Matim Dapat Suntikan DAK Rp 24 Miliar Bangun RSUD, dr. Tintin: Ada Penambahan Dokter Spesialis

  • Bagikan
Kepala Dinas Kesehatan Matim, dr. Tintin Surip. (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai Timur (Matim), kembali mendapat suntikan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2023 dari pemerintah pusat senilai Rp 24.226.421.212. Dana itu akan dipergunan membangun sarana prasarana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Borong.

"Tahun depan kita dapat DAK sebesar Rp 24 miliar lebih untuk pembangunan fisik dan non fisik di RSUD Borong. Tentu ini merupakan langkah serius Pemerintah Daerah (Pemda) Matim dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Matim, dr. Tintin Surip, kepada TIMEX saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/12).

Dokter Tintin menjelaskan, dana senilai Rp 24 miliar lebih tersebut sesuai peruntukkan akan dipakai untuk sejumlah keperluan belanja di RSUD Borong yang berlokasi Lehong, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong. Keperluan dimaksud, yakni alat Unit Transfusi Darah (UTD) senilai Rp 2.439.288.000 dan juga UTD mobile senilai Rp 1.800.000.000.

Selain itu, lanjut dr. Tintin, ada belanja sarana UTD senilai Rp 1.200.000.000, membangun gedung kebidanan atau VK senilai Rp 4.273.900.000, gedung Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (ILSRS) senilai Rp 1.522.800.000, dan pembangunan gudang obat senilai Rp 1.438.600.000.

Selain itu, jelas Tintin, belanja Alat Kesehatan (Alkes) Oxygenerator senilai Rp 4.400.000.000, Alkes Rawat Inap senilai Rp 1.822.536.352, Alkes Radiologi senilai Rp 897.286.122, Alkes Laboratorium senilai Rp 2.123.155.888, dan Alkes Neonatal Intensive Care Unit (NICU) senilai Rp 2.208.854.850.

"Tahun anggaran 2022, kita bangun empat gedung dan pekerjaannya sudah selesai. Jadi semuanya sudah PHO. Empat gedung itu, masing-masing untuk ruangan Pediatric Icu (Picu), Ruang Nicu, Ruang Operasi, dan Ruang Pemulasaran Jenazah," jelas Tintin.

Dari ke-4 gedung itu, demikian dr. Tintin, hanya gedung Pemulasaran Jenazah saja yang dibiayai dari Dana Alokasi Umum (DAU) dengan nilai kontrak Rp 552.332.491. Sementara tiga gedung lain, dibiayai dari DAK. Dimana, untuk pembangunan ruang operasi yang bersumber dari DAK Reguler dengan nilai kontrak Rp 2.190.321.889.

Sementara pembangunan ruang Picu, itu bersumber dari DAK Reguler dengan nilai kontrak Rp 1.131.243.505. Juga pembangunan ruangan Nicu bersumber dari DAK Reguler dengan nilai kontrak Rp 2.739.023.690.

Pembangunan empat gedung itu, demikian dr. Tintin, diselesaikan tepat waktu. Sehingga usai PHO, selama satu tahun kedepan masih dalam masa pemeliharaan dan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.

"Kalau ruang jenazah itu, tidak ada dalam menu DAK, sehingga kita berjuang melalui DAU. Termasuk mobil jenazah, mobil dinas Direktur RSUD, dan mobil operasional dokter specialias. Semua kita belanja pakai DAU," katanya.

Dokter Tintin menambahkan, untuk pembangunan gedung VIP dan untuk kelas 1 utama, harus dibiayai melalui DAU. Karena tidak ada dalam menu DAK. Terkait dokter specialis, di RSUD Borong baru ada tiga orang, yakni dokter specialis penyakit dalam, specialis bedah, specialis anastesi, dan sepecialis patologi klinik. 

"Pada Januari 2023, ada penambahan dokter specialis kebidanan. Dokter ini sudah pasti mulai Januari 2023 bertugas di RSUD Borong. Menyusul setelah itu nanti ada dokter specialis anak, tapi dokter ini belum ada komunikasi lanjut untuk kira-kira kapan bisa bertugas," bilangnya. (*)

Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana

  • Bagikan