Diiming-imingi Rp 650 Juta, Tiga ABK Rote Nekat Selundupkan 13 Warga Irak Ke Australia, Begini Tanggapan Polda NTT

  • Bagikan
IMIGRAN. Para imigran gelap asal Iran saat diamankan polisi di Pantai Masi Dae Tutik Nol, Desa Dodaek, Kecamatan Rote Selatan Kabupaten Rote Ndao, Rabu (14/12).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Polres Rote Ndao Polda NTT berhasil mengamankan sebanyak 13 orang Imigran gelap asal Irak di Desa Dodaek, Kecamatan Rote Selatan Kabupaten Rote Ndao, Rabu (14/12).

Terhadap imigran tersebut, Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Ariasandy membenarkan adanya pengamanan warga negara asing itu.

“Saat ini tiga orang ABK dan 13 orang Imigran asal Irak telah diamankan oleh Polres Rote Ndao. Mereka diamankan di Pantai Masi Dae Tutik Nol, Desa Dodaek, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao,” ujar Kombes Ariasandy.

Mantan Wadirlantas Polda NTT itu menjelaskan bahwa ke-13 WNA asal Irak ini diamankan anggota Polsek Rote Timur setelah mendapati informasi dari masyarakat tentang keberadaan satu Kapal Kayu yang membawa penumpang WNA dari Australia menuju Indonesia dan akan melintasi Perairan Laut Pantai Rote Selatan, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao.

Anggota Polres Rote Ndao langsung bergegas cepat untuk memastikan kebenaran dari informasi yang diperoleh dan ternyata benar ada imigran yang dibawah oleh ABK asal Papela Rote.

Setelah dilakukan interogasi, ketiga ABK mengaku bahwa mereka dijanjikan akan diberikan upah sebesar Rp 50 juta perorang atas Rp 650 juta untuk mengantar 13 orang imigran asal Irak itu.

Dikatakan, atas iming-iming itu, pada hari Sabtu (10/12) ketiga orang ABK asal Papela Rote ini bertemu dengan tiga orang ABK asal Sulawesi yang membawa para imigran serta menyerahkan perahu dan para imigran kepada ABK asal Papela.

Direncanakan, pada Minggu (11/12) mereka berangkat bersama para Imigran dari pulau Rote Ndao menuju Australia namun nahasnya, mereka ditangkap di Pulau Ahsmore (Pulau Pasir) oleh pihak Custom Autralia.

Selanjutnya para Imigran dipindahkan ke Kapal milik Australia bernama Rushani untuk beristirahat, dikarenakan Kapal yang di pakai untuk melintas batas negara sudah diamankan dan dibakar oleh Custom Australia.

Pada Selasa (12/12) sekitar pukul 22.00 wita, para ABK asal Papela bersama para Imigran diberangkatkan oleh Custom Australia kembali ke perairan Indonesia.

“13 orang imigran yang diamankan ini tidak dapat menunjukan dokumen keimigrasian berupa Paspor maupun Visa. Ini merupakan salah satu bentuk quick respon Polda NTT dalam menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum. Kami akan tangani secara profesional dan humanis," kata Kombes Ariasandy yang juga mantan Kapolres TTS itu.

Adapun ke 13 Imigran gelap asal Irak tersebut yakni Mushin Hassan, (Laki-laki), Ilham Haji, (Perempuan), Bnyat Khdhir, (Laki-laki), Mond Khdhir, (laki-laki), Abdulbaqi Abdulbaqi Hasan, (Laki-Laki), Renas Gohdar Ali, (Perempuan), Anahi Abdulbaqi Abdulbaqi, (Perempuan), Dlsher Khder, (Laki-laki), Rezhan Talih, (Perempuan), Limas Dlsher, (Perempuan), Ahmed Sdeek Omar, (Laki-laki), Zherwan Hussen, (Laki-laki) dan Beston Mohamd Ali, (Laki-laki).

Sementara ketiga ABK Kapal Asal desa papela kecamatan Rote Timur, yakni Isro Pello sebagai Nahkoda (29), Aris Djawa (28) dan Rayan Hidayat Gafur (30) sebagai ABK. (r3)

  • Bagikan