Jalani Ritual Jalan Salib, Ribuan Umat Katolik Padati Motang Rua

  • Bagikan
Peragaan peristiwa kesengsaraan hingga penyaliban Yesus Kristus dalam wujud dramatisasi yang dilakoni OMK Paroki Kumba. (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sekira 3.000 umat Katolik dalam Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, memadati Lapangan Motang Rua, Jumat (7/4) pagi. Umat yang berasal dari tujuh wilayah paroki ini hadir untuk mengikuti dan melakasanakan ritual suci jalan salib untuk mengenang peristiwa kesengsaraan hingga kematian Yesus Kristus sang juru selamat.

Ke-7 paroki itu masing-masing, Paroki Katedral, Cewonikit, Golo Dukal, Kumba, Kristus Raja, Karot, dan Paroki Redong. Sekira pukul 06.00 pagi, umat mulai datang ke lapangan yang lokasinya depan kantor Bupati Manggarai. Hampir semua mengenakan baju merah dan kain adat Manggarai.

Upacara itu diawali dengan prosesi lamantasi sekira pukul 07.00 Wita dipimpin Vikep Ruteng, Romo Gradus Janur, Pr, dan didampingi para imam setiap paroki. Selanjutnya prosesi drama yang mengisahkan tentang peristiwa penangkapan Yesus di Taman Getsemani, proses pengadilan Yesus hingga penyaliban-Nya di Bukit Golgota.

Kegiatan tablo ini dilakoni Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kumba. Sejumlah umat yang hadir tampak sangat terharu dan mengikutinya dengan khusuk. Bahkan ada diantara mereka yang sampai meneteskan air mata, karena sedih mengenang peristiwa penyaliban Yesus.

Setelah selesai upacara di Lapangan Motang Rua, umat bergerak dengan menjalani prosesi jalan salib menuju Gereja Paroki masing-masing. Ada dari sejumlah paroki yang menyiapkan tim tablo dan dramatisasi penyaliban. Pada upacara jalan salib itu mereka berada di depan untuk mendeskripsikan penyaliban Yesus. 

Seperti Paroki Kumba, sekira berjarak 1,5 Km dari Lapangan Motang Rua hingga Gereja Paroki, melangsungkan upacara merenungkan kisah sengsara Yesus yang dipadukan dalam ibadat. Meski matahari saat itu cukup menyengat, namun tidak menyurutkan semangat umat untuk mengikuti prosesi itu. Kegiatanya mendapat pengamanan dari pihak Polisi, TNI, Pol PP, dan Dinas Perhubungan.

Menariknya, dari seluruh rangkaian kegiatan itu, para pelajar MAN 2 Manggarai ikut terlibat dalam pengamanan prosesi. Suasana lengang tampak di seputaran Kota Ruteng. Tentu itu karena sesuai dengan arahan Keuskupan Ruteng, agar umat Katolik mengurangi aktivitas di jalan raya dan menutup kios atau toko selama perayaan Jumat Agung.

"Terima kasih kepada Remaja Masjid yang sudah terlibat jadi petugas keamanan dalam kegiatan ini. Terima kasih juga kepada polisi, TNI, Pol PP, dan Dinas Perhubungan. Serta terima kasih kepada Pemda Manggarai karena mengijinkan kegiatan ini di Lapangan Motang Rua," ucap Vikep Ruteng, Romo Gradus saat itu.

Menurutnya, kegiatan dalam mengenang kisah sengsara Tuhan Yesus yang berpusat di Lapang Motang Rua itu, tentu untuk memperkuat rasa kebersamaan dan semangat persekutuan antar paroki. Dalam peristiwa itu untuk memulai permenungan tentang penderitaan dan kematian Tuhan Yesus Kristus di kayu salib demi keselamatan semua umat manusia.

"Penderitaan dan kematian Tuhan Yesus di kayu salib adalah ungkapan dan bukti kasihNya yang begitu luhur, mulia dan Agung bagi kita. Dia mengorbankan dirinya untuk keselamatan kita semua," kata Romo Gradus.

Dalam peristiwa itu juga, kata Romo Gradus, umat Israel lebih suka mendengar tipu muslihat nabi palsu ketimbang Sabda Tuhan. Kiranya pengalaman bangsa Israel, dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi semua umat saat ini. Dimana saat ini masih ada dimana-mana yang tampil sebagai nabi palsu. "Sehingga saya minta umat sekalian untuk waspada dengan mereka-mereka ini," pinta Romo Gradus. (*)

Penulis: Fansi Runggat

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan