Pedagang Paris Ruteng Berjualan Hingga Badan Jalan, Warga Minta Pemerintah Tata

  • Bagikan
Salah satu titik dimana pedagang menjual barang dagangan mereka di atas trotoar hingga ke badan jalan masuk dan keluar Paris Ruteng, Kabupaten Manggarai (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sejumlah pengunjung Pasar Inpres (Paris) Ruteng di Kabupaten Manggarai mengeluh karena mereka kesulitan akses ke area pasar. Persoalannya, banyak pedagang yang masih saja berjualan di trotoar hingga badan jalan. Kondisi ini sangat mengganggu pengguna jalan, baik pejalan kaki maupun kendaraan yang ingin akses masuk ke pasar. Warga pun meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai melakukan penataan.

Terpantau, Selasa (25/4) pagi, para pedagang masih menjajakan barang dagangannya, seperti ikan dan segala jenis sayur masih berjualan di trotoar hingga badan jalan. Badan jalan sisi kiri dan kanan yang dipakai pedang sekira satu meter. Trotoar yang mestinya menjadi akses bagi pejalanan kaki juga dimanfaatkan pedagang. Kondisi pasar makin semrawut karena tidak adanya penataan yang baik dari Pemkab Manggarai.

Padahal di sana ada sejumlah petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Manggarai, yang diberi wewenang untuk menarik retribusi parkir. Kondisi para pedagang yang menjual di bahu dan badan jalan, trotoar, serta kendaraan yang tidak tertib parkir, sangat mengganggu pengguna jalan. Pemandangan jadinya makin sembrawut.

"Kami minta Pemda Manggarai untuk jangan biarkan kondisi seperti ini. Para pedagang seperti ini harus ditertib karena sangat mengganggu lalu lintas sekita pasar. Kendaraan yang tidak tertib parkir, harus diambil tindakan," tandas warga Kota Ruteng, Safri juga David yang ditemui secara terpisah media ini di seputar Pasar Inpres Ruteng itu.

Persoalan ini sepertinya dibiarkan, karena sudah berlangsung lama. Awalnya pedagang berjualan di di atas saluran drainase dan bahu jalan. Sekarang lebih banyak lagi yang sudah memanfaatkan sebagian badan jalan. Para pedagang semakin tak terkontrol dan semakin sesuka hati. Benar-benar sangat tidak nyaman bagi pengguna jalan, termasuk para pembeli.

"Kami menilai, persoalan ini seperti dibiarkan. Tanpa ada ketegasan dari pemerintah. Selain menganggu arus lalu lintas, pemandangan jadi semberawut. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin ada pedagang lain yang nantinya akan ikut menjual di pinggir dan badan jalan. Bisa saja karena sakit hati, pembeli hanya memilih beli di pinggir jalan, ketimbang beli di bagian dalam pasar yang telah disediakan tempat oleh pemerintah," Kata David.

Warga lainnya, Ibu Theresia, kepada media ini mengaku kesal dengan kondisi jalan di Paris Ruteng. Setiap hari selalu tidak nyaman. Penyebabnya karena pedagang dibiarkan berjualan di kiri kanan badan jalan. Bahkan sebagian pedagang yang jual masuk ke badan jalan, sehingga kondisi jalan jadi sempit. Parahnya lagi, banyak kendaraan milik pedagang yang parkir tidak tertib. 

"Kesal sekali dengan kondisi yang semberawut seperti ini. Ada lagi pedagang yang jual langsung dari kendaraan, dan kendaraan daganganya parkir tidak beraturan. Saya minta pemerintah, tolong tertibkan semua pedang yang jual di pinggir jalan. Belum lagi kita lihat sampah di saluran got, tidak diperhatikan. Miris benar kondisi ini," ungkap Theresia (*)

Penulis: Fansi Runggat

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan