Vikjen Keuskupan Ruteng: Terima Kasih PTTEP

  • Bagikan
MENYIRAM. Petani Kopi Mano tengah menyiram kopi memanfaatkan air dari sumur bantuan PTTEP Indonesia di Kawasan Agrowisata Kopi Mano, Desa Golo Lobos, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Matim, Senin (12/12/2022). (FOTO: ISTIMEWA)

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Keuskupan Ruteng yang membawahi Manggarai Raya memiliki sejumlah lahan produktif yang belum digarap secara maksimal. Karena itu, Keuskupan Ruteng telah mencanangkan tahun pariwisata holistik di wilayah itu.

Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Ruteng, Romo Alfons Segar, Pr., mengatakan, dengan pencanangan itu, Keuskupan Ruteng telah siap menggerakkan umat untuk fokus pada pengembangan ekonomi umat.

Keuskupan Ruteng, kata Romo Alfons, akan berdayakan aset-aset keuskupan setempat untuk peningkatan ekonomi. Salah satunya dengan memanfaatkan lahan keuskupan di Lembah Mano ini untuk pengembangan Kawasan Agrowisata Kopi.

Untuk itu, kata Romo Alfons, kehadiran sumur bor yang dibangun PTTEP Indonesia ini telah ikut mendukung upaya Keuskupan Ruteng untuk meningkatkan ekonomi umat dengan pengembangan Kawasan Agrowisata Kopi Mano. "Terima kasih Bunda Julie, terima kasih PTTEP Indonesia yang telah membantu menghadirkan sumur bor ini," tutur Romo Alfons saat memberi sambutan pada acara peresmian pembangunan sumur air bersih di Mano, Desa Golo Lobor, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Senin (12/12/2022) petang.

Penyuluh Pertanian Kecamatan Lamba Leda Selatan, Fidelis yang selama ini mendampingi kelompok tani di Mano mengaku ikut berterimakasih atas bantuan PTTEP yang telah menghadirkan sumur bor untuk mendukung pengembangan agrowisata kopi di daerah itu.

Menurut Fidelis, semangat petani untuk menanam kopi sangat tinggi di daerah itu. Hanya ketersediaan air yang kurang membuat petani kesulitan memelihara tanaman kopi yang sudah ditanam. "Petani kita disini kalau untuk menanam sangat bersemangat, tapi ketiadaan air membuat mereka kesulitan. Tapi dengan hadirnya sumur air bersih dari PTTEP ini, saya yakin petani kembali bergairah," kata Fidelis.

Fidelis menyebutkan, dikawasan inti agrowisata yang 10 hektare itu, setiap hektarenya ditanami sebanyak 1.600 pohon kopi dengan jarak tanam yang telah ditentukan. Untuk pengembangan, akan digarap lagi 140 hektare sebagai lahan plasma. "Kita berharap, dengan program ini, ke depan Mano menjadi kawasan khusus agrowisata kopi yang menjadi daya tarik wisata," harapnya.

Fidelis mengatakan, apa yang dibuat PTTEP ini merupakan buah kerja kolaboratif dalam upaya mewujudkan Mano menjadi kawasan Agrowisata Kopi dengan produk ekspor.

Ucapan terima kasih kepada PTTEP juga disampaikan salah satu ketua kelompok tani agrowisata kopi, Simon. Ia menyatakan, sebagai petani, kehadiran sumur air bersih menjadi penyejuk bagi ribuan tanaman kopi yang sudah mereka tanam. "Kami optimis, tanaman kopi yang sudah kita tanam bisa tumbuh baik karena sudah ada sumber air yang dibangun PTTEP," pungkasnya. (aln)

  • Bagikan