi angkutan kota (Angkot) melakukan aksi mogok menyusul belum ditetapkannya penyesuaian tarif oleh pemerintah pasca kenaikan harga BBM tersebut.

Aksi mogok tersebut dilakukan angkot jurusan Oesapa, Penfui, dan Noelbaki, Senin (5/9). Para supir memarkir mobil mereka di Jalan Timor Raya KM 8 (Traffic Light Oesapa) sebagai bentuk protes dan mendesak pemerintah segera menaikkan tarif baru.

Filmon Geong, pemilik angkot jurusan Noelbaki ketika ditemui mengaku sudah menarik mobilnya sejak pagi karena tarifnya tidak sebanding dengan kenaikan harga BBM.

Ia mengaku rugi ketika beroperasi sehingga ia memilih bersama-sama dengan para sopir menggelar aksi mogok sebagai bagian dari tuntutan pemerintah untuk tetapkan tarif baru. "Kita paksa keluar (beroperasi), rugi saja yang ada. Sudah rugi BBM, belum lagi terjadi kerusakan dan hal yang tidak terduga," sebutnya.

Disebutkan, kenaikan harga BBM bukan hal yang baru melainkan sering terjadi. Pihaknya tidak mempersoalkan naik atau turun karena kebijakan tersebut merupakan kewenangan pemerintah. Namun yang disesalkan tidak diikuti dengan penyesuaian tarif angkot.

"Instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan mesti cepat menyikapi hal ini karena kami tidak ada dasar menagih tarif yang lebih tinggi dari biasanya," sebutnya.

Dikatakan, tarif angkot saat ini untuk anak sekolah Rp 3.000 dan orang dewasa Rp 4.000. Tarif ini juga biasa disesuaikan dengan penumpang. "Kadang mereka hanya kasih Rp 2.000 dan Rp 3.000. Harga ini masih juga berlaku tadi pagi sedangkan kita isi BBM di angkot, biasanya Rp 75.000 sudah full sekarang belum apa-apa," ujarnya.

Untuk itu, Filmon dkk mendesak pemerintah agar segera menaikan tarif angkot baru karena mereka juga bekerja untuk menghidupi keluarga serta kebutuhan sehari-harinya.

"Kita minta ada peningkatan tarif. Yang kita minta anak sekolah Rp 4.000 dan dewasa Rp 5.000. Jika tidak kita pasti mogok terus karena sapa mau rugi," ucapnya dengan nada tegas.

Janifasius Mutiula, sopir Noelbaki menegaskan aksi tersebut akan terus berlanjut hingga adanya tarif baru yang bisa menguntungkan pemilik atau sopir angkot. "Tadi pagi kita minta lebih, penumpang sudah mengomel. Daripada mobil orang kasi rusak akibat tarif mandingan kita parkir tahan dulu sebelum adanya penetapan tari baru dari pemerintah," katanya.

Ia menyebut, penetapan tarif mesti memperhatikan nasib para sopir karena gaji supir hanya tergantung dari persentase pendapatan. Ia mengaku akan mogok lagi apabila belum ada tarif baru.

"Kita bukan PNS atau pegawai BUMN yang gajinya selangit, tapi kerjanya adal-asalan. Kita hanya sopir dan beban kerja serta risiko yang tinggi tetapi upah disesuaikan dengan penghasilan. Maka pemerintah harus obyektif menetapkan tarif baru," sebutnya.

Pantauan TIMEX, aksi tersebut berlangsung sejak pagi hari hingga siang. Para supir baru meninggalkan lokasi aksi setelah adanya penjelasan dari aparat kepolisian yang terlibat mengamankan arus lalu lintas di lokasi aksi.

Akibat aksi tersebut sempat menyita perhatian masyarakat pengguna jalan serta menimbulkan kemacetan panjang. Untuk mengurai arus lalu lintas, polisi meminta kepada supir angkot untuk kembali ke rumah agar mobilnya tidak parkir di pinggir jalan. (r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan