Tingkatkan Kapasitas Dokter dalam Penanganan Pasien Darurat di Daerah Terpencil

  • Bagikan
BERSAMA. Dokter bedah di NTT yang tergabung dalam PABI NTT berpose bersama usai seminar di Hotel Kristal, Sabtu (1/7). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Persatuan Dokter Bedah Indonesia (PABI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi NTT dan Bagian Bedah RSUD W. Z Johannes Kupang, melaksanakan kegiatan pelatihan untuk dokter-dokter di NTT, tentang penanganan kasus-kasus gawat darurat di fasilitas kesehatan primer, seperti puskesmas, RSUD Kabupaten, dan lainnya.

Pelatihan dan seminar ini dilakukan agar bagaimana para tenaga kesehatan tetap berusaha melayani sebaik mungkin meskipun dengan situasi yang serba terbatas, baik dari segi SDM, fasilitas dan mobilisasi pasien. Agar pasien emergency tetap tertangani dengan baik.

Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari sejak Kamis (30/6) ini, dilaksanakan di Hotel Kristal diikuti oleh 197 dokter umum dan dokter spesialis di NTT.

Kegiatan ini sekaligus dilakukan dengan pelantikan kepengurusan PABI NTT yang baru Periode 2023/2028, di mana PABI NTT dipimpin oleh dr. Alders A. K , Sp.B., Finacs. FICS, menggantikan periode sebelumnya dr Stefanus Soka Sp.B memimpin PABI NTT periode 2017/2023.

dr. Alders A. K , Sp.B., mengatakan, kegiatan ini diikuti dokter umum dan dokter spesialis, yang dilakukan tiga hari. Ada juga kompetisi poster, dan ternyata dari poster tersebut banyak kasus yang ditemukan, yang biasanya hanya dibaca di buku-buku. Hal ini menunjukkan minat yang baik dari dokter-dokter untuk memacu diri supaya tidak ketinggalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

"Juga dilakukan makan malam bersama para dokter bedah di seluruh NTT untuk membina keakraban supaya pelayanan di NTT selalu berkembang dan semakin baik. Materi juga dibagi dalam dekapan bagian, bedah saraf, bedah urologi, bedah tumor, bedah anak, vaskuler, bedah tulang, bedah tulang dan bedah saluran cerna," kata dr. Alders.

Selain itu, juga ada materi tentang penanganan emergency di daerah yang sumber dayanya terbatas. "Jadi yang terpenting adalah pasien selamat. Apa lagi kondisi NTT yang merupakan daerah kepulauan, membutuhkan penanganan secara cepat," jelasnya.

Dia mengatakan, jumlah dokter bedah di NTT sendiri sekitar 50-an dokter. NTT sendiri termasuk beruntung karena sudah banyak dokter bedah, dan tersebar di hampir seluruh kabupaten. "Apa lagi dokter spesialis tidak ada di puskesmas, karena itu dokter umum diminta untuk melayani tanpa meninggalkan teori dan prosedur yang benar, mampu membuat keputusan yang baik untuk pasien bisa sampai di rumah sakit rujukan," jelasnya.

dr. Alders mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ilmu pengetahuan terkini para dokter, untuk memacu dokter umum supaya tidak tertinggal meskipun berada di daerah terpencil, agar terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan secara berkala.

Sebagai Ketua PAGI NTT yang baru, dr. Alders mengaku, kegiatan seperti ini akan menjadi kegiatan berkala yang dilakukan. "Prinsipnya kami bagaimana memberikan penguatan dari segi ilmu untuk para dokter yang melayani di daerah terpencil," pungkasnya.

Sementara itu, dr Stefanus Soka, Sp. B, mengatakan, kegiatan ini tentunya didukung karena sebagai seorang dokter harus terus mengupdate ilmu. "Sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Provinsi NTT, tentunya kegiatan ini sangat didukung. Apalagi ini untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat," ujarnya.

Selain itu,dengan tema pelayanan emergency di daerah terpencil, kata dr. Stef, apa lagi di Provinsi NTT yang merupakan daerah kepulauan dengan hampir 80 persen masyarakat berasa di pedesaan. Karena itu kondisi kegawatdaruratan ini semakin kompleks penangananya.

"Karena diharapkan pada situasi daerah terpencil. Keterbatasan fasilitas kesehatan, keterbatasan sumber daya tenaga kesehatan, kondisi geografis yang tidak memungkinkan untuk proses rujukan hal ini menambah kompleksitas dari penanganan kesehatan," ujarnya.

Dia mengaku, IDI NTT juga diberikan kesempatan untuk membawakan materi tentang moral dan etika khususnya penanganan kasus gawat darurat khususnya di daerah terpencil. "Hal ini sangat penting untuk memberikan dorongan, keamanan dan kenyamanan bagi teman sejawat khususnya daerah terpencil untuk penanganan kasus gawat darurat," tambahnya.

Sebagai Ketua PABI NTT sebelumnya, kata dr. Stef, diharapkan dengan kepengurusan yang baru PABI NTT lebih dinamis dan maju ke depan, untuk membantu proses pelayanan kesehatan di masyarakat khususnya di bidang bedah. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan