Disiplin Sekolah Pagi, Sepuluh Siswa Dapat Beasiswa dari Gubernur NTT

  • Bagikan
BERI KETERANGAN. Julie Sutrisno Laiskodat bersama penerima beasiswa di Rujab Gubernur NTT, Kamis (17/8). (INTHO HERISON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak sepuluh orang siswa mendapat beasiswa dari  Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Julie Sutrisno Laiskodat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Kesepuluh orang siswa ini terpilih melalui penilaian dan seleksi selama pemberlakuan sekolah pagi di Kota Kupang. Selain disiplin mengikuti program yang dicanangkan Gubernur NTT itu, para penerima beasiswa juga memiliki kemampuan yang mumpuni.

"Beasiswa ini kami berikan secara pribadi. Awalnya kita hanya ingin memilih lima dari 400 orang yang diseleksi tetapi setelah seleksi mereka memiliki kemampuan yang luar biasa sehingga dipilih sepuluh orang ini," kata Julie Sutrisno Laiskodat ketika ditemui di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur NTT usai mengikuti upacara penurunan bendera, Kamis (17/8).

Anggota DPR RI itu mengungkapkan dari sepuluh anak yang terpilih, lima diantaranya akan menjalani pendidikan di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) International Business School. Sedangkan lima orang lainnya menjalani pendidikan beberapa perguruan di Kota Kupang.

"Jadi mereka ini hanya bawa diri dan mengikuti perkuliahan hingga selesai," ujarnya

Lebih lanjut, Ketua Dekranasda NTT ini menegaskan bahwa alasan dirinya memilih IPMI sebagai tempat melanjutkan studi bagi para penerima beasiswa karena ingin menjadikan mereka sebagai pengusaha-pengusaha sukses.

Dikatakan jika sudah memiliki jiwa dan pengetahuan entrepreneurship maka bisa mengelola kekayaan dan potensi alam yang dimiliki NTT.

Ia mengisahkan, sekolah-sekolah yang ia kunjungi, banyak anak-anak ketika ditanya cita-cita memilih menjadi TNI-Polri, PNS sedangkan tidak yang bercita-cita menjadi pengusaha. Maka perlu adanya peningkatan pengetahuan terkait pengusaha.

"Kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa tetapi kita tidak memiliki kemampuan untuk mengelolanya sehingga harus ada program untuk perbaikan sumber daya manusia (SDM).

Julie Laiskodat mengestimasi anggaran yang dikeluarkan untuk pendidikan bagi penerimaan beasiswa setiap tahun mencapai Rp 250 juta per orang sedangkan anggaran untuk studi S2 beda lagi.

Ditegaskan bahwa usai studi mereka wajib pulang ke NTT untuk mengembangkan potensi yang ada. Jika dalam perjalanan mereka memiliki jaringan dan diterima kerja di perusahaan maka tetapi harus membantu kembangkan NTT di bidang Pertanian, Perikanan dan Peternakan.

"Kita inginkan agar mereka selesai kuliah harus kembali dan mengembangkan potensi yang ada di NTT," tandasnya.

Maria Yohana Meo penerima beasiswa Pascasarjana IPMI mengaku tidak menyangka jika dirinya dipilih sebagai penerima beasiswa untuk melanjutkan studi S2 karena memiliki keterbatasan fasilitas serta banyak kekurangan.

"Kesempatan ini merupakan suatu kebanggaan dan menjadi tanggung jawab secara pribadi guna mengembangkan potensi daerah serta memberikan pengaruh pemuda-pemudi untuk menjadi seorang pengusaha," katanya.

Disebutkan bahwa dirinya memiliki keresahan yang sama seperti Bunda Julie Laiskodat karena banyak anak muda hanya menginginkan untuk menjadi seorang PNS, TNI-Polri lalu mengabaikan potensi alam NTT. Hal ini yang menjadi motivasi bagi Alumni Universitas Flores, jurusan Sastra Inggris ini menjadi pengusaha.

Untuk diketahui, kesepuluh penerima beasiswa tersebut masing-masing atas nama:

Beasiswa IPMI 

  1. Kiki Josua Saldena (SMAN 6 Kupang)
  2. Chairil Chandra (SMAN 6 Kupang)
  3. Gerraldy Marchelino Mustakim (SMAN 6 Kupang)
  4. Risky Muktar (SMAN 6 Kupang)
  5. Maria Yohana Meo (Universitas Flores)
  6. Filia Gracia Djami (SMAK Giovanni Kupang)

Beasiswa Lokal 

  1. Mariano Valenrianus M. Mbipi (SMAN 6 Kupang)
  2. Serlianti Lassa (SMAN 6 Kupang)
  3. Margareta Febriani Seran (SMAN 6 Kupang)
  4. Juretma R. A. K. Nau (SMAN 6 Kupang). (r3)
  • Bagikan