61 Tahun, Undana Lahirkan 50 Guru Besar

  • Bagikan
PENGUKUHAN. Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D tengah mengalungkan gordon guru besar kepada Prof. Dr. Yantus Aristarkus B. Neolaka, S.Pd., M.Si disaksikan Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam M.Sc pada acara pengukuhan guru besar di Auditorium Undana, Kamis (3/8). (FOTO: DIO CEUNFIN FOR TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Universitas Nusa Cendana (Undana) kini menginjak usia yang ke-61 tahun. Usia ini jika diibaratkan manusia, sudah masuk kategori tua. Meski tua, Undana terus mengembangkan sumberdaya dosen agar menjaga kualitas dan mutu pendidikan.

Sejak didirikan pada tahun 1962, universitas negeri terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini telah melahirkan 50 orang Guru Besar.

Terakhir, mengukuhkan dua orang profesor yakni Prof. Dr. Yantus Aristarkus B. Neolaka, S.Pd., M.Si, Bidang Ilmu Kimia Analitik - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang juga merupakan Guru Besar ke 49 Undana, dan Prof. Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana, S.Si., M.Si, Bidang Ilmu Teknik Kimia Organik - (FKIP) yang merupakan Guru Besar ke 50 Undana.

Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam M.Sc menyebut meski sudah melahirkan 50 guru besar, tapi jumlah tersebut belum memenuhi standar ideal sebagai sebuah perguruan tinggi.

"Sejak berdiri pada tahun 1962 kini Undana telah melahirkan 50 guru besar. Idealnya sebuah perguruan tinggi itu jumlah guru besar mencapai angka 10-15 persen dari total dosen yang ada," katanya.

Disebutkan bahwa saat ini, Undana memiliki dosen kurang lebih 900 dosen maka idealnya jumlah profesor minimal 90-135 orang.

Selain guru besar, Prof Maxs Sanam menyebut saat ini Undana memiliki dosen yang bergelar doktor sebanyak 230 orang dan lektor kepala 200 orang.

"Dengan rasio dosen ini maka kita berpotensi mencapai angka ideal tadi," jelasnya.

Pada momentum pengukuhan guru besar ke 49 dan 50 itu, ia mengharapkan agar terus berinovasi dan lakukan riset penelitian agar terus kontribusi bagi pembangunan daerah.

"Momentum ini menarik karena kedua guru besar yang dikukuhkan ini dari fakultas yang sama yaitu FKIP. Saya minta terus lakukan riset dengan inovasi agar ilmu yang dimiliki juga turut berkontribusi bagi daerah," kata Prof. Maxs. (r3)

  • Bagikan