Lintasi Jembatan Kapsali yang Jebol, Warga yang Bawa Motor Harus Siap Rp 150 Ribu

  • Bagikan
Jembatan Kapsali di Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang yang jebol karena terjangan banjir beberapa hari lalu. Warga, terutama pengendara sepeda motor yang melintasi jembatan ini harus menyiapkan uang Rp 150 ribu untuk jasa menyeberangkan sepeda motor. (FOTO: ISTIMEWA)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Wilayah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sepekan terakhir dilanda bencana banjir dan tanah longsor yang menyebabkan rumah-rumah warga mengalami kerusakan juga akses jalan, jaringan listrik, dan rusaknya jembatan.

Bencana terkini terjadi di Siumate, Desa Netae, Kecamatan Fatuleu Barat, yang mana akibat hujan yang melanda wilayah itu dan sekitarnya pada Rabu (28/22), sekira pukul 22.00 Wita telah menyebabkan banjir dan kali Siumate di desa setempat meluap menerjang permukiman penduduk.

Salah satu pelayan GMIT di Jemaat Efrata Siumate, Pdt. Viktor Toto dalam sebuah rekaman yang bereda di publik meminta perhatian cepat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT untuk segera memberikan bantuan tanggap darurat bagi warga setempat karena rumah-rumah mereka diterjang banjir bandang sehingga belum bisa ditinggali.

"Tolong bantu kami informasi ke Pemprov, Pemkab Kupang, terkhusus Badan Penanggulangan Bencana untuk bantu tenda-tenda darurat dan penanganan sementara para korban banjir. Mohon bantuannya karena sampai saat ini di lokasi masih terjadi banjir," ungkap Pdt. Viktor yang rekamannya beredar sekira pukul 09.14 Wita, Kamis (29/12).

Sementara itu, berdasarkan informasi Bhabinkamtibmas Polsek Amfoang Utara, Johanis Gareths Lerrick menyebutkan, dua jembatan yang putus atau ambruk salah satu sisi jembatannya menyebabkan warga kesulitan beraktifitas.

Hingga saat ini, penanganan terhadap dua jembatan, yakni Jembatan Neolbisnaen dan Jembatan Kapsali belum dilakukan pemerintah atau pihak berwenang. "Untuk Jembatan Noelbisnaen, karena kalinya pendek, jika tak ada hujan, warga bisa melintas lewat dalam kali, tapi untuk Jembatan Kapsali kondisinya cukup dalam sehingga tidak bisa melintas lewat kali jika pakai sepeda motor. Jadi kalau mau lewat bawa sepeda motor harus sewa orang dengan membayar hingga Rp 150 ribu untuk pikul motor. Kalau motor besar bayar Rp 150 ribu, motor kecil bayar Rp 100 ribu. Ini kondisi yang dialami masyarakat di wilayah Amfoang Barat, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, dan Amfoang Timur," beber Johanis Lerrick.

Masyarakat di empat wilayah kecamatan yang terdampak kondisi ini, Johanis Lerrick, meminta perhatian pemerintah atau pihak berwenang agar melakukan penanganan darurat terhadap dua jembatan yang ada sehingga bisa membantu warga melakukan aktifitas.

Johanis Lerrick menambahkan, saat ini kendaraan roda empat atau enam belum bisa melintasi Jembatan Kapsali. Dikhawatirkan, bisa mengganggu distribusi bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat di empat wilayah kecamatan di Amfoang. "Ini merupakan poros di wilayah pantura Pulau Timor sehingga kalau tidak ada penanganan, pasti masyarakat kesulitan beraktifitas, distribusi sembako juga bisa terganggu," pungkasnya. (aln)

  • Bagikan