UCB Lepas 336 Lulusan, Prof. Frans: Jadi Perutusan Bidang Kesehatan di Masyarakat

  • Bagikan
Rektor UCB, Prof. Dr. Frans Salesman (kanan) ketika memberi sambutan dalam prosesi wisuda di Oriental Restaurant, Senin (5/12). Tampak para wisudawan. (FOTO-FOTO: RESTI SELI/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang menggelar Rapat Senat Terbuka Wisuda Diploma III, Sarjana, dan Pendidikan Profesi Fakultas Kesehatan dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun Akademik 2022/2023. Seremoni ini berlangsung di Oriental Restaurant, Senin (5/12).

Pada momentum terpelajar tersebut, UCB resmi melepas 336 lulusan baru. Rinciannya, Prodi Sarjana Keperawatan sebanyak 116 orang, Prodi Sarjana Farmasi (36 orang), Prodi Sarjana PGSD (30 orang), Prodi Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris (2 orang), Prodi Sarjana Pendidikan Informatika (15 orang), Diploma III Kebidanan (37 orang), dan Profesi Ners (98 orang).

Rektor UCB, Prof. Dr. Frans Salesman, menyampaikan, kampus tersebut telah berhasil menghasilkan sebanyak 1.050 lulusan, baik Sarjana dan Diploma III. Dari pencapaian sejauh ini, lulusan UCB telah bekerja diberbagai instansi pemerintah, swasta, dan lembaga NGO internasional dengan lama tunggu rata-rata tiga bulan setelah wisuda.

“Artinya, dengan masa tunggu kurang dari 6 bulan sesuai standar IKU Direktorat Pendidikan Tinggi, lulusan UCB telah memenuhi standar kompetensi yang disyaratkan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri,” jelas Prof. Frans.

UCB, lanjut rektor, akan terus mewujudkan visinya ‘menjadi digital university dengan lulusan menguasai sains dan teknologi digital, kreatif, inovatif, humanis, berdaya saing tingkat nasional, dan internasional’. Sehingga, UCB dapat menghasilkan lulusan yang berbasis nilai KASIH, yakni Kreatif, Akhlak, Sinergis, Integritas, dan Harmonis.

“Berlandaskan nilai KASIH, UCB sampai tahun akademik 2021-2022 memiliki 2.726 mahasiswa aktif tersebar di 10 prodi dan 3 fakultas, Kesehatan, Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Teknik, 85 dosen dari jenjang Pendidikan Magister, Doktor, dan Profesor,” ucapnya.

Prof. Frans pun berharap, para lulusan dapat menjadi perutusan UCB di tengah-tengah masyarakat.
Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda NTT, Erni Usboko yang mewakili Gubernur dalam kesempatan itu menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi bersama pemerintah untuk membangun NTT yang maju dan sejahtera. "Sehingga, dapat membawa NTT sejajar dengan provinsi lainnya di Indonesia," katanya.

Erni pun meminta agar UCB mampu membaca potensi di NTT dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, serta sumber daya manusia untuk menyajikan berbagai macam hal agar NTT mampu mandiri dalam berbagai aspek, terutama pendidikan dan kesehatan.

“Harus menyinergikan praktik dan teori di NTT, agar memiliki nilai dan makna karena peserta didik sangat diharapkan memiliki kemampuan profesional dan tanggap dengan tuntutan nasional,” terangnya.

Karena itu, sambung Erni, sangat penting bagi UCB menghasilkan lulusan yang dapat membaca situasi dan mampu menghasilkan solusi yang menyentuh kebutuhan masyarakat.

Kepala LLDIKTI Wilayah XV, Prof. Adrianus Amheka, mengatakan akan terus memberikan dukungan sesuai fungsi dan tugas LLDIKTI terutama memastikan mutu perguruan tinggi (PT) yang terjamin dalam berbagai aspek. Salah satunya dari sisi akreditasi.

“Kami akan melakukan penataan secara periodik, dan juga bukti-bukti konkrit oleh UCB dalam rangka pemenuhan kesehatan di NTT. Kita lihat tata jumlah penduduk Indonesia tercatat 273,9 juta jiwa, terbanyak ada di daerah Jawa. Hubungannya dengan jumlah penduduk yang mendapatkan prioritas program pembangunan kesehatan masih 1:1000,” ujar Adrianus.

Ia menyebut, Indonesia termasuk NTT sangat membutuhkan jumlah tenaga kesehatan medis, yakni perawat dan bidan. Namun, sumber daya kesehatan medis justru terbatas dibanding jumlah manusia yang cukup besar. Apalagi dibandingkan dengan lokasi strategis di NTT yang kepulauan sehingga tenaga kesehatan sangat dibutuhkan.

“Mari, kita berkomitmen menjadikan wisudawan menjadi manusia yang unggul, mengerti masyarakat dan memahami kondisi lingkungan daerah,” pintanya.

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Citra Bina Insan Mandiri, Yesenia Irene Liyanto, mengungkapkan, sangat membutuhkan anak muda yang berpendidikan untuk membantu mengembangkan daerah NTT.

Apalagi, dengan tingkat perekrutan kerja seorang lulusan baru UCB rata-rata kurang dari tiga bulan. Sehingga, UCB harsu membantu merekrut anak-anak di bidang kesehatan untuk terjun mengabdi ke seluruh daerah NTT.

“Kami yayasan berusaha semaksimal mungkin, untuk mendukung UCB dalam setiap pengembangan kedepan. Berusaha juga untuk membangun rumah sakit sebagai tempat magang dan juga peningkatan jenjang karir disana,” tutupnya. (Cr1)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan