Komsumsi Kelor, Cara Sederhana Turunkan Kolesterol

  • Bagikan
TESTIMONI. Dosen FKKH Undana, dr. Efrisca M. Br. Damanik ketika melakukan testimoni memasak pangan lokal berbahan dasar kelor di Puskesmas Sikumana, Jumat (10/6). (FOTO: RESTI SELI/TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kolesterol merupakan lemak yang diproduksi oleh tubuh, dan juga berasal dari makanan hewani. Jika tidak kontrol, bisa menyebabkan leher tegang dan mengalami stroke.

Tak sedikit orang selalu menghindari makanan-makanan yang menyebabkan naiknya kolesterol dan berusaha mengomsumsi obat-obatan dengan harga yang mahal.

Pada hal, kolesterol bisa diatasi hanya dengan mengomsumsi kelor. Belakangan diketahui sebagai pohon ajaib karena bisa menyembuhkan berbagai penyakit termasuk kolesterol.

Di NTT, tumbuhan ini mudah tumbuh dimana saja dan mudah diperoleh. Bahkan pemerintah NTT telah mencengangkan gerakan makan kelor untuk mengatasi stunting hingga penyakit lainnya.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Universitas Nusa Cendana (Undana), dr. Efrisca M. Br. Damanik menyebut daun kelor sangat bermanfaat bagi kesehatan. Sejak jaman dahulu, banyak orang telah memanfaatkan kelor untuk mengatasi berbagai penyakit.

Hal itu disampaikan ketika memberikan penyuluhan tentang manfaat kelor di Puskesmas Sikumana, Jumat (10/6).

Menurutnya, kelor sebagai salah satu pangan lokal NTT yang mudah diperoleh ini dapat menurunkan kolesterol. "Selama berabad-abad daun kelor dimanfaatkan sebagai obat herbal yang memberikan manfaat kesehatan bagi manusia," jelas dr. Efrisca.

Salah satu manfaatnya adalah menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga mencegah risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. Sebab, lanjut dr. Efrisca, kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) dengan jumlah banyak dalam darah berisiko menciptakan plak yang mempersempit pembuluh darah.

"Untungnya, banyak makanan nabati dapat secara efektif mengurangi kolesterol. Baik penelitian berbasis hewan dan manusia telah menunjukkan bahwa kelor memiliki efek menurunkan kolesterol," ungkapnya.

Untuk itu, ia mendorong para peserta untuk bisa mengonsumsi kelor. Ia membagikan, kreasi pangan lokal berbahan dasar kelor yang dapat dibuat untuk dikonsumsi, salah satunya adalah puding kelor.

Dalam paparannya, dr. Efrisca menyebut membutuhkan bahan seperti agar-agar, vanili, santan, gula pasir dan kelor yang telah diblender. Kemudian, dicampur menjadi satu lalu dimasak menggunakan panci hingga mendidih, lalu tuang kedalam wadah/loyang dan dinginkan. Maka, kreasi kelor dapat dikonsumsi. (cr1)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan