23 Tahun Berlalu, Ramos Horta Kirim Utusan Ajak Warga Eks Timtim Rekonsiliasi

  • Bagikan
UPAYA REKONSILIASI. Ketua DPP FKPTT, Erico Guteres menerima Longuinhos Monteiro, utusan khusus Presiden Timor Leste dengan pengalungan tenun Timor. Kedua pihak bertemu untuk menjejaki proses rekonsiliasi warga Indonesia eks Timtim dan Pemerintah Timor Leste di kantor DPP FKPTT, Kelurahan Oesapa Selatan, Kota Kupang, Kamis (27/10). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX)

Eurico Gutteres: Kita Bersaudara Bicara dari Hati ke Hati, Selesaikan Secara Adat Timor

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Setelah 23 tahun berpisah dengan Indonesia, Presiden Republik Demokrat Timor Leste (RDTL), Jose Ramos Horta mengirim utusan atau staf khusus untuk mengajak warga Indonesia eks Timor-Timor untuk mengadakan rekonsiliasi.

Longuinhos Monteiro, staf khusus yang dikirim Presiden Ramos Horta ini datang menemui Eurico Gutteres dan anggotanya di kantor DPP Forum Komunikasi Pejuang Timor Timur (FKPTT), Kelurahan Oesapa Selatan, Kota Kupang, Kamis (27/10).

Longuinhos yang juga mantan Jaksa Agung RDTL itu didampingi Konsulat RDTL di Kupang, menginjakan kaki di markas FKPTT sekitar pukul 16:30 Wita. Utusan khusus Presiden Horta ini disambut hangat pengurus FKPTT dengan pengalungan selendang tanda selamat datang oleh Eurico.

Pertemuan yang dinilai sebagai pertemuan keluarga dan persaudaraan itu berlangsung aman dan tertutup. Usai pertemuan dilanjutkan dengan sesi konferensi pers.

Longuinhos Monteiro menjelaskan, kunjungannya itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Ramos Horta belum lama ini di Jakarta dan Kupang.

Saat itu, Presiden Ramos Horta menyebut siap melakukan rekonsiliasi dengan warga eks Timor-Timor ketika melakukan pertemuan dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat serta tokoh dan pejuang asal Timor-Timor di Kupang.

"Saya hanya menjalankan amanah Pak Presiden untuk menemui Pak Eurico untuk membicarakan atau menjejaki rekonsiliasi yang disampaikan presiden sebelumnya," katanya.

Dikatakan, hal-hal teknis telah dibicarakan bersama dan disambut baik Eurico Guteres dengan membentuk tim untuk menindaklanjuti upaya rekonsiliasi tersebut.

Setelah pertemuan itu, mantan Kepala Kepolisian RDTL itu menyatakan siap melaporkan hasilnya kepada Presiden Horta agar dapat berkoordinasikan dengan depertemen terkait untuk ditindaklanjuti dengan mengajukan surat atau dalam bentuk proposal kepada pemerintah Indonesia serta warga eks Timor-Timor.

"Kita akan sampaikan agar rekonsiliasi ini ditandai dengan kesepakatan bersama atau hitam di atas putih," jelasnya.

Ketua DPP FKPTT, Eurico Gutteres, menjelaskan pertemuan tersebut terselenggara setelah dihubungi pihak Timor Leste untuk menyampaikan pesan dari Presiden RDTL.

Disebutkan, pesan yang diterimanya yakni ingin mengajak dirinya dan menanyakan apakah memiliki keinginan yang sama dengan presiden untuk rekonsiliasi seperti yang disampaikan pada kunjungan sebelumnya.

"Kami waktu itu di undang jadi kami hadir tapi ketika bicara soal rekonsiliasi, kami tidak mengerti maksud beliau (Presiden Horta, Red) tapi rekonsiliasi merupakan sesuatu yang umum. Kami belum bisa melakukan sesuatu karena kami tidak tahu isinya seperti apa," jelas Eurico.

Oleh karena itu, kata Eurico, setelah ada penyampaian oleh staf khusus, pihaknya menerima dengan senang hati dan kegembiraan atas niat baik Presiden Timor Leste tersebut. "Kita tinggal menentukan kapan dan dimana, bisa dilakukan pertemuan untuk membicarakan dari hati ke hati. Ini tidak saja pertemuan begitu saja tetapi harus disiapkan dengan konsep yang baik," sebutnya.

Eurico menegaskan, diskusi ini merupakan bagian dari penjajakan dan pihaknya akan berkunjung juga ke Timor Leste untuk mendengar dari kelompok-kelompok di sana apakah menerima proses rekonsiliasi atau tidak.

"Persoalan masa lalu merupakan bagian dari sejarah yang tidak untuk dilupakan tapi tidak untuk menjadikan alasan untuk menghambat keinginan kedua negara. Saya terharu dengan peristiwa ini karena sudah 23 tahun baru ada utusan yang datang tapi inilah saatnya kita bersaudara bicara dari hati ke hati dan selesaikan secara adat Timor," pungkasnya. (r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan