22 Proyek Prioritas Strategis Rp 37,32 Triliun Ditawarkan ke Investor, Ada Juga di NTT

  • Bagikan
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. (Dok. BKPM)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah selesai menyusun Peta Peluang Investasi (PPI) Prioritas Strategis yang siap ditawarkan tahun 2022.

Secara resmi, ada 22 proyek prioritas strategis yang akan ditawarkan kepasa investor dengan total nilai investasi sebesar Rp 37,32 triliun. Proyek strategis tersebut tersebar di 13 provinsi termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa penyusunan peta potensi investasi prioritas ini sangat berdampak positif terhadap pertumbuhan realisasi investasi.

“Karena kalau dulu kita melakukan promosi, itu selalu mengarang bebas. Nah sekarang alhamdulillah, dengan Kementerian Investasi melakukan program untuk melakukan detailing terhadap potensi investasi apa saja di daerah, itu lengkap dengan FS (Feasibility Study). Ini adalah sebuah instrumen untuk bagaimana kemudian mempermudah para investor dalam bisa melakukan investasi,” kata Bahlil dalam acara Expose dan Launching Peta Peluang Investasi 2022 yang dipantau secara daring, Jumat (16/12).

Ia menjelaskan, sebelum diluncurkan 22 proyek prioritas strategis ini, Kementerian Investasi sejak tahun 2020 lalu telah muncurkan sebanyak 47 proyek investasi berkelanjutan. Dengan nilai investasi sebesar Rp 155,12 triliun dengan 4 sektor proyek investasi berkelanjutan yang ditawarkan, yaitu sektor pariwisata, kawasan ekonomi, industri, dan infrastruktur yang tersebar di 33 provinsi.

Secara rinci, terdiri dari sektor pariwisata berjumlah 12 proyek dengan nilai investasi Rp 5,78 triliun, sektor kawasan ekonomi dengan jumlah 14 proyek sebesar Rp 48,25 triliun. Lalu, industri manufaktur sebanyak 15 proyek dengan nilai investasi Rp 51,92 triliun dan infrastruktur sebanyak 6 proyek sebesar Rp 49,17 triliun.

Meski demikian, Bahlil memastikan bahwa saat ini pemerintah masih fokus terhadap hilirisasi. Tak hanya komoditas tambah, hilirisasi akan diperluas hingga komoditas pangan.

Salah satu hilirisasi yang dikebut pemerintah ialah pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Dalam hal ini, Bahlil berharap Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang dikenal memiliki industri baterai EV.

“Kita ingin mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya dikenal Bali, tetapi kita sudah masuk pada suatu industri-industri yang high teknologi,” tandas Bahlil.

Sementara itu, lebih lengkap sebanyak 22 proyek prioritas strategis yang akan ditawarkan berada di 13 provinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), NTT, Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Banten.

Adapun 22 proyek prioritas strategis 2022 ini terdiri dari 11 proyek berbasis sumber daya alam dan 11 proyek berbasis industri manufaktur. Melalui berbagai strategi promosi yang dilakukan oleh Kementerian Investasi/BKPM, pada tahun 2022 sebanyak 14 proyek investasi berkelanjutan di antaranya telah diminati oleh investor senilai Rp 49,82 triliun dengan status NDA (Non-Disclosure Agreement). (r3/jpg)

  • Bagikan